*Ini adalah lanjutan dari Kultivasi Raja Bayangan, jadi baca dulu jilid pertama sebelum ke novel ini...
Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 32 — Tuduhan
Tidak lama kembang api dinyalakan, beberapa kelompok dengan seragam yang berbeda muncul di lokasi Liu Yuwen.
Liu Yuwen mengerutkan dahi, jumlah mereka sekitar puluhan orang, sebagian besar adalah kultivator Alam Spirit dan Alam Jiwa sementara sedikit diantaranya merupakan Alam Raga. Liu Yuwen bahkan bisa melihat beberapa dari mereka ada yang mencapai Alam Nirvana.
"Lizi, kau sadar kembang api apa yang kau gunakan?"
Salah satu kultivator Alam Nirvana yang tiba ditempat Liu Yuwen bertanya pada pria berotot itu dengan tatapan yang dingin.
"Tetua Zhu, pemuda ini memiliki benda yang kita cari. Semua, dia lah yang memegang pusaka kaisar itu!" Pria berotot itu berseru lantang sambil menunjuk ke arah Liu Yuwen.
Liu Yuwen menaikan alisnya. "Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan?!"
Pria berotot itu tidak menanggapi ucapan Liu Yuwen, sebaliknya ia terus berbicara pada kultivator disekelilingnya.
"Tetua Zhu dan lainnya tolong percaya padaku, sebelumnya aku melihat pemuda ini mempunyai pusaka kaisar itu. Dia kini menyembunyikannya di dalam cincin ruangnya, mohon percayalah semuanya..." Tuduh pria berotot itu. "Agar aku tidak membocorkannya, dia langsung menyerangku. Tetua Zhu pasti mengetahui, di dalam sekte aku tidak pernah berbohong!"
"Kau menuduhku tanpa bukti, kau berpikir bisa memfitnahku agar dapat membunuhku." Liu Yuwen berkata den sedikit geram.
"Aku memang tidak memiliki bukti tetapi Tetua Zhu, kau bisa mengambil cincin ruangnya sebagai tanda bahwa perkataanku benar."
Luna yang masih berada di lantai tiga restoran ingin membantah tuduhan tersebut namun Liu Yuwen memberi tanda agar gadis elf itu tidak ikut campur.
Liu Yuwen lebih mengetahui situasinya, jika Luna angkat bicara dan yang lain mengetahui ada hubungan antar keduanya, dia akan ikut terlibat dalam konflik ini.
Pria berotot itu terus berbicara sambil berusaha meyakinkan yang lain, kultivator Alam Nirvana yang dipanggil Tetua Zhu sebenarnya merasa ada yang salah dengan laporan pria berotot itu yang terkesan mengarang dan mengada-ada.
Tetua Zhu melirik ke arah Liu Yuwen, "Anak muda, jika kau tidak ingin perkara ini sampai ke tahap pertumpahan darah sebaiknya serahkan cincin ruangmu kepadaku."
"Kau memilih mempercayai perkataan pria ini, alasan dia memanggil kalian kesini karena dia sedang terpojok olehku sebelumnya."
"Bohong, dia hanya membual-! Tetua Zhu jangan mempercayai perkataannya!" Pria berotot itu menyangkal cepat.
Liu Yuwen berdecak pelan, ia mengambil koin perunggu di sakunya sebelum menembakkannya ke arah kening pria berotot itu, membuatnya langsung tidak sadarkan diri.
"Percaya atau tidak itu bukan urusanmu, serahkan cincin ruang itu padaku selama aku masih memintanya baik-baik." Tetua Zhu melihat pria berotot tersebut pingsan tetapi tidak menunjukkan kepedulian yang berarti.
"Oh, bagaimana kalau aku menolak?"
"Kau akan mengetahui konsekuensinya."
"Kalau begitu aku ingin mengetahuinya." Liu Yuwen tersenyum lebar.
Tatapan Tetua Zhu menjadi semakin dingin, Liu Yuwen yang terlihat tenang dikepung oleh banyak kultivator aliran hitam sebenarnya sudah menunjukkan kemampuan pemuda itu tidak buruk tetapi melihat dia arogan dihadapannya membuat Tetua Zhu menjadi kesal.
Tetua Zhu menjentikkan jarinya, seketika puluhan kultivator yang memiliki seragam yang sama dengannya tiba-tiba bergerak ke arah Liu Yuwen sambil melepaskan nafsu membunuh.
Kultivator yang bergerak hanya berada di kekuatan Alam Spirit dan Jiwa.
"Aku ingin lihat, siapa diantara kalian yang berani mendekatiku." Senyuman Liu Yuwen semakin lebar sebelum melepaskan aura pembunuh yang pekat.
Aura pembunuh itu mengejutkan semua orang disekitarnya, kultivator yang hendak menyerang Liu Yuwen langsung berhenti melangkah karena ketakutan.
"Kau... Siapa kau sebenarnya?" Mata Tetua Zhu melotot sambil menunjuk Liu Yuwen.
Aura pembunuh yang dilepaskan Liu Yuwen sangat pekat setelah menghabisi ribuan musuhnya selama menjalani kehidupan kedua ini. Di aliran hitam sekalipun, hanya sedikit orang yang bisa menyamai aura pembunuh Liu Yuwen.
Tetua Zhu tidak menyangka Liu Yuwen akan memiliki aura pembunuh, terlebih aura pembunuh yang dilepaskan pemuda itu merupakan aura pembunuh terkelam yang pernah ia temui semenjak menginjakkan kaki di dunia persilatan.
Kultivator Alam Spirit dan Alam Jiwa tidak berani melangkah lebih jauh, aura pembunuh Liu Yuwen selain membuat mereka merasa terancam, juga membuat para kultivator itu kesulitan bernafas.
"Kau memang memiliki aura pembunuh yang pekat lalu kenapa? Itu hanya menunjukkan kau membunuh lebih banyak dari kami." Salah satu Kultivator Alam Nirvana yang lain ada yang tidak takut dari aura pembunuh Liu Yuwen.
"Hmph! Warna mata ungu'mu cukup bagus, aku yakin itu bukan Mata Bulan yang kukenal karena semaunya yang memilikinya sudah lama tewas." Yang lain ikut menanggapi, ia melepaskan aura pembunuhnya juga meski tak sepakat aura Liu Yuwen.
Liu Yuwen tersenyum sinis. "Benar-benar, aku hanya membunuh lebih banyak dari kalian."
Kultivator Alam Nirvana itu mendengus kesal lalu menyerang Liu Yuwen diikuti empat kultivator Alam Nirvana yang lain. Tetua Zhu terdiam sebentar, meski ada ragu dihatinya, tetapi pada akhirnya ia ikut menyerang Liu Yuwen juga.
Liu Yuwen mengeluarkan pedangnya kemudian menyambut serangan lawannya. Melihat ada pertarungan di jalanan kota, kerumunan dengan cepat terbentuk mengelilinginya.
***
Pertarungan Liu Yuwen dan lima kultivator Alam Nirvana berlangsung dengan sengit, semua orang bisa melihat kekuatan kedua pihak hampir berimbang.
Mereka yang ahli justru menemukan ada yang janggal dari pertarungan tersebut terutama Liu Yuwen, pemuda itu tampak tidak fokus saat menghadapi lawan-lawannya.
Liu Yuwen bersikap defensif ketika bertarung, ia hanya beberapa kali menyerang balik sementara sebagian besarnya digunakan untuk bertahan.
Tetua Zhu juga merasakan hal serupa, ia berfirasat Liu Yuwen sebenarnya bisa menekan mereka berlima, terbukti saat pemuda itu bisa menangkis seluruh serangan lawan-lawannya tanpa kesulitan yang berarti.
Sesekali disetiap kesempatan, Liu Yuwen melirik ke arah kerumunan. Liu Yuwen menemukan kultivator semakin banyak berdatangan ke tempat ini sejak kembang api tadi dibunyikan, jumlahnya mungkin sudah ratusan.
Sebagian besar dari mereka adalah aliran hitam dan Liu Yuwen yakin, mereka bersekongkol dengan pria berotot sebelumnya.
Masalahnya beberapa kultivator yang muncul mencapai kekuatan Alam Kaisar, mereka tidak langsung masuk menyerang Liu Yuwen melainkan menunggu peluang untuk menyergap dirinya saat ada kesempatan.
'Aku harus mengakhi ini dengan cepat, akan ada banyak Alam Kaisar lain yang berdatangan...' batin Liu Yuwen.
Liu Yuwen mengalirkan qi yang besar ke dalam pedangnya sebelum mengayunkannya dengan kuat. Dalam satu tebasan, dua dari lima kultivator itu terdorong akibat menahan serangan tersebut.
Tetua Zhu dan satu rekan lainnya kaget bukan main, serangan Liu Yuwen barusan memiliki daya rusak yang hebat. Pusaka mereka mengalami retakan besar sementara tangan yang memegangnya terasa kebas.
Liu Yuwen tidak berhenti sampai di sana, ia mengganti pedangnya karena pedang sebelumnya langsur hancur dalam sekali tebasan tersebut. Pedang Liu Yuwen kembali terayun, kali ini sasarannya adalah tiga kultivator Alam Nirvana di dekatnya.
"Bahaya-! Segera menjauh!"
Tiga kultivator itu ingin memisahkan diri tanpa peringatan itu sekalipun namun pedang Liu Yuwen nyatanya lebih cepat lagi, ayunan pedang Liu Yuwen berikutnya langsung menghancurkan pusaka ketiganya sekaligus memotong tubuh kultivator itu menjadi dua.