Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hamil
Hamdi tampak panik dengan keadaan Siska yang terlihat begitu lemas dan tak berdaya. Sehingga ia pun terus menemani Siska sampai ia masuk ke dalam ruangannya.
Dokter tengah memeriksa Siska dan Hamdi tak henti hentinya melihat ke arah dalam ruangan, dimana wanita itu tengah di tindak di sana. sampai Hamdi pun terus saja memainkan jari jarinya. Merasa cemas dengan keadaan wanita yang dulu sangat ia cintai dan rela ia berikan apapun sepenuh hati.
Dokter yang tengah memeriksa Siska, dengan cepat memberikan tindakan untuknya. memasang infus an di tangannya. Dan tak lama kemudian pria itu pun keluar dari dalam sana dan menemui Hamdi yang sejak tadi tak diam di depan ruangannya.
"bagaimana dok? Apa dia baik baik saja?" tanya Hamdi dengan suara bergetar saat ini.
"anda suaminya?" tanya pria itu yang membuat Hamdi terdiam dan menghela nafas pelan
"saya temanya dok. Sebentar lagi juga keluarganya datang kemari" jawab Hamdi dengan pasti.
"oh baiklah. Saya telah mengecek kondisi dari pasien dan saya pun telah melakukan pemeriksaan di bagian kepala serta perutnya. Dan tolong sampaikan pada suaminya, jika istrinya saat ini tengah mengandung dan saya harap pasien tak mendapatkan tekanan ataupun kelelahan apapun..karna cedera di kepalanya masih ada dan mungkin akan menimbulkan rasa sakit jika dia berpikir lebih dari apa yang biasanya kapasitas otaknya lakukan. jadi saya harap orang orang di sekelilingnya bisa mengerti hal ini. Saya akan resepkan obatnya dulu. Saya permisi"
Hamdi terdiam seketika, dengan mulut ternganga sempurna setelah tahu jika wanita yang ia cinta ternyata tengah mengandung anak di rahimnya.
Hamdi merasa senang karena ternyata Siska sebentar lagi akan menjadi ibu lagi, setelah kehilangan putranya saat dulu menjalani kisah cinta bersamanya. sehingga ia pun ikut dengan senang apa yang terjadi pada wanita di depannya.
Hamdi hanya bisa tersenyum di luar pintu ruang tersebut. Tanpa mau masuk ke dalam sana, sebelum Zidan dan Nayla ada di rumah sakit juga. mengingat ia bukanlah siapa siapa dan tau untuknya jika harus dekat kembali dengan pujaan hatinya, setelah wanita itu menikah dan kini tengah mengandung benih dari suaminya.
"syukurlah sis, sekarang kamu akan menjadi ibu lagi" gumam Hamdi pelan, sebelum ia pun menghapus air matanya yang jatuh tak bisa ia tahan
Hamdi sangat senang dengan kabar ini. Akan tetapi ia pun merasa kasihan pada Siska yang sampai saat ini belum tahu jika suaminya, ternyata telah memiliki anak dari wanita lain tentunya. Sehingga ia pun akan lebih overprotektif padanya, jika sampai Jonathan berselingkuh darinya nanti.
Hamdi berdoa dan mulai duduk kembali di atas kursi, depan ruangan tempat Siska berada saat ini. hingga tak butuh waktu yang lama. Tiga puluh menit setelahnya menelpon sang sahabat, pria itu pun menatap ke ujung lorong sana, yang terdapat pria serta wanita di sisinya, yang tampak panik dengan keadaan wanita yang kini tengah berbadan dua.
"Ham!" teriak Zidan yang berhasil membuyarkan lamunan Hamdi, yang kini mendekat ke arah pria itu berada sejak tadi.
"bagiamana? Siska baik baik saja kan? Jonathan masih belum kemari?" tanya Zidan dengan panik.
"Siska hamil Dan. selamat ya. Aku pergi sekarang" ucap pria itu dengan cepat, karena merasa jika ini bukanlah momen yang tepat untuknya berada di lingkungan keluarga yang telah ia kecewakan sebelumnya.