Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Siksaan
Arthur memang sengaja membuat pesta pernikahan yang sangat mewah dan bahkan dia juga akan menyiarkan berita pernikahannya agar menemukan keberadaan Arinda.
"Tidak! Aku tidak hanya ingin menyiksa Arinda, tapi aku juga akan membuat wanita itu berpikir dua kali untuk menipu ku. Amanda, kau telah berani masuk ke dalam hidup ku maka aku tidak akan membiarkan mu keluar begitu saja dari hidupku jika bukan aku yang mengeluarkan mu sendiri! Kau akan menerima akibatnya nanti Arinda!" jelas Arthur.
Dia tidak lagi memperdulikan apa yang akan terjadi nantinya karena saat ini dia akan membalaskan dendamnya terhadap Amanda dan juga Arinda.
Kedua wanita itu harus mendapatkan pembalasan yang setimpal darinya. Akan Arthur buat mereka menyesal.
Saat dia sampai di rumahnya, orang pertama yang di carinya adalah Amanda dan dia bertanya pada pelayan di rumahnya di mana wanita itu.
"Di mana dia?" tanya Arthur pada pelayan rumahnya tanpa melihat ke arah mereka sedikit pun. Tatapannya begitu datar dan lurus seolah-olah tidan menanggap mereka nyata di sana.
"Nona Amanda sedang berada di taman Tuan," jawab salah satu dari mereka.
Tanpa menunda waktu lagi Arthur langsung pergi ke taman setelah mengetahui di mana keberadaan wanita itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Arthur ketika melihat Amanda.
Amanda langsung mengalihkan pandangannya setelah mendengar suara laki-laki yang terlihat menyeramkan itu jika sudah bicara.
"Aku sedang-"
"Jawab dengan benar!" ucap Arthur dengan tegas hingga mencengkram rahang Amanda.
Arthur sangat tidak menyukai orang yang suka sekali membuang waktu dan dia paling membenci hal itu. Menurutnya Amanda ini terlalu lamban dan lamah, maka dia bisa menyiksanya.
"Maaf," jawab Amanda sebisanya sambil menahan rasa sakit di rahangnya.
Karena kulitnya yang putih bersih seperti salju membuat bekas cengkraman tangan Arthur langsung membekas dan memerah. Namun, tidak sedikitpun Arthur merasa kasihan dengan Amanda.
"Pergi bersiap karena aku akan mengajakmu pergi ke luar! Ingat, jangan pernah mengatakan hal buruk tentangku. Kita akan menikah dan aku ingin kau menunjukkan pada orang-orang jika kau adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini karena akan menjadi mempelai ku!" jelas Arthur hingga membuat Amanda hanya bisa menjawab dengan anggukkan kepalanya saja karena dia masih merasa bahwa rahangnya terasa sakit dan berdenyut.
"Bawa dia pergi!" titah Arthur pada pelayan rumahnya.
Amanda di bawa ke dalam kamarnya dan mulai di rias setelah seluruh tubuhnya bersih. Jika seperti ini dia terlihat seperti wanita yang paling beruntung karena di perlakukan seperti ratu, tanpa mereka tau jika dia mendapatkan banyak siksaan dari Arthur.
"Sabar ya Nona, saya yakin jika tuan Arthur akan berubah nanti. Dia sudah terbiasa hidup sendirian sejak kecil dan kata ibu saya kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil tunggal. Selama ini dia hanya hidup sendirian tanpa ada sanak saudara, jadi saya yakin jika nona bisa merubahnya." Amanda melihat ke arah Lia pelayan yang selalu bersamanya.
"Apakah kau yakin Lia? Hatinya sekeras batu. Dia sangat kasar dan kejam, lalu bagaimana bisa aku merubahnya Lia?" tanya Amanda dengan raut wajah putus asa miliknya.
Dia sudah tidak tau lagi harus melakukan apa karena saat ini dirinya benar-benar merasa bahwa hidupnya sudah berada di ambang kehancuran. Dia tidak mungkin bisa keluar lagi setelah ini karen Arthur akan menutup semua akses keluar untuk dirinya.
***