perkenalkan nama ku Alena Candra Winata biasa di panggil Alena kehidupan ku yang awal nya gadis remaja berubah tragis ketika aku salah pilih pasangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arieella Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dengan status baru
Keesokan paginya alena pun terbangun lebih awal dan dia melihat bastian sedang tidur sambil meminum asinya
“astaga” ucap alena
dan jantung alena berdetak lebih kencang dari biasanya Alena pun merasa heran dengan perasaanya sendiri
“kenapa rasanya seperti pertama kali waktu aku bertemu dengan si brengsek romi itu”ucap Alena dalam hatinya
Merasakan pergerakan dari Bastian alena pun berpura pura menutup matanya lagi dia sangat malu dengan bastian,kemudian bastian pun terbangun dan melepaskan bibirnya dari dada alena
“masih tidur “ucap bastian
Saat bastian akan berdiri reflek alena menutup dadanya dan bastian melihat hal itu
“pagi sayank ,ternyata kamu sudah bangun “
"kak bastian” ucap alena
Bastian memeluk tubuh alena dan bastian bisa merasakan jantung Alena yang berdetak lebih kencang
“kenapa dengan jantung mu alena”
“kak tolong lepaskan pelukan ini “
"apa kamu memiliki rasa yang sama dengan ku hem “
“kak bastian lepaskan “
"tidak sebelum kamu mendengar pertanyaan ku “
“apa kak”
“alena aku suka sama kamu apa kamu juga merasakan hal yang sama”
Di situ alena hanya diam dia bingung dengan perasaanya
“kenapa kamu diam “
“aku bingung kak”
“bingung apa “
“aku merasakan hal yang sama saat aku pertama kali bertemu dengan si brengsek itu"
Di situ Bastian bisa menyimpulkan jika Alena juga memilik rasa terhadapnya
“jadi kamu suka sama aku” ucap bastian untuk memastikan
"sepertinya iya kak ,tapi apa Tidak akan menimbulkan masalah dengan mami dan papi kak “
“tentu saja Tidak mereka berdua pasti akan bahagia dengan kabar ini”
“benarkah kak”
“iya ,yaudah kamu siap siap ya ikut aku ke proyek aku Tidak ingin meninggalkan mu disini “
“iya kak “
Bastian pun bangkit dari tempat tidur dan mencium kening alena setelah itu dia pergi ke kamarnya untuk menuntaskan hasratnya sedangkan alena segera menuju kemar mandi untuk membersihkan diri setelah beberapa saat kini alena dan juga bastian menuju ke proyek sesampainya di sana benar saja sudah banyak para pendemo yang menunggu kedatangan Bastian meminta ganti rugi atas lahan yang telah di beli bastian
“jack apa tim pengacara dan yang lainnya sudah sampai “
“sudah tuan mereka sudah menunggu di dalam “
“ok “
Kini mereka semua turun dari mobi dan masuk kedalam kantor di sana bastian tidak melepaskan genggaman alena
“pagi tuan “
“pagi apa kalian semua sudah siap”
“sudah tuan”
“ayo kita keluar “
“baik tuan “
“sayank kamu tunggu disini ya jangan keluar apapun yang terjadi “
“iya kak”
Dengan status yang baru ke posesif an bastian semakin besar dan jack hanya menggelengkan kepala
“jack ayo keluar”
“iya tuan “
mereka semua pun keluar bersama dengan bastian ,di dalam ruangan kantor alena hanya bisa memandang bastian dari dalam kantor,sedangkan di luar saat ini bastian pun menemui perwakilan dari para pedemo
“pak saya ini sudah membayar lahan ini dan ini surat suratnya dan bapak bisa bertanya secara langung dengan para pihak bpn “
“itu kan akal akalan tuan karena mereka sudah tuan bayar “
“saya tahu negara ini negara hukum pak dan saya membangun hotel dan mall ini mengeluarkan uang yang sangat mahal jadi tidak mungkin saya tidka memiliki izin jika hanya sebuh lahan saja “
salah satu dari pendemo itu pun berusaha menjadi provokator dan tiba tiba melempar batu ke arah bastian dan terkena jidat bastian"
“tuan “ucap jack
Sedangkan Alene yang berada di dalam dia segera keluar dari kantor tersebut
“kak bastian “ teriak Alena dan berlari ke arah alena
Para pedemo yang masih arogan pun akhirnya melempar batu dan terkena oleh alena bastian yang melihat alena terluka tidak tinggal diam dan dia segera mengeluarkan pistol yang telah dia simpan di balik jasnya dan menembak ke arah atas
“dor dor dor “
tiga kali bastian mengeluarkan tembakan membuat semua orang pendemo diam dan ketakutan
“jack cepat siapkan mobil “
Bastian pun segera membopong tubuh alena dan seger membawa nya ke dalam mobil
“sayank kamu tahan ya”
“aku gak papa kak “
“kening mu mengeluarkan darah “
“apa bedanya sama dengan kamu kak” jawab alena sambil tersenyum
Hingga akhirnya alena pun pingsan karena telah banyak kehabisan darah
“pak agak cepat “
“baik tuan “
Kini akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit dan Alena segera di bawah masuk ke ugd disana keduanya segera mendapatkan penangangan setelah selesai kini bastian pun menemani alena
“bagaimana dok “
“gak papa tuan hanya syok saja “
“kita tunggu beberapa saat ya tuan setelah itu boleh pulang “
“baik dok “
Dokter pun pergi meninggalkan alena dan juga bastian kini ponsel milik Bastian berdering
“hallo mi”
“hallo bastian Alena ada di mana ya"
“ada apa mi “
“ini vero sedari tadi nangis terus menerus “
“alena dan bastian lagi di rumah skit mi ‘”
Mendengar hal itu mami melinda pun merubah panggilan menjadi video call
“astaga alena kamu bagaimana sih bastian kenapa putri mami terluka “
“mi bukan hanya putri mami tetapi aku juga terluka”
“aku Tidak peduli sama kamu ,astaga putri ku kapan kamu pulang “
“besok mi “
“yaudah kalau alena sudah bangun kamu harus segera menghubungi mami apa kamu paham “
“paham mi “
Panggilan pun berakhir dan kini bastian menunggu alena yamg masih belum sadar setelah menunggu beberapa saat akhirnya alena terbangun
“kak “
“kamu sudah sadar sayang “
“iya kak”
“suster”panggil bastian
Suster jaga yang ada di ugd pun segera menghampiri bastian
“ya tuan “
“pasien sudah sadar sus”
“tunggu sebentar ya tuan “
Suster pun segera menghubungi dokter yang sedang keluar sebentar dan tak lama dia kembali ke ugd
“permisi tuan saya mau mengecek keadaan pasien”
“silakan dok”
Dokter pun segera memeriksa keadaan alena dan setelah itu dokter pun memperbolehkan bastian dan alena untuk pulang kini jack segera mengurus semua administrasi tak lama jack kembali
“tuan keadaan pasien dan tuan sudah membaik jadi tuan sekarang sudah boleh pulang “
“terima kasih ya dok"
Bastian dan Alena pun menuju ke arah hotel sepanjang perjalan lagi lagi alena merasakan dadanya sangat nyeri
“kamu kenapa “
Alena hanya melihat ke ara dadanya dan bastian pun sudah paham dan di segera memegang badan alena sedikit demam
“pak cepat sedikit “
“ya tuan “
Sesampainya di hotel alena dan bastian segera masuk kedalam kamar alena