Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda Suami
Setelah sarapan dan mempersiapkan semuanya, Gita lebih dulu berangkat menggunakan ojol. Sebenarnya Ezan ingin berangkat bersama sang istri namun, Gita tidak mau membuat kehebohan di kantor Ezan.
"Kamu kenapa Yu, ada masalah?" Ayu yang saat itu sedang melamun di meja kerjanya, di buat terjingkat mendengar suara Gita.
"Astaghfirullah Gita, kamu buat aku kaget saja !!" denhan mengerucutkan bibirnya Ayu merasa kesal dengan ulah Gita yang membuatnya kaget.
"CK..lagian kamu, pagi-pagi sudah ngelamun saja. Ngelamun apa sih, kayaknya berat banget?"
Ayu menatap kearah Gita dan kemudian menundukkan kepalanya.
"Kenapa, coba kamu cerita sama aku..kali saja aku bisa bantu."
"Ini soal keluarga ku. Ternyata ayah punya hutang banyak sama rentenir. Mereka semalam ke rumah dan minta untuk kami membayarnya. Kalau sampai tiga minggu kami tidak melunasi nya, dia minta aku jadi istri ke tiga nya."
Gita melebarkan matanya mendengar penuturan sahabatnya itu. "Hahh..!! Masih jaman kayak gitu memangnya? Bahkan semua ini ada di novel-novel loh Yu.."
"Kadang, yang di novel-novel itu pun tanpa sengaja ternyata ada yang mengalami nya Git.. makanya aku bingung mau gimana, sedangkan kemarin saja aku sudah kasbon di kafe buat bayar ujian adik aku."
Gita menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas nya dengan perlahan. " Berapa hutang ayah kamu?"
" Hutang ayah ku banyak Git, 50 juta." Gita mengangguk- anggukan kepala nya.
"Yu, aku akan coba membantumu. Tapi aku nggak janji sama kamu kalau akan sebanyak itu yang aku bantu." Ayu menatap serius ke arah Gita.
"Kamu serius Git, nggak apa-apa Git..walaupun sedikit. Aku sangat berterima kasih untuk itu. Semalam aku juga sudah mulai cari kerja tambahan, ada tetangga menawarkan pekerjaan yang gajinya gede, tapi aku masih mikir-mikir."
"Pekerjaan apa memangnya?' Gita memicingkan matanya menatap penuh curiga pada Ayu.
"Pelayan di club malam." Ayu pun membisikkan kata yang membuat Gita melebarkan matanya.
" Nggak!! Kamu nggak boleh kerja disana! Itu bahaya!!" Gita melarang Ayu untuk mengambil pekerjaan itu.
"Tapi, kalau kerja disana..selama seminggu bisa dapat setengah dari jumlah hutang aku Git.."
"Nggak ya Yu, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Pokoknya aku tidak setuju. Aku akan berusaha mencari pinjaman ke orang-orang buat bantu kamu."
"Tapi, kamu mau cari pinjaman kemana? jumlahnya banyak Git.."
"Nanti aku pikirkan..sudahlah, sekarang kita kerja dulu..."
Ayu dan Gita pun kembali fokus dengan tugasnya sebagai pegawai magang di Hutama Group.
Jam makan siang tiba, kini Ayu dan Gita serta Dara dan juga Hani.
Gita bisa melihat sahabatnya masih banyak diam. Gita berpikir jika dia akan meminjam uang dari Ezan untuk membantu sahabat nya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Caffe di mana Ayu bekerja, terlihat Ayu banyak diam seperti waktu di kantor. Bahkan sempat tak fokus mengakibatkan pesanan tamu ada yang tertukar dan kemudian menimbulkan sedikit ada complain dari costumer.
"Ayu, bisa keruangan saya!" seorang laki-laki yang bernama Darma memanggil Ayu untuk masuk ke dalam ruangan kerja laki-laki itu.
"Maaf pak, ada apa ya bapak panggil saya?"
Darma menghela nafas panjang.
"Ayu, kamu tadi lihat kan kalau kamu sudah buat kekacauan? Ada apa sama kamu, apa kamu ada masalah?"
Mendengar pertanyaan itu, Ayu pun hanya menunduk dalam.
"Bicaralah Yu, kamu sudah lama bekerja disini, kamu tidak pernah kacau seperti ini? Apa yang terjadi, apa ada yang menyakiti kamu?"
"Tidak pak, cuma saya ada sedikit masalah. Maaf untuk hari ini saya kurang fokus."
Darma menatap Atu yang masih menundukkan kepalanya. Darma tidak ingin memaksa Ayu untuk bercerita tapi, Darma yakin jika Ayu benar-benar membutuhkan teman untuk berbagi cerita, dia pasti akan bercerita dengannya.
Sedangkan di rumah Gita, saat ini Gita sedang membuat kopi untuk Ezan yang sedang lembur di ruang kerjanya.
Tok tok tok
"Mas, aku ganggu nggak?"
Ezan yang sedang fokus dengan laptopnya pun menatap ke arah pintu.
Dia melihat Gita yang sudah berdiri di depan pintu dengan lingerie sexy yang terlihat gundukan daging yang menyembul setengah dari Cup-nya.
Gita melangkah mendekati suaminya dengan gerakan yang terlihat sens*al. Dia meletakkan cangkir kopi yang dia bawa diatas meja kerja Ezan.
Terlihat jakun Ezan sudah turun naik melihat penampilan istri yang begitu menggoda. Dengan gerakan cepat Ezan menarik tangan Gita sampai tubuh Gita mendarat di pangkuan nya.
"Masss...!!" Gita memekik dan kedua tangannya pun langsung mendarat di leher Ezan.
Sementara kedua tangan Ezan melingkar di pinggang ramping Gita.
"Sayang kamu mau menggodaku, hemm?" Ezan berbisik dengan menggigit kecil telinga Gita.
"Ahhhku..nggak bermaksud begitu, kalau mas sampai tergoda, jangan salahkan Gita..hhhhh..!!' Gita tak ayal mend*sa* saat dengan nakal tangan Ezan merem*s kelapa muda milik Gita.
Sedangkan Gita pun sudah merasa jika Cacing Alaska milik Ezan sudah sibuk mencari celah untuk keluar dari sarangnya.
Ezan mela*ap bibir manis Gita begitu lembut dan penuh dengan kenik*at*n yang membuat Gita pun semakin lama semakin terbuai dengan cum**an yang di lakukan Ezan.
Ezan mengangkat tubuh Gita dalam dalam gendongan nya layaknya koala. Langkahnya tertuju pada sofa di ruangan itu. Tautan b*bir mereka tetap bertaut sampai di mana Ezan meletakkan tubuh Gita di sofa dan segera mengungkung tubuh sexy Gita dan kemudian melancarkan aksinya samapi Gita mengeluarkan suara yang begitu indah terdengar di telinga Ezan.
Ezan tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia begitu berga**ah dan menggempur habis Gita. Di sudut ruangan yang menjadi saksi perjalanan cinta dia insan yang awalnya bersatu karena terpaksa. Namun saat ini mereka melebur menjadi satu menikmati sensasi yang begitu luar biasa. Ezan pun merealisasikan fantasi li*r nya bersama Gita.
Gita yang menjalankan fase yang selalu ingin tahu dan ingin mencoba membuat Ezan bersorak senang saat melihat istrinya dengan rasa penasarannya mengikuti tingkah Ezan yang benar-benar membuat geleng-geleng kepala.
Tubuh keduanya saat ini terkapar dan berakhir di kamar mereka dengan saling memeluk serasa tak ingin berpisah.
"Kamu benar-benar buat aku gil* Git, terimakasih sayang." bisikan Ezan di balas dengan sebuah senyuman manis Daru bibir Gita.
Mata Gita yang awalnya tertutup, mata itu terbuka dan menatap lekat suaminya.
"Mas, aku boleh minta tolong?"
"Minta tolong apa sayang, katakan!" Gita terlihat sedikit ragu mengatakan pada suami nya tentang keresahan yang seharian ini dia rasakan.
"Aku mau pinjam uang sama kamu, apa ada?" Ezan mengernyitkan dahinya mendengar penuturan istrinya.
"Uang buat apa, kenapa harus pinjam. Aku akan berikan sayang.."
"Sebenarnya ini bukan buat aku, tapi buat Ayu. Ayahnya terjerat hutang dan aku takut kalau sahabat ku itu nekat kerja di Club buat bayar hutang ayahnya. Aku juga takut kalau dia nggak bisa bayar, dia akan menjadi istri ketiga rentenir itu."
Ezan mendengar ucapan Gita, akhirnya membuka nakas yang ada di sampingnya. Dia mengambil dompet miliknya dan mengambil sebuah kartu.
"Pakai ini, semoga cukup untuk bayar hutang teman kamu. Jadi, kamu goda aku gara-gara mau ngomong ini ,hemm? Lain kali, kalau butuh apapun kamu bilang saja, nggak perlu sungkan. Tapi, untuk malam ini benar-benar buat aku senang. Terimakasih sayang, pakailah kartu itu buat bayar hutang teman mu. PIN nya tanggal pernikahan kita."
Gita tersenyum canggung saat mengingat bagaimana cara dia untuk mengatakan jika dia butuh uang untuk Ayu pada Ezan, bahkan dia menggoda Ezan malam ini.
Bersambung