NovelToon NovelToon
Mata Batin Sang Peramal Tarot

Mata Batin Sang Peramal Tarot

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Roh Supernatural / Pusaka Ajaib / Peramal
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: korokoro

Riska Radiva, seorang gadis SMA menemukan buku lapuk yang berisi tumpukan kartu tarot di kamar mendiang nenek nya.

Sejak saat itu, ia bisa melihat masa depan yang akan terjadi pada orang lain, hanya dengan membuka satu Tarot nya.
Masalah muncul saat Riska tahu bahwa nyawanya dalam bahaya. Kekuatan yang di milikinya, memiliki efek yang membahayakan nyawa nya dan seluruh orang yang disayanginya.

*ini adalah novel Horor Misteri Pertama aku. Kalau kalian suka, jangan lupa like, subscribe, vote dan gift juga ygy 😁

IG : dimas.yudhistira_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon korokoro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Sekolah

Setelah beberapa hari aku tidak masuk sekolah. Pagi ini, akhirnya aku merasakan bagaimana antusiasnya aku kembali memakai seragam SMA kebanggan ini. Yah, walaupun cuma sekedar kemeja putih dan rok abu-abu biasa, tapi, rasanya aku sangat merindukan seragam ini. 

Seperti biasa, aku berangkat dengan motor matic kesayangan yang sudah menjadi sahabat ku setiap hari nya. Walaupun sedikit tidak tega meninggalkan ibu di rumah sendirian, tapi aku harus tetap berangkat pagi ini.

Setelah kematian ayah, banyak sekali yang berubah. Terutama, ibu. Biasanya setiap pagi selama sarapan, wajah ibu selalu tersenyum ceria. Tapi, sejak meninggalnya ayah. Ibu jadi lebih murung, banyak diam dan sering menghabiskan waktu di kamar. Bahkan tadi pagi, setelah ibu menyediakan sarapan untukku, ia langsung masuk kembali ke kamar.

Aku, memarkirkan motor di tempat parkiran motor sekolah yang pagi ini belum begitu ramai. Aku sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari macet, sekaligus menghindari dinginnya suasana di rumah sejak kepergian ayah.

"Riska......" 

Baru saja aku berjalan masuk ke koridor sekolah, dari arah belakangku, aku mendengar teriakan yang sudah tidak asing lagi di telinga.

Bruk... 

Amaya, sahabatku, yang kebetulan juga sekelas denganku sejak kelas sepuluh, memeluk ku dari belakang dengan teriakan dari suara cemprengnya.

"Maafin aku, gak bisa Dateng ke rumah nenek kamu. Aku turut berduka cita ya, buat nenek dan ayah kamu." Bisik Amaya, sembari memelukku dari belakang.

"Iya makasih may.." jawabku pelan.

"Kamu yang sabar ya... Aku yakin mereka pasti ketemu di syurga..." Lirih Amaya sambil melepas pelukannya.

Aku tersenyum ke wajahnya sambil memegangi tangannya.

"Kangen banget..." Bisik Amaya membalas senyum ku.

"Sama..." 

Amaya menggandeng tanganku selama perjalanan menuju kelas di koridor sekolah yang masih sepi.

"Banyak banget yang nanyain kamu ka... Pada kangen semua mereka." Ucap Amaya lagi.

"Yah, mau gimana lagi may, aku juga fikir cuma tiga hari doang untuk pemakaman nenek aja. Tapi ..." Ucapku pelan.

"Eh .. ayo buruan ke kelas, ada PR matematika lagi..." tukas Amaya mengalihkan pembicaraan.

"Mampus... " Gumamku sembari berlari kecil bersamaan dengan Amaya menuju kelasku yang ada di lantai dua sekolah ini.

***

"Aaaaaah.... Gak usah ngada-ngada kamu! Aku tau kamu cuma iri kan sama aku karena pacaran sama ketua tim basket!" Pekik salah seorang gadis teman sekelas ku yang sedang berbicara melalui handphonenya.

Aku dan Amaya yang duduk di meja sebelah nya, melirik ke arah gadis bernama Sita yang memilki wajah yang menurutku, sita adalah gadis yang paling cantik di kelas ini.

Devina, teman sebangku sita ikut memasang wajah panik saat teman sebangku nya ini tiba-tiba berteriak ketika menerima panggilan telepon. 

Aku juga melihat Wajah Sita yang berubah menjadi merah, matanya mulai ber-air. Sepetinya sita baru saja mendapat kabar yang kurang mengenakan dari orang di ujung telepon.

Sesaat kemudian, Sita terisak pelan, lalu menyimpan handphone nya ke saku kemeja seragamnya. panggilan teleponnya. Kepalanya di jatuhkan di atas meja.

"Kenapa sit?" Tanya ku yang tidak tega melihat sita yang terus terisak sembari membenamkan wajahnya di atas meja.

Devina yang tidak berhentinya mengusap punggung teman sebangkunya ini, melirik ke wajahku yang sudah berdiri di samping meja nya. Wajahnya ikut panik tapi, sepertinya Devina juga tidak tahu apa masalahnya sampai-sampai sita tiba-tiba menangis seperti ini.

Aku terdiam untuk beberapa saat di depan meja sita dan Devina. Amaya berkali-kali menarik tanganku untuk tidak ikut campur urusan sita ini. Yah, karena memang kami tidak begitu dekat, beberapa kali juga, sita ini sering merundungku dan Amaya. Tapi kami tidak pernah menanggapi nya.

Sita ini, walaupun wajahnya cantik, tapi memang kadang-kadang ucapannya suka menyakitkan hati teman-temannya. Jadi bukan cuma aku dan Amaya saja yang sering terkena omongan pedas dari sita. Kayaknya hampir seluruh teman sekelas pernah di caci dan di bully sita. Tapi, melihat sita seperti ini, rasanya tetap saja tidak tega.

"Ka, Ayuk ke kantin..." Bisik Amaya sembari menarik tanganku.

Aku bergeming sebentar. 

Lalu, aku berjalan meninggalkan meja sita menuju kantin bersama Amaya.

"Palingan juga drama lagi..." Celetuk Amaya saat kami berjalan menuju kantin.

Siang ini, Koridor sekolah lantai dua dan lantai satu, tidak se sepi pagi tadi. Ya jelas saja, semua siswa berlarian menuju kantin atau hanya sekedar main dan ngobrol di koridor ini. Ah  benar-benar suasana yang aku rindukan setelah seminggu lebih aku tidak masuk ke sekolah.

"Emang kenapa sih? Ada drama apalagi sita?" Tanya ku pelan.

Amaya selalu menggelantung kan tangannya di pundakku setiap kami jalan bersisian, entahlah kebiasaan selalu begitu. Katanya kurang afdol kalo jalan gak gandengan.

"Kemarin juga dia tiba-tiba berantem di depan kelas sama pacarnya." Jawab Amaya pelan.

"Si Arno? Anak basket itu kan pacarnya?" Tanyaku

Amaya mengangguk. "Gak ngerti apa masalahnya, tapi kayaknya mereka berdua lagi drama terus lah seminggu ini." Jelas Amaya lagi.

Aku mengangguk pelan sebelum akhirnya kami berdua sampai ke kantin sekolah yang sudah dipenuhi anak-anak dari hampir seluruh kelas.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu. Sebagian murid dari kelas ku sudah pergi meninggalkan kelas. Aku memutuskan untuk duduk dulu sebentar di ruang kelas. Selain karena aku malas pulang cepat, aku juga harus meminjam beberapa catatan dari pelajaran yang ketinggalan beberapa hari kebelakang.

Amaya menemaniku sambil berkali-kali menjelaskan isi catatannya. Tulisannya ini sulit dimengerti. Kayak tulisan dari artefak kuno yang ditemukan oleh para arkeolog. 

"Ahhh kesel nanya mulu." Gumamnya sambil melihat-lihat halaman media sosialnya.

Aku terkekeh pelan. "Lagian tulisannya sulit dipahami. Aneh deh." Goda ku.

Tidak lama, kami berdua di kagetkan oleh suara teriakan seorang lelaki dari arah luar kelas, lalu di susul suara isakan tangis seorang perempuan yang seperti nya aku kenal suaranya.

"Kamu ini tolol nya kebangetan ya Sit!" Bentak Arno yang saat ini sedang melotot ke wajah sita yang tertunduk di hadapannya.

Aku dan Amaya mengintip dari balik pintu. Sampai saat Arno mengangkat tangannya dan ingin menampar sita, aku keluar dan membentak Arno karena tidak tahan melihatnya.

"Woy! Aku udah rekam ya! Berani tampar sita, aku sebarin videonya!" Bentak ku yang berpura-pura merekam dengan handphone. Padahal handphone ku saja mati kehabisan baterai. 

Arno melirik sinis ke wajah ku dan Amaya. Lalu dengan wajah yang kesal, ia pergi, meninggalkan sita yang tertunduk sembari terisak.

Aku dan Amaya memutuskan untuk mengajak sita masuk ke dalam kelas. Pelan-pelan aku meyakinkan sita, kalau aku tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Lalu, saat sita sudah sedikit tenang, dan sudah duduk di kursinya, barulah aku berani menanyakan kenapa Arno, pacarnya sampe se marah itu, dan sampai ingin memukul sita.

"Aku, yang salah... Aku gak percaya sama Arno, dan lebih dengerin omongan temen-temen dance aku." Isak sita sambil menyeka matanya berkali-kali.

Aku melirik ke wajah Amaya.

"Maaf ya sit, bukannya aku mau ikut campur, tapi, kalau cowok udah mau main tangan gitu, menurutku sih udah bukan cowok ya." Ucapku sembari menatap wajah sita nanar.

Sita menundukkan wajahnya. "Aku tau, makasih ya ka, udah bela in aku tadi."

Aku tidak menyangka, sita yang biasanya ketus dan kalau ngomong suka seenaknya, malah berterimakasih padaku. Tadinya aku fikir, sita bakal mencaci maki lagi.

"Arno baik banget, sebelumnya dia selalu lembut. Tapi, karena aku selalu curiga dan nanyain pertanyaan yang sama terus-terusan jadi, mungkin dia kesal." Jelas sita. Matanya terlihat sayu. "Aku kemakan omongan teman-teman yang bilang kalo Arno selingkuh." 

Aku melirik ke wajah Amaya lagi. Lalu kembali menatap sita yang terlihat sangat sedih. "Emangnya kamu udah pernah tahu sendiri kalau Arno selingkuh? Atau cuma tahu dari teman-teman kamu aja?" Tanyaku pelan.

Sita menggeleng. "Aku belum pernah liat sendiri. Tapi, perubahan sikap nya bikin aku tambah curiga." 

Aku terdiam.

"Kamu udah selidikin belum?" Celetuk Amaya yang sedari tadi melongo mendengarkan.

Sita melirik ke wajah Amaya. "Gimana aku mau nyelidikinnya?" Jawabnya lemas.

"Ya, gimana kek, lihat hape nya atau gimana gitu. Tanya kek ke peramal." Celetuk Amaya sembari melirik sinis. 

Aku tahu Amaya masih sedikit kesal dengan perlakuan sita kepadanya.

Sita menundukkan wajahnya. "Semenjak pacaran, kita berdua komitmen untuk gak cek handphone satu sama lain." Jawab sita pelan.

"Kerumahnya? Kamu udah pernah ke rumahnya?"  Tanyaku, dijawab anggukkan oleh sita. "Trus gimana?"

"Gak ada kecurigaan apa-apa. Orang tuanya bilang setiap hari, Arno selalu dirumah, katanya, Arno jarang kok keluar-keluar kalo bukan sama aku." Jawab sita.

Aku terdiam, mengingat lagi celetukan Amaya tadi, 'tukang ramal'. Aku ingat sesuatu, yah walaupun aku juga tidak yakin bagaimana cara kerja dari kartu tarot yang aku punya itu, tapi, rasa kasihanku pada sita saat ini, akhirnya membuat aku menawarkan bantuan yang sebenarnya aku sendiri tidak yakin.

"Kamu, mau ikut kerumah ku gak sit?" Tanyaku pelan. 

Amaya melotot kaget.

"Aku, barangkali bisa bantu lihat pake kartu tarot." Ucapku lagi. Sita menaikan wajahnya, menatapku penuh harap.

"Hah! Sejak kapan kamu bisa ngeramal." Protes Amaya sembari melotot.

Aku melirik memasang wajah yang sedikit mengintimidasi ke arah Amaya. 

"Aku, bisa bantu kamu lihatin Arno lewat kartu-kartu itu." Ucapku lagi.

Sita terdiam sebentar.

Amaya mencubit lenganku berkali-kali. Sampai aku menyuruhnya diam.

"Gimana? Kamu mau?" Tanya ku lagi.

Sita menatap wajahku yang tulus menawarinya bantuan. Lalu, sita mengangguk setuju. 

Amaya masih melotot tidak percaya, sampai akhirnya, kita bertiga, memutuskan untuk kerumahku, karena aku fikir, aku tidak membawa kartu-kartu tarot yang kutemukan di rumah nenekku itu.

***

1
valerio_cean
semangat othor
korokoro
Jangan lupa support karya aku 😻🔥
korokoro
Disclaimer : Novel ini hanya karangan fiksi dari isi kepala saya sebagai author. Tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menyinggung pihak/organisasi/instansi/nama tertentu yang secara kebetulan muncul dan di ceritakan di novel ini. 🔥🔥🔥 tetap menyala 🔥🔥🔥
valerio_cean
semangat thor
korokoro: makasih kk🔥
total 1 replies
Zizi
Smngt kak up nya😍😍
Sefira Arrum
Fighting
Zizi
2 bunga untukmu kak😍😍
korokoro: terimakasih kakak😍
total 1 replies
valerio_cean
semangat terus kak updatenyaaa
korokoro: siap kk makasih 😁
total 1 replies
valerio_cean
bagus banget ceritanya kak, harus sering sering up
korokoro: wah makasih kak... jadi tambah semangat up nya
total 1 replies
anggita
👏semoga lancar novelnya banyak pembacanya.
anggita
like👍+ hadiah iklan☝
korokoro: makasih kak/Smile//Grin/
total 1 replies
Nico queen
Mungkin maksudnya "Aksara" kak.
korokoro: owh iya aksara ya 😂😂 ✍️catet revisi
total 1 replies
Nico queen
Kemungkinan neneknya selingkuh 🗿
korokoro: hehhh /Facepalm/ wkwkwk
total 1 replies
Zizi
kurang panjanggg thoorrr/Joyful//Joyful/
korokoro: Jan panjang-panjang kak, nanti langsung tamat/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Moon Wolf
Kok aku malah ga suka sama gambarnya ya wkwkwk
korokoro: hihi, skip aja gambarnya, agak disturbing emang gambar gambar di tarot 😂🙏
total 1 replies
Nico queen
Introvert, aku banget
korokoro: /Facepalm/
total 1 replies
Jazzy Bold
mantep Thor. di tunggu updatenya yah
korokoro: ashiap kk makasih kk
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
finally ceritanya menarik, cuma harus perhatikan tanda baca ya kak maaf loh ya aku koreksi 😉
Nico queen: Semangat kak,/Determined/
korokoro: Wah makasih kk akhirnya ada yang kasih feedback koreksi.. gpp loh kak aku seneng di koreksi gini biar bisa lebih baik lagi nulisnya 🙏
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
adik adiknya❌
adik-adiknya ✅
NoComent🇮🇩🇮🇩
sebuah jejak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!