Jodoh Ke 2

Hari ini Kemuning sengaja datang untuk mengunjungi Rayyan, sekalian untuk memeriksakan kandungannya.

Karena khawatir akan terjadi sesuatu seperti hari itu , Bambang pun ikut mengantar sampai ke dalam.

Di depan lift Kemuning bertemu dengan dr.Septian.

" Anda sudah sehat?". Tanya dr.Septian , ia belum tau nama Kemuning, yang ia tau wanita cantik nan anggun ini adalah istri Pak Direkturnya.

" Eh , iya dok...Emmm ?".

dr.Septian tau Kemuning bingung , " Kenalkan saya dokter Septian yang memeriksa anda saat pingsan waktu itu ".

" Oh jadi anda yang yang menolong saya , terima kasih ya dok ".

" Sama - sama Bu....dan selamat atas kehamilannya ".

" Dokter Septian tau ?".

" Iya ". Pembicaraan mereka berhenti karena pintu lift terbuka , mereka menaiki lift khusus karyawan rumah sakit.

" Silahkan Bu ". Kemuning menganggukkan kepalanya, lalu masuk di ikuti oleh Bambang.

" Dia....?". Tunjuk dr.Septian pada Bambang.

" Ini Bambang Pak dokter ". Ucap Kemuning.

" Saya sopir pribadi Pak Ray dan Ibu Kemuning , sekarang merangkap menjadi bodyguard ". Bambang menarik tangan dr.Septian untuk ia ajak berjabat tangan.

Kemuning sampai terkekeh , " Jangan kaget dok , si Bambang memang agak random orangnya ".

Deg....senyuman Kemuning membuat jantung dr.Septian seperti terkena serangan jantung mendadak.

Gila senyumnya manis banget, Pak Ray sungguh beruntung, ini mah definisi wanita idaman buat di jadikan pendamping seumur hidup...

Ada rasa kagum menyeruak di hati dr.Septian, tapi ia segera kembali sadar , bahwa dia tidak akan bisa menjangkau Kemuning yang sudah menjadi milik dokter Rayyan, ia tidak akan menjadi perebut istri orang.

Karena masih mengaggumi Kemuning sampai dr.Septian lupa turun.

Ting....lantai dua belas ...Kemuning pun keluar di ikuti oleh Bambang.

" Loh dok ,kok tidak turun , dokter mau ke lantai berapa?". Tanya Kemuning melihat dr.Septian masih setia berdiri di dalam lift , pasalnya ini lantai yang terakhir ,Kemuning kira dr Septian ada perlu di lantai dua belas ,jadi ia biarkan saja , karena ia juga tidak tau di mana dr.Septian bertugas.

" Ah iya ....".

Ketika sampai di luar lift dr.Septian baru sadar.

" Iniiii....bukannya lantai dua belas ya ?".

" Iya dok , apa dokter mau bertemu dengan suami saya ?".

" Tidak Bu , silahkan ibu duluan, saya mau kesana " elak dr.Septian, ia sengaja menunjuk arah yang berbeda dengan tujuan Kemuning , padahal ia turun di lantai yang salah, gara - gara melamun tadi.

Ck...bagiamana bisa aku ikut turun di lantai dua belas , jika aku bilang salah turunnya pasti Bu Kemuning dan Bambang akan mentertawaiku....

" Baik dok, mari ...". Kemuning menundukkan kepalanya, memberi hormat pada dr.Septian. Begitupun dengan Bambang.

Tapi Bambang mendekat ke arah dr. Septian, lalu ia berbisik, " Ini bukan lantai tujuan dokter kan , makanya jangan suka melamun saja dok .....jadi nyasar kan ". Bambang memang memperhatikan gerak gerik dr.Septian, ia juga tau saat dr.Septian terpesona dengan senyum manis dari Kemuning.

" Apa Bambang tau ya ". dr.Septian membatin , sambil berjalan lawan arah dengan pikiran yang masih berkecamuk.

Merasa Kemuning dan Bambang tidak terlihat lagi...dr..Septian langsung kembali berbalik , berjalan cepat agar sampai di depan lift segera .

Menunggu lift terbuka terasa sangat lama bagi dr.Septian, ia sesekali menengok ke arah dimana Kemuning tadi berjalan.

dr.Septian melihat ke arah lift yang menunjukkan lantai 11..." Sebentar lagi....ayolah cepat....cepat " ucapnya bergumam .

Begitu bunyi ting ...pintu lift terbuka dr.Septian langsung masuk , ia membuang nafasnya lega, tapi itu hanya sebentar saja , karena tiba - tiba ada yang menahan pintu lift agar tidak tertutup.

" Tunggu !!!. Bambang masuk dengan nafas ngos - ngosan .

Deg....dr.Septian kaget, ia ingin menghindar dari Bambang maupun Kemuning, ini malah di pertemukan dengan Bambang.

dr.Septian berdecak dalam hati , apa lagi melihat senyum miring dari Bambang yang sangat menyebalkan di matanya.

" Eh dokter Septian, kita ketemu lagi , tadi salah ya dok ".

" Tidak juga , tadi yang saya cari ternyata tidak ada ".

Lift terbuka di lantai sepuluh , dr.Septian segera keluar , ia malas satu lift dengan Bambang.

" Saya turun dulu Mas Bambang ".

" Oh iya dok....sampai jumpa lagi ya ". Bambang melambaikan tangannya. Di balas dr.Septian dengan anggukan kepalanya.

" Ha...ha...ha...malu berat tuh kayaknya si dokter , lucu abis, kasih tau Kemuning nanti ah ". Tawa Bambang pecah begitu pintu lift tertutup.

dr.Septian masuk ke ruangannya.

" Dok , kemana saja , bilangnya tadi sudah sampai , tapi saya tunggu kok enggak nyampe - nyampe?". Tegur Sus Rini.

" Liftnya rusak ". Ucap dr.Septian.

" Hah ?? Masa iya perasaan enggak deh Dok , saya saja belum lama pake liftnya dan tidak rusak sama sekali ".

" Bawel kamu Sus, ayo kunjungan ke pasien ". Ajak dr.Septian dari pada Sus Rini terus bertanya - tanya dan membuat kepalanya makin pusing.

" Dok , beliin makanan buat Sus Freya lagi enggak ?". Tanya Sus Rini semangat , karena dia juga dapat jatah dari dr.Septian.

" Kok malah kamu yang semangat Sus , bukan karena kamu juga dapat jatah ya ?".

" He..he..he...enggak juga sih Dok , tapi kan kalau mau deketin Sus Freya harus gercep Dok nanti ketikung sama dokter Anton loh ".

" dokter Anton ?".

" Iya Dok , dokter Anton...haiisss dokter Septian ketinggalan berita rupanya ".

" Aku bukan kamu yang ada waktu luang buat bergosip Sus Rini ".

" Saya kasih tau ya Dok , dokter Anton juga suka sama Sus Freya , anda punya saingan berat Dok ".

" Sudahlah , ini kita enggak jalan - jalan kalau kamu terus bahas Sus Freya ".

" Eh iya...ayo dok !".

dokter Septian membuang nafasnya pelan ,ia teringat kembali saat bertemu dengan Sus Freya , ia dokter baru jadi belum terlalu mengenal siapa itu dokter Anton.

Sus Freya....dokter Anton......Kemuning.... Tiga nama yang berseliweran di benaknya.

" Kemuning ". Tanpa sadar bibir dr.Septian mengucap nama itu ,nama yang barusan terlintas di pikirannya.

" Hah...dokter panggil siapa tadi ??.

" Enggak ada Sus , kamu salah dengar ". Tajam amat telinga kamu Sus ..

Hari entah kenapa hari yang di lalui dr.Septian terasa tidak enak....ada yang mengganjal ,dan entah itu apa.

Bersambung...