NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Mati Rasa

Makanan tertata rapi di meja panjang, setiap hidangan diatur dengan cermat seolah ada seniman di baliknya. Aroma lezat yang menguar dari berbagai makanan langsung menggoda indra penciuman, membuat perut terasa semakin lapar. Hazel, yang sejak tadi menahan diri, akhirnya tak bisa menahan hasratnya dan mulai makan dengan lahap.

"Sumpah enak banget," batin Hazel sambil menyuapkan lagi makanan ke mulutnya.

Setiap suapan terasa seperti pesta di lidahnya. Di seberang meja, Tania melihat kelakuan Hazel dan hanya bisa menepuk jidat sambil tersenyum geli.

Di sudut ruangan, Renata, tuan rumah yang anggun, berjalan mendekati meja. "Kalian lanjutin ya makannya, tante ada urusan," ucapnya sambil tersenyum ramah. Ia lalu menoleh ke arah anaknya. "Davi, nanti teman-temannya antar sampai rumah mereka ya," pesannya dengan suara lembut tapi tegas.

Davian, yang sudah terbiasa dengan tugas seperti ini, hanya mengangguk sambil nyengir. "Ok, Bun," jawabnya singkat tapi penuh semangat. Hazel yang mendengar itu langsung bergerak cepat, grasak-grusuk mencari sesuatu di tasnya.

"Bentar Tan, boleh minta foto gak? Soalnya aku belum pernah foto sama aktris," kata Hazel sambil berdiri dan mengeluarkan handphone-nya.

Renata yang mendengar permintaan itu hanya tersenyum dan mengangguk. "Boleh, sini-sini," ajaknya dengan ramah.

 Mereka pun berdiri di tengah ruangan yang dipenuhi dekorasi elegan, siap untuk berfoto. Davian, yang sudah siap dengan tugas tambahan ini, mengambil handphone Hazel dan mulai memotret.

Tania ikut bergabung dalam beberapa jepretan, tapi Hazel seakan tak puas hanya dengan beberapa foto. Ia meminta Davian untuk memotret dari berbagai sudut, bahkan menggunakan handphone Tania juga.

"Sekali lagi, yang ini pakai handphone Tania ya," kata Hazel sambil menyerahkan handphone Tania kepada Davian.

***

Suasana ruang rapat terasa tegang dan penuh ketegangan. Di satu sisi meja panjang itu duduk Budi, CEO Antara Grup, bersama dengan tim kuasa hukum dan beberapa eksekutif penting perusahaan. Di sisi lain, tim dari Global Trade Exports yang dipimpin oleh Arta, seorang negosiator ulung dengan reputasi yang menakutkan di dunia bisnis.

Tumpukan dokumen-dokumen tebal tersebar di atas meja, menambah kesan betapa penting dan krusialnya pertemuan ini. Beberapa dari anggota tim Budi sibuk membolak-balikkan halaman-halaman dokumen, memeriksa setiap detail dengan seksama, mencari celah yang mungkin bisa mereka gunakan untuk keuntungan mereka.

Budi, dengan wajah serius dan penuh tekanan, menghela napas panjang sebelum berbicara. Ia meletakkan dokumen yang baru saja diperiksanya di atas meja dengan suara berdebum, menarik perhatian semua orang di ruangan.

"Jujur saja, ini sangat merugikan Antara Grup," ucapnya dengan nada tegas, menatap Arta dengan tatapan penuh ketidaksukaan.

Arta, yang sejak tadi duduk dengan tenang, hanya menyeringai. Senyum sinis terlukis di wajahnya saat ia mendengar protes dari Budi.

"Bukankah Antara Grup memang sudah merugi?" tanya Arta dengan nada yang terdengar santai namun penuh sindiran. Ia menyilangkan tangan di dada, menunjukkan sikap dominan dan tak tergoyahkan.

Budi menggertakkan giginya, menahan amarah yang berkobar di dadanya. Ia tahu situasi perusahaannya memang sedang sulit, tetapi ia tidak bisa menerima cara Arta yang seakan meremehkan usahanya.

"Antara Grup akan selamat, tetapi berada di bawah naungan Global Trade Exports," ucap Arta dengan tegas.

Suasana semakin tegang. Beberapa anggota tim dari kedua belah pihak saling berbisik, memberikan pendapat dan strategi. Ruang rapat yang dilengkapi dengan peralatan canggih itu seakan menjadi medan perang pikiran, di mana setiap kata yang keluar dari mulut para pemimpin menjadi peluru yang bisa menentukan nasib perusahaan.

Arta menyandarkan tubuhnya ke kursi, tatapannya tajam dan penuh keyakinan. "Kami memberikan tawaran yang terbaik untuk menyelamatkan Antara Grup," katanya, nada suaranya penuh percaya diri. "Namun, untuk itu, Antara Grup harus berada di bawah kendali kami. Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan kelangsungan perusahaan Anda."

Budi mengepalkan tangannya di bawah meja, berusaha tetap tenang meskipun hatinya bergolak. Ia melihat ke arah timnya, mencari dukungan dan inspirasi. Salah satu pengacaranya, seorang wanita berpenampilan tegas dengan kacamata tebal, mengangguk pelan, memberikan isyarat bahwa mereka harus berjuang lebih keras.

"Kami akan mempertimbangkan tawaran ini," ucap Budi akhirnya, suaranya sedikit melunak namun tetap tegas. "Namun, kami perlu waktu untuk membahasnya lebih lanjut dengan tim kami."

Arta hanya mengangguk singkat, menunjukkan bahwa ia tidak keberatan memberikan waktu tambahan. "Silakan," katanya, "tapi ingat, waktu adalah uang. Dan semakin lama Anda menunda keputusan, semakin besar risiko yang Anda hadapi."

***

Hazel merebahkan dirinya di sofa empuk di ruang tamu, sambil memandangi hasil foto di handphonenya. Senyum puas terpancar di wajahnya.

"Ternyata gue gak kalah cantik ya," puji Hazel pada dirinya sendiri, matanya berbinar-binar melihat setiap foto.

Tania, yang duduk di kursi dekat sofa, mendengar komentar Hazel dan merasakan dorongan untuk muntah. Ia melirik Hazel dengan ekspresi setengah jijik, setengah geli.

Hazel menyadari tatapan Tania dan tertawa keras. "Iri, bilang kawan," katanya sambil tertawa, memamerkan giginya yang rapi.

Tania mendengus dan melempar bantal kecil yang ada di dekatnya ke arah Hazel. "Gak ada yang perlu diirikan dari lo," balas Tania dengan nada bercanda, "karena gue terlalu sempurna untuk insecure."

Hazel dengan sigap menangkap bantal itu sebelum mengenai wajahnya, lalu tertawa lagi. "Ya, ya, Nona Sempurna," ujarnya sambil duduk dan menyandarkan bantal itu di belakang kepalanya.

"Zel, gue mau tanya sesuatu, boleh gak?" Tania bersandar di sofa dengan ekspresi serius, matanya memandang lurus ke depan.

Suasana tenang yang semula terasa di ruang tamu mulai berubah menjadi penuh dengan ketegangan yang samar.

"Boleh," jawab Hazel tanpa ragu, meletakkan handphone-nya di meja kecil di depannya.

Ia mengalihkan perhatiannya sepenuhnya kepada Tania, merasakan ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan oleh sahabatnya itu.

Tania menghela napas, seolah mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Hubungan lo sama kakak lo gimana?" tanyanya dengan nada penasaran.

Hazel terdiam sejenak, mengingat kembali interaksinya dengan kakaknya yang memang jarang terjadi. Ia mengalihkan pandangannya ke jendela, melihat bayangan pepohonan yang bergoyang pelan tertiup angin.

"Biasa aja sih," jawab Hazel akhirnya, memalingkan wajahnya kembali ke Tania. "Tapi gue tahu kok dia sayang sama gue. Dia gak marah kalau gue peluk dia."

Tania mengerutkan keningnya, tampak ada begitu banyak hal yang berkecamuk di pikirannya. Gerakan tangannya yang gelisah, mencengkram lengan sofa, menandakan kegelisahan yang mendalam.

Hazel, yang merasa ada sesuatu yang tidak biasa, menatap Tania dengan curiga. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit, mencoba membaca ekspresi sahabatnya itu dengan lebih jelas.

"Kenapa tiba-tiba tanya tentang kakak gue? Lo suka sama kakak gue?" tanyanya langsung, suaranya sedikit tegas.

Tania tertawa kecil, namun terdengar sedikit sumbang, seolah ada beban berat yang tersembunyi di balik tawa itu. "Suka? Kalau suka yang mengarah ke cinta itu gak mungkin. Karena gue udah mati rasa," ucap Tania dengan nada datar.

Matanya menerawang jauh, menembus ruang tamu yang terasa semakin sunyi. Hazel bisa merasakan ada luka yang tersembunyi di balik kata-kata Tania, luka yang mungkin selama ini tidak pernah diceritakan.

Tania menatap Hazel dengan tatapan yang intens, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting. "Begitupun dengan lo," ucap Tania dengan suara yang hampir berbisik, tapi cukup jelas untuk membuat Hazel merinding. "Lo juga mati rasa." Senyum tipis yang terukir di wajah Tania semakin membuat Hazel merasa tidak nyaman.

"Maksud lo apa?" tanya Hazel, mencoba menyembunyikan rasa takut dan kebingungannya.

 Jantungnya berdebar lebih cepat, dan ia bisa merasakan darahnya mengalir deras ke seluruh tubuh. Senyum Tania yang tidak biasa itu membuatnya semakin takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tania berdiri, mengalihkan pandangannya sejenak ke jendela sebelum kembali menatap Hazel dengan mata yang penuh dengan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan oleh Hazel.

"Sejujurnya gue seneng liat lo yang bisa nunjukin rasa kemanusiaan lo secara alami. Tapi gue lebih suka lo yang kejam dan berambisi," ucap Tania dengan nada yang datar namun menakutkan.

Hazel hanya bisa menatap Tania dengan kebingungan yang semakin dalam. Kata-kata Tania bergema di kepalanya, namun ia tidak bisa mengerti sepenuhnya apa yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Ia mencoba untuk menggapai tangan Tania, tetapi Tania sudah bergerak menjauh, meninggalkan Hazel yang masih duduk di sofa.

"Maksud lo apaan, Tan? Tania!"

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!