NovelToon NovelToon
Dilema Raisa

Dilema Raisa

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / Chicklit
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

Raisa, gadis malang yang menikah ke dalam keluarga patriarki. Dicintai suami, namun dibenci mertua dan ipar. Mampukah ia bertahan dalam badai rumah tangga yang tak pernah reda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Bebapa bulan kemudian. Rumah tangga iwan dan raisa benar-benar harmonis. Tidak ada lagi pertengkaran di antara meteka, irah dan roni selalu tersenyum ketika melihat kisah keduanya.

Keduanya sama-sama memiliki sikap lemah lembut,tidak ada yang egoi ataupun menaikan suara saat berbicara.

Namu kehidupan mereka tidak selama indah, hari ini setelah 7 bulan lamanya iwan dan raisa tidak pernah lagi kerumah atun. Atin adik iwan menelpon.

"hallo kak...boleh gak pinjam motor? Aku besok wisuda, malu dong kalau pake ojek!" rengek atin di sebrang sana.

Iwan tidak menjawab,dia melirik ke arah sang istri yang memang sama-sama mendengarkan suara atin.

Raisa memberi anggukan kecil,pertanda mengijinkan jika motornya akan di pinjam. Iwan membalas dengan senyuman lega,ternyata istrinya memiliki hati yang luas.

Saat Iwan hendak menjawab, suara Atin justru lebih dulu menyela.

"Halo, Kak? Kenapa diam? Apa sekarang setelah tinggal di sana jadi tuli?" tanya Atin dengan nada ketus.

"jaga bicara mu atin! Aku kakak mu. Aku meminta izin terlebih dulu pada kakak ipar mu!"jawab iwan dengan nada yang ketus.

"alah kak...kenapa harus minta izin,itu motor kakak bukan motor nya!"balas nya dengan nada yang mengjengkel kan.

Iwan melirik ke arah istri nya ,dia merasa malu dan tidak enak hati. "kenapa dia tidak mempunyai sopan santun!"gumam nya pelan namun masih bisa terdengar oleh raisa.

Raisa mendelik, dia menghela nafas panjang. Setelah itu dia bangkit dan pergi begitu saja meninggalkan iwan yang masih duduk di ruang makan dengan memegang ponsel nya.

"sa...apa kamu marah?"tanya iwan dengan mendudukan bokong nya di atas ranjang sebelah istrinya.

"enggak kok mas!"jawab nya dengan tegas. Tidak mengalihkan pandangan sama sekali, dia sibuk dengan pakaian nya yang sedang dia lipat.

"maafkan semua keluarga mas ya."lirih nya pelan dengan pandangan fokus ke arah wajah sang istri yang semakin cantik.

raisa hanya diam,tangan nya masih sibuk dengan semua pakaian di depan nya. Dia sama sekali tidak ingin membahas masalah ini.

Iwan menghela nafas dengan berat. "Tolong maklumi ya sa...keluarga mas memang seperti itu."ucap nya pelan dengan tangan yang mengelus pelan pundak sang istri.

Raisa mendelik, dia berbalik arah menghadap suami nya. Matanya menyipit menyiratkan kekesalan yang sudah tidak bisa dia tahan.

"Apa maksud Mas? Kenapa harus selalu aku yang mengalah? Sesekali, bicaralah seperti itu ke keluargamu, Mas!" balasnya dengan nada kesal.

Iwan terdiam,tenggorokan nya tercekat dengan susah payah dia menelan silvanya. "Apa mas salah bicara?" tanya nya dengan suara yang bergetar.

"Cukup mas!" jawab nya dengan menaikan satu tangan nya ke depan wajah iwan. "Aku tidak ingin lagi membahas nya!" ucap nya lagi dengan tegas.

"Tapi sa...sudah lama kita tidak berkunjung kesana, biarkan mas membantu atin sekali ini saja untuk meminjamkan motor ya." bujuk iwan dengan nada sangat lembut.

"Aku tidak pernah melarang mu mas! Benar kata adik mu itu motor mu bukan motor ku. Itu hak mu mas." ucap nya dengan menekankan setiap perkataan nya.

"Tapi wajah mu terlihat sangat marah sa."ucap nya lagi dengan pandangan tertuju pada wajah sang istri.

Raisa mendengus, dia bangkit dengan membawa tumpukan baju yang sudah dia tata rapih. Dengan grusak-grusuk raisa memasukan semua pakaian itu.

Iwan hanya menatap sendu ke arah raisa. Kenapa susah sekali menyatukan keluarga dan istri nya. pikir nya .

Besok nya, Raisa sedang bersenandung riang dengan tangan yang menggenggam lembut selang air. Dengan senyum yang mengembang dia siram bunga yang berwarna-warni di depan nya.

"cantik sekali..." gumam nya pelan dengan senyum yang terukir manis di wajah nya.

senyum nya luntur saat melihat iwan suami nya yang sibuk memanasi motor milik nya.

beberapa menit kemudian, datang saudara nta bernama iman. Putra dari kaka ibu nya.

"iwan...aku kesini mau ngambil motor, di suruh arin."ucap nya begitu sopan. Raisa masih diam metung dengan tangan yang masih mengenggam selang air.

Entah kenapa raisa selalu di acuh kan dan tidak di anggap oleh keluarga suami nya. Sejak awal memang atun sudah sinis saat pertama kali iwan membawa dirinya ke rumah. Namun, raisa beranggapan jika setelah menikah dia akan bersama suaminya bukan bersama mertua. Namun siapa sangka setelah menikah iwan di larang pergi oleh ibu nya. Bersyukur sekarang iwan tidak lagi begitu mendengar perkataan ibu nya yang menurut nya tidak masuk akal.

Setelah iwan pamit pergi bekerja, riasa dengan lunglai berjalan ke arah kamar nya. Dia menyalakan tv tapi fokus nya pada ponsel nya.

Dia sedang asik melihat postingan orang lain di beranda nya, raisa tertawa terbahak- bahak saat melihat postingan vidio orang lain.

Namun,tawa nya luntur saat melihat postingan atin, adik ipar nya. Di sana memposting foto keluarga saat atin wisuda lulus SMA.

Terdapat semua keluarganya, bahkan iwan berada di sana, semuanya memakai batik yang sama. Hanya tidak ada dirinya di sana.

Dada nya begitu sesak, jantung nya berdetak lebih cepat bergemuruh seolah ingin meluapkan amarah yang dia pendam.

Bahkan suaminya sebelum nya tidak mengatakan apapun padanya.

Mata yang sudah merah menahan tangis ,tangan yang bergetar menggenggam ponsel dengan sangat kuat.

Entahlah kenapa dia semarah ini, bukannya dari dulu dia memang tidak di anggap ada.

Raisa tertawa sumbang, seolah menertawakan nasibnya sendiri. Hatinya perih saat melihat keluarganya dengan terang-terangan memposting momen bahagia itu di semua media sosial, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya tak pernah ada.

"kenapa aku harus marah?bukannya itu bagus jika aku tidak berada di antara mereka semua."ucap nya pelan kepada dirinya sendiri.

Namun dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, hati nya sakit apalagi di sana ada suaminya yang ikut berfoto tanpa dirinya di samping nya.

Air mata yang sudah ia tahan akhitnya jatuh juga. "Tega nya kamu mas.."lirih nya pelan sambil terisak pelan.

Dengan gerakan cepat dia mematikan ponsel nya,dia lempar dengan asal. Air matanya dia usap dengan kasar. "cukup sudah ,kenapa aku harus menangis. Seharusnya aku merasa bebas bukan?" ucap nya lagi berusaha menguatkan diri sendiri.

Dia mendesah pelan,"apa aku akan kuat?" tanya pelan kepada dirinya sendiri.

Pandangan nya tertuju pada jari manis nya, di sana masih terlingkar manis di jari nya. Dia mengangkat tangan nya. Memperhatikan cincin pernikahan mereka.

Air matanya kembali jatuh, "Kenapa, setelah berkali-kali aku sakit hati, aku masih tetap mencintaimu, Mas..." gumamnya pelan, tatapannya kosong menatap cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!