Ketika Mantan Kembali

Kevin nampak sama sekali tak menyangka bahwa Wikka akan menanyakan sesuatu hal seperti ini padanya. Wikka mengatakan bahwa sebelumnya ia sudah membicarakan masalah ini dengan Tasya namun kata mamanya Wikka harus bicara pada Kevin dan mendapatkan persetujuan dari pria ini.

"Memangnya apa saja yang mama katakan padamu?"

"Mama hanya mengatakan bahwa aku harus mengatakan pada Papa apa yang aku inginkan dan mama juga mengatakan bahwa Papa mungkin akan sedih kalau aku melakukan itu namun aku tetap sayang Papa kok."

Wikka mengatakan itu dengan sangat polos dan tulus tentu saja Kevin bisa merasakan kejujuran itu. Walau berat memang pada akhirnya Kevin harus mengakui bahwa Desta adalah ayah kandung dari Wikka dan kelak jika Wikka hendak menikah maka yang berhak menikahkannya adalah Desta.

"Aku tahu bahwa Papa sedih karena mungkin Papa merasa aku lebih sering membahas soal om Desta namun aku tetap sayang Papa."

"Papa percaya padamu."

"Jadi apakah aku boleh memanggil om Desta dengan sebutan ayah?"

Kevin menganggukan kepalanya dan Wikka kemudian tersenyum bahagia dan memeluk Kevin.

"Terima kasih, Papa."

"Sama-sama sayang."

Akhirnya Wikka bisa merasa bahagia karena permintaannya untuk memanggil Desta dengan sebutan ayah bisa dilakukan. Anak itu memang belum tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu Tasya dan Desta, Kevin juga tak berniat membongkar semuanya di depan Wikka karena kelak jika Wikka sudah cukup dewasa maka anak ini akan paham dengan sendirinya.

"Aku akan tetap menyayangi Papa."

"Kamu kan sudah mengatakan itu."

"Tapi raut wajah Papa seperti sedih begitu jadinya aku mengatakannya lagi untuk menghibur Papa."

Kevin tersenyum dan kemudian memeluk lagi Wikka, ia sendiri tak tahu apa gerangan yang ia rasakan saat ini. Ada rasa haru menyeruak di dalam dirinya namun ada rasa takut kalau Desta akan memisahkan Wikka darinya dan membuat hubungannya dengan Wikka yang selama ini sudah terjalin erat diputuskan secara tiba-tiba.

****

Tasya tanpa basa-basi langsung menemui Andri dan ia datang untuk meminta penjelasan secara langsung dari sang papa. Andri sendiri nampak tak percaya kalau Tasya datang dan tentu saja Andri bahagia melihat putrinya datang.

"Ada apa sayang?"

"Aku datang ke sini untuk sebuah kejujuran."

"Kujujuran apa yang sedang kamu bicarakan ini?"

"Apakah Papa benar-benar tak paham dengan apa yang aku bicarakan ini?"

"Kalau Papa paham maka tak mungkin Papa menanyakan ini."

"Katakan padaku yang sebenarnya, Papa yang sengaja memisahkan Desta dariku kan? Papa juga mengarang cerita supaya aku percaya Desta tak menginginkan Wikka hadir ke dunia?"

"Siapa yang memberitahu hal itu padamu?"

"Papa tak perlu tahu aku mendapatkan informasi dari siapa karena itu sama sekali tak penting. Jawab saja pertanyaanku barusan dengan jujur."

Andri nampak menarik napas panjang sebelum akhirnya pria yang sudah tua itu berjalan menghampiri Tasya.

"Apa yang kamu katakan memang benar adanya. Papa yang sengaja merancang semua itu."

"Bagaimana bisa Papa melakukan semua itu? Papa tahu kalau aku sangat mencintai Desta?!"

"Karena latar belakang dia bukan dari keluarga berada! Dia hanya pekerja kantoran biasa yang gajinya bahkan tak seberapa. Kalau kamu menikah dengan dia maka kamu tak akan bisa menjadi seperti saat ini ketika menikah dengan Kevin kan?"

****

Tasya nampak menatap tajam pada sang papa, kejujuran yang keluar dari mulut sang papa begitu menyakiti perasaannya. Tasya tahu bahwa saat ini semua sudah berlalu dan kini ia pun juga sudah punya keluarga dengan Kevin walau diawali dengan sebuah perjodohan dan mereka tak saling mencintai, namun fakta di balik kandasnya hubungan asmara antara Tasya dan Desta menjadi sesuatu yang dipikirkan olehnya.

"Kenapa Papa tak langsung mengatakan semuanya saja kala itu? Kenapa harus memilih berpura-pura dan kemudian ketika 11 tahun kemudian ia kembali pun Papa masih saja berusaha mengelak?!"

"Sejujurnya Papa malu mengakui semua ini padamu, Tasya. Mengatakan kejujuran seperti ini apakah bukan hal yang sulit? Papa tahu bahwa kamu akan membenci Papa jika kelak kamu tahu kebenarannya dan firasat Papa benar bahwa sekarang kamu jadi membenci Papa atas apa yang pernah terjadi di masa lalu."

"Aku tidak membenci Papa namun lebih pada kecewa. Aku kecewa kenapa Papa sama sekali tak jujur padaku dan malah sibuk melakukan pembelaan ke sana dan ke sini kemudian memaksaku menjadi istri Kevin."

"Papa minta maaf atas apa yang pernah Papa lakukan pada Desta di masa lalu namun tentu saja walau Papa membawa Desta jauh dari sini semua kebutuhan keluarganya Papa tanggung. Papa tak paham kenapa dia memutuskan datang kembali ke sini dan bahkan ia keras kepala untuk melanggar kesepakatan kami sebelum ia pergi dari Indonesia."

"Apa yang Papa minta darinya sebelum ia pergi?"

"Papa minta padanya jangan pernah ganggu kamu dan anakmu. Kalau dia menuruti apa yang Papa katakan maka Papa akan menanggung semua biaya pengobatan dari mendiang ibunya Desta namun Tuhan berkata lain, semenjak dia kembali ke Indonesia dia sama sekali tak mau mendengarkan apa yang Papa perintahkan lagi, bahkan dia berani menantang Papa dengan tidak takut kalau Papa mencabut semua biaya perawatan ibunya di rumah sakit terdahulu."

Tasya masih diam mencerna semua informasi yang diberikan oleh papanya.

"Namun sekarang yang paling penting adalah kita fokus dalam pemenangan pemilihan kepala daerah. Papa yakin kalau kamu pasti menang."

Tasya nampak tersenyum terpaksa mendengar apa yang papanya katakan barusan. Tasya datang ke sini tak mau membahas soal politik karena memang ia datang untuk menanyakan apa saja yang papanya tahu soal kisah masa lalunya dengan Desta.

"Tasya tunggu dulu."

Tasya sudah berdiri di depan pintu dan bersiap membuka pintu ruangan itu terdiam mendengar suara sang papa memanggil.

"Tolong kamu jangan membenci Papa karena Papa melakukan semua demi kamu juga, Papa tak mau kamu hanya akan dimanfatkan oleh pria itu. Papa tak mau kelak kamu akan mengeluh perihal rumah tangga kamu yang serba kekurangan jika nekat menikahi Desta namun sekarang tentu saja semua sudah terjamin karena suamimu itu Kevin Lazuardi."

****

Tasya tiba di rumah dan Wikka menyambutnya di depan pintu. Tentu saja Tasya terkejut dan bahagia melihat anaknya menyambut kepulangannya ini.

"Rupanya kamu sudah pulang."

"Iya."

Tasya kemudian mengajak Kevin untuk bicara empat mata sekarang juga. Kevin yang paham kemudian meminta Wikka dan Brandon bermain dulu dengan mbak Nia karena sepertinya Tasya hendak mengatakan sesuatu padanya yang serius. Kevin dan Tasya gegas masuk ke dalam kamar dan pintu pun ditutup dan dikunci supaya tak ada sembarangan orang masuk ketika mereka tengah bicara.

"Jadi apa saja yang kamu bicarakan dengan Papa?"

"Kevin, bolehkah aku meminta cerai padamu?"

"APA?!"