Dikhianati menjelang hari pernikahan membuat Zola Amaria meradang. Untuk menuntaskan rasa kecewanya, ia pun berakhir di sebuah club' malam bersama temannya. Hingga kejadian tak terduga pun terjadi, ia terlihat one night stand dengan seseorang yang tak terduga. Yang lebih parah, setelah kejadian itu, ia terus menerus dikejar pria itu untuk menuntut pertanggungjawaban.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Jangan lupa tap love untuk mengikuti cerita selanjutnya, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.5 Mantan The Most Wanted Handsome Man
"Are you kidding me, El? Jangan gila deh, kamu jauh-jauh pulang ke LA cuma buat jadi OB?" Gerry tampak mendengus kesal saat mengetahui apa yang dilakukan sahabatnya itu. Saat ini mereka tengah bersantai di sebuah cafe.
"Masih segar dalam ingatan aku gimana susahnya uncle Jhon dan aunty Evelyn nyuruh kamu pulang dari Milan untuk urus perusahaan di sini. Bahkan mereka sampai ancam mau jodohin kamu sama putri sahabat mereka, akhirnya kamu milih pilih urus perusahaan. Tapi bukan jadi OB juga, El. Apa sih sebenarnya yang ada dalam pikiran, kamu El? Beruntung belum ada karyawan kita yang mengenali kamu, El, kalau ada, bakal rumit." ujar Gerry dengan nada naik satu oktaf dan geleng-geleng kepala.
"Aku cuma mau mulai dari bawah aja, kok alias dari 0. Justru itu, bagus kalau belum ada yang tau aku siapa, jadi kita bisa liat mana orang yang benar-benar loyal dan nggak sama perusahaan kita." sahut Ellard sambil menggoyang-goyangkan cairan hitam di dalam cangkirnya lalu menyesapnya.
"Tapi apakah harus dengan menjadi OB? Nggak ada kerjaan lain yang lebih pantas gitu? Kamu calon pewaris tunggal perusahaan ini, kamu tinggal tunjuk aja mau kerjaan apa dan divisi mana, beres kan! Itu masih jauh lebih baik daripada jadi OB ." tekan Gerry yang kekesalannya sudah mencapai ambang batas. Ingin rasanya dia membenturkan kepala Ellard yang entah otak jeniusnya mengapa tiba-tiba jadi bodoh seperti itu.
"Hmm ... iya yah, kenapa aku nggak masuk ke divisi marketing aja biar lebih gampang." gerutunya sambil menggelengkan kepalanya.
Gerry sontak melotot mendengar gumaman itu. Biar pelan tapi tetap masih dapat didengar dengan jelas.
"Jangan bilang tujuan kamu sebenarnya mau deketin Zola?" terka Gerry yang dibalas seringaian oleh Ellard.
Gerry sontak saja menepuk dahinya kencang.
"Astaga, gila! Benar-benar gila." umpat Gerry yang hanya dibalas kekehan oleh Ellard.
...***...
Hari ini mood Regan benar-benar anjlok bebas. Bagaimana tidak, hampir 5 tahun ini, dialah orang yang mendapat gelar The Most Wanted Handsome Man di Shoppa Lova, tapi sekarang namanya tergeser oleh seorang OB. Bayangkan betapa jatuhnya harga diri seorang Regan, kepala divisi keuangan itu yang dulu diagung-diagungkannya karena ketampanannya kini harus dikalahkan oleh seorang OB.
Sontak saja, Regan hampir mati penasaran. Yang ia herankan, kata orang-orang di Shoppa Lova, mereka jarang bisa melihat keberadaan OB ganteng itu. Mereka rata-rata hanya beberapa kali bertemu. Bila sengaja mencari, maka mereka tidak bisa menemukan keberadaannya. Tapi bila tidak dicari, dia tiba-tiba ada. He's like a ghost. Ibarat hantu di Indonesia Jelangkung, datang tak dijemput, pulang tak diantar.
Banyak karyawan wanita yang mencoba mendekatinya atau sekedar ingin berkenalan, tapi ternyata, tak semudah itu mendekati si OB ganteng. Sikapnya dingin, acuh tak acuh, tatapannya tajam, bukannya membuat para gadis takut, mereka justru makin jatuh hati.
Beberapa hari ini, bukan hanya mood Regan yang buruk, tetapi juga Zola. Semakin hari ia semakin jengah dengan sikap keluarganya sendiri. Bahkan ayah kandung pun serasa ayah tiri. Ia hanya mencoba tuk bersabar, namun bila kesabarannya terus-menerus diuji, bukan tidak mungkin ia akan pergi dari rumah itu, rumah tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.
Zola hari ini sengaja datang lebih pagi dari hari biasanya. Ia bahkan meninggalkan rumah saat semua belum ada yang turun ke ruang makan. Karena datang terlalu pagi jadi di kantor belum ada seorang karyawan pun.
Zola yang belum menyantap apapun pagi ini hendak pergi ke pantry kantor untuk membuat segelas teh. Baru saja ia membuka pintu pantry, ternyata ada orang lain di dalam ruangan itu.
"Kamu ..."
"Kamu ..."
Seru mereka berdua bersamaan. Akhirnya mereka pun tergelak bersama.
"Tumben datang pagi-pagi sekali?" tegur Ellard pada Zola yang hendak mengambil sebuah cangkir.
"Oh, ada berkas yang harus segera aku selesaikan jadi aku datang pagi-pagi sekali untuk menyelesaikannya." dusta Zola dan Ellard hanya mengangguk. "Mau teh atau kopi, mungkin?" tawar Zola membuat kedua alis Ellard naik ke atas.
Ellard mengangguk, "Boleh kalau tidak merepotkan." ucapnya.
"Nggak masalah kok, jadi teh atau kopi?" tanyanya lagi.
"Kopi saja." sahutnya lalu dengan cekatan Zola menakar kopi dan gula agar rasanya pas tidak pahit tapi tidak terlalu manis. "Nih." ucap. Zola seraya menyerahkan secangkir kopi.
"Thanks." ucapnya sambil tersenyum manis yang dibalas bola dengan senyuman manis pula.
"By the way, kamu tau nggak, kalau kamu jadi idola baru di perusahaan ini." ujar Zola sambil terkekeh.
"Oh ya? Kalau aku idola baru artinya ada idola sebelumnya. Kalau boleh tahu siapa idola sebelumnya?" tanya Regan seraya mendaratkan bokongnya di kursi pantry yang berseberangan dengan Zola.
"Oh, dia Regan. Dia kepala departemen keuangan." ujar Zola jujur.
"Apakah dia sangat tampan?" tanya Ellard dengan mata menyipit.
"Hmm ... banyak yang mengatakannya tampan."
"Oh, ya! Kalau aku berhasil menggeser posisinya, artinya aku lebih tampan dari dia." ujar Ellard bangga seraya menyesap kopinya. "Hmm ... kopi buatanmu enak." puji Ellard.
"Cantik atau tampan itu relatif. Tergantung mata siapa yang memandang. Thanks pujiannya."
Saat sedang asik berbincang, tiba-tiba ada suara bariton menginterupsi obrolan mereka. Dengan wajah merah dan tangan mengepal, sosok itu masuk ke ruangan pantry sambil berkacak pinggang.
"Apa yang kalian lakukan disini?" seru Regan. "Dan kau ..." tunjuk Regan dengan jari telunjuknya ."Seharusnya kau selesaikan pekerjaanmu bukaannya bersantai di sini!" ucapnya dengan nada mencemooh seraya memperhatikan pakaian yang dikenakan Ellard.
"Re, ...!" Zola ingin menegur Regan tapi Regan justru menarik tangan Zola dan merangkul pinggangnya posesif.
"Zo, aku peringatkan jangan lagi dekat-dekat dengan OB itu. Ingat, kau itu calon istriku!" bentak Regan dengan kekesalan mencapai ubun-ubun. Bagaimana ia tidak emosi, di saat dia kesal karena pamornya kalah oleh seorang OB, saat ia hendak membuat kopi di pantry ia malah mendapati Zola berbincang santai dengan OB itu.
"Re, aku nggak suka sikapmu yang seperti itu. Aku hanya mengobrol santai. Kami juga tak sengaja bertemu di pantry karena aku ingin membuat teh. Bukan seperti dirimu yang diam-diam ke cafe dengan Clara." pungkas Zola kesal membuat Regan terkejut setengah mati.
Zola pun langsung menghempaskan tangan Regan yang merangkul pinggangnya hingga terlepas lalu ia pun segera pergi meninggalkan Regan yang berdiri mematung.
Di ruangan Zola
"Kamu kenapa sih, Zo? Kok cemberut gitu?; Emang kamu habis dari mana sih?" berondong Keira saat melihat muka masam Zola.
"Dari pantry, mau minum teh, malah ketemu orang nyebelin. Untung tehnya sudah habis ku minum, kalau nggak bisa-bisa teh itu sudah aku siramin ke muka orang nyebelin itu." ujar Zola.
"Emangnya siapa sih orang nyebelin itu?"!tanya Keira penasaran.
"Itu tuh, mantan the Most Wanted handsome man kita." ujar Zola santai.
"Kamu berantem sama Regan?" tanya Keira makin penasaran. Namun, Zola hanya mengedikkan bahu membuat Keira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
...***...
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
𝐤𝐥𝐨𝐩 𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝟐 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮
𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐬𝐨𝟐 𝐧𝐞 𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐭𝐢𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐨 𝐛𝐣𝐨 𝐚𝐧𝐲𝐚𝐫 𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐣𝐥𝐬𝟐 𝐝𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐰𝐞 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠
𝐮𝐭𝐞𝐤𝐞 𝐤𝐨𝐤 𝐠𝐤 𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐤𝐨𝐤 𝐨𝐫𝐚 𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐠𝐞𝐥𝐢𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧
𝐚𝐬𝐮 𝐚𝐧𝐜𝐞𝐧 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢