NovelToon NovelToon
SAY 'I Love You'

SAY 'I Love You'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / cintamanis / Teen School/College / Slice of Life
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ini adalah kisah dari beberapa karakter yang ditulis di satu novel.

Sebenarnya, apa itu Cinta dan bagaimana seseorang bisa saling mencintai? Bisakah dia menerima kekuranganku? Dan mampu kah aku menerima kekurangannya?

Mohon dukungannya ya teman-teman. Karya ini tidaklah sempurna tanpa saran dan komentar kalian♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Operasi Untuk Sekar

Teman-temanku datang. Selagi menunggu operasi Sekar, aku membawa mereka ke tempat Firza berada. Firza hanya terluka ringan dan lebam-lebam di beberapa bagian tubuhnya, meski alis kirinya harus mendapatkan empat jahitan di sana.

Dia memelukku. Dia menangis. "Bagaimana dengan Aghil dan Dean?" Tanyanya dengan setengah terisak.

Aku tidak tau bagaimana kondisi korban yang lain. Yang jelas, dari kabar yang baru ku dengar dari dosen yang datang, ada dua Mahasiswa yang meninggal di insiden ini.

"Mereka berdua baik-baik saja, baru saja mereka pergi karena keluarga mereka datang"

Aku membiarkan dia agar tau sendiri tentang kabar itu.

"Syukurlah, akh kepalaku pusing sekali" Firza melepas pelukannya dan ketiga temanku melihat kondisi Firza.

"Mending, Lu istirahat aja" Ucap Hendrik kepad Firza.

"Ya, itu benar. Atau, ada keluargamu yang bisa kami hubungi?" Tanya Vivian.

Firza mengosok tengkuknya. "Ahaha, aku tinggal seorang diri. Tapi, ledakan itu terjadi karena apa?"

Aku melepas kacamataku. Aku baru sadar lensanya retak. "Masih belum ada kabar, tapi melihat banyaknya anggota kepolisian di sana, mereka sempat mengatakan ada seseorang yang memasang bom di sana. Mungkin, kita akan beralih ke pembelajaran secara online" Jawabku sambil membersihkan lensa kacamataku.

Firza berdiri dan dia melihat ke arah teman-teman lainnya. "Begitukah? Apa alasan mereka meledakam gedung itu?"

Aku meninggalkan Firza tak lama setelah dia mendatangi penangung jawab prodi.

Tiga temanku, menyarankanku untuk pengajuan kembali ke kampusku. "Ah, tidak perlu sampai begitu. Lagi pula aku baik-baik saja" Jawabku kepada mereka.

Aku tau mereka khawatir. Wajah Hendrik tak bisa berbohong, dia sungguh memintaku untuk pulang ke kota mereka.

Aku melihat Elgard yang masih duduk di ruang tunggu di sana. Menunggu Sekar yang masih di operasi. Dia melihatku, lantas dengan cepat dia mendatangiku.

"Aish, siapa bule ini?" Lirih Vivian di dekatku.

"Anak Prodi Psikologi" Jawabku melirik Vivian di sebelahku.

Mata Vivian langsung berbinar melihat Elgard di depanku.

"Ah, aku harus meminta maaf padamu. Aku sungguh butuh bantuanmu. Aku harus pergi sekarang, ada jadwal pemotretan setengah jam lagi. Ayo tukar kontak. Kalau ada apa-apa tolong hubungi aku. Mungkin dua sampai tiga jam aku pergi"

Elgard mengulurkan ponselnya dan menunjukkan kode Qr WhatsApp-nya padaku.

Kami bertukar kontak dengan cepat dan dia pergi setengah berlari setelah itu.

Aku sudah menyimpan nomornya, melihat foto profil WhatsApp-nya. Dia berfoto seorang diri menghadap ke arah laut. Foto ini, sama dengan foto Sekar, di Pantai berpasir putih.

"Dia model yang sering muncul di IG itu kan?" Dani tiba-tiba menceletus.

Aku, Hendrick, dan Vivian langsung melihat kearahnya dengan bersamaan.

"Ya, jelas kalian gak pernah tau" Jawab Dani yang sudah tau sendiri dengan jawabannya.

Kami bertiga duduk di kursi tunggu dan Dani menunjukkan akun official milik Elgard. Aku miliknya memiliki centang biru dengan pengikut 42 Juta.

"Anjir! Ketemu selebgram cuy. Entar gue minta foto, ah" Ucap Vivian sambil membekap mulutnya.

"Jangan ngadi-ngadi. Dia lagi susah" Ucapku.

"Hey, itu yang lagi di operasi pacarnya kah?" Tanya Hendrick tiba-tiba.

"Gak, cuma temennya doang. Lagian, yang di operasi itu dah punya pacar" Jawabku.

"Cuma temen? Lu yakin? Kenapa dia berani ngisibukin diri kalo itu memang cuma temennya? Lalu, di mana pacarnya?"

"Dia jadi korban juga, masih belum sadar karena efek bius" Jawabku.

...----------------●●●----------------...

Operasi masih berlangsung selama hampir tiga jam penuh. Vivian dan Hendrick pergi keluar untuk mencari makan. Dani di sini terlihat sibuk dengan tugasnya di laptop.

"Seharusnya, kalau kau sibuk, kau tak perlu ke sini. Ayahmu akan marah kalau tau kau membolos jam kelas" Ucapku.

Dani melihat ke arahku dengan kening yang berkernyit. "Kami tidak sibuk. Hanya saja, dosennya agak keterlaluan ngasih tugas. Entar jam 2 subuh, kita juga pulang. Kita sudah pesen tiket kereta" Ujarnya.

Aku menundukkan kepalaku. "Aku sangat berterima kasih pada kalian yang mengkhawatirkanku" Ucapku.

"Aelah, cuma gini doang. Jangan bilang terima kasih. Gue merinding, anjir. Tuh kacamata cepet beli yang baru, gue risih liat yang retak-retak gitu" Aku melepas kacamataku karena ucapannya.

Lampu ruangan operasi berubah menjadi hijau. Aku langsung berdiri. Irama jantungku berdebar dengan kencang. Tanganku tiba-tiba menjadi berkeringat dingin. Dokter keluar dari sana. Dia menunjukkan senyumannya.

"Operasi berhasil, Perawat akan sering memantau kondisi pasien. Jadi, biarkan pasien istirahat sementara waktu" Dokter itu pergi sambil menunjukkan senyumannya.

Aku segera masuk begitu juga dengan Dani yang buru-buru merapikan laptopnya.

Sekar keluar dari ruangan operasi dengan keadaan infus dan oksigen yang terpasang di tubuhnya. Dia di bawa lagi menuju kamarnya oleh tiga perawat itu. Kami mengikutinya dari belakang.

Aku kembali di panggil oleh dokter tadi. Aku tidak tau apabila dia memintaku untuk mengikutinya.

Dia memberi kabar tentang kondisi Sekar ke depannya. "Nanti, apabila Pasien sudah tersadar, mungkin pasien akan mengalami beberapa perubahan, terutama pada daya ingatnya. Kondisi seperti itu, sudah sering terjadi pasca operasi otak. Kemudian, Anda harus bersabar untuk proses pemulihannya" Ucap Dokter itu.

Aku segera memberi kabar kepada Elgard dalam bentuk teks. Aku khawatir dia sedang sibuk sekarang. Dia pasti akan menelepon setelah dia membaca pesan itu.

Aku kembali ke kamar Sekar. Di sana, Khanza datang dengan kursi roda. Dia melihat ke arahku. "Apa yang dikatakan Dokter?" Mungkin dia sedang gelisah sekarang, nada suaranya tidak enak untuk di dengar.

Aku melihat Dani yang menatap Khanza dengan kesal.

"Dokter mengatakan beberapa kemungkinan kondisi Sekar pasca operasi. Seperti daya ingatnya dan pemulihan berkala untuknya" Jawabku.

"Dokter juga menunjukkan hasil scan dari otak Sekar. Ada kemungkinan besar baginya untuk kehilangan ingatan mungkin dua atau tiga tahun" Jelasku sekali lagi.

Khanza menangis di sana. "Harusnya, aku tidak memintanya untuk datang ke acara itu" Ucapnya.

"Berhentilah menangis, tak ada untungnya bagimu. Biarkan dia istrahat dengan tenang" Dani tiba-tiba bernada ketus kepada Khanza.

Ah, benar juga. Dani tidak tau apabila dia pacar Sekar.

"Lalu, dimana Elgard?" Khanza mengabaikan Dani.

"Dia ada jadwal pemotretan. Dan ku dengar, kerabat Sekar sudah dia hubungi" Jawabku.

"Syukurlah, ya sudah. Kau pulanglah, biar aku yang bergantian menjaganya" Pinta Khanza.

Dani tiba-tiba menarik kursi roda itu. Dia berjongkok di hadapan Khanza.

"Kondisimu begini mau menjaga orang yang sakit? Jangan bebal. Kembali ke kamarmu sebelum aku memanggil perawat. Jangan membuat Gavin menjaga dua pasien" Ucap Dani sambil mengetuk gips di kaki kanan Khanza.

"Ha? Kau ini siapa? Kenapa kau mengurusi urusanku?"

"Kau bertanya siapa aku sekarang? Cih! Aku tidak sudi mengurusi urusanmu. Aku hanya tidak ingin temanku kesusahan hanya karena satu manusia sepertimu. Katakan padaku. Dimana ruanganmu?" Dani berdiri dan mendorong kursi roda itu.

Aku hanya diam. Melihat Khanza seolah meminta bantuanku untuk membiarkan dia di sini selama mungkin.

Khanza menghela napas panjang. "Ruangan Rawat Inap, kamar B-02" Jawab Khanza.

"Hah? Lu pakek kursi itu jauh-jauh ke sini?"

Khanza mengabaikannya dan Dani segera membawanya kembali ke ruangannya.

Aku berjalan ke arah tempat duduk sebelah ranjang pasien. Wajah Sekar, terlihat pucat dan terdapat goresan hinggan ruam di pipinya. Aku mengusap pelan wajah itu.

Gadis SMP yang bisu dan selalu ceria itu, kini terbujur lemas di atas ranjang rumah sakit.

"Sekar, cepatlah sadar. Banyak sekali orang yang mengkhawatirkanmu. Segera berterima kasihlah pada Elgard yang membantumu sebanyak itu" Ucapku membetulkan selimut putih itu.

1
Introvert
Novel awal yang bagus
gua udah Vote, Vav, Rate, Thor

nyicil gua bacanya
ChiArt_27: Makasi kak, atas dukungannya
total 1 replies
Introvert
bagus ceritamu Thor. pembawaannya juga jelas dan tulisan yang rapih
Introvert
Sekar gadis baik meski memiliki kekurangan tak ada patah semangat
Archplanetes
Semangat thor🙌
Archplanetes
emang sakit sih, harus kuakui🗿
ChiArt_27: Apa lagi, kalau bolanya baru ya kak/Smile/
total 1 replies
Archplanetes
OH! NAMANYA SEKAR... astaga, aku lupa, udah lama gak baca :v

Sorry banget thor🙏
Archplanetes
Huft, syukurlah :v
Archplanetes
Waduh, perasaanku kok gak enak ya...
Archplanetes
Iya juga😂
Archplanetes
uhuk, dia anak laki2 kan? Masih masa pertumbuhan haha
Archplanetes
Waduh, berat banget. Tapi keren thor! Aku suka caramu membawakan ceritanya!!!
ChiArt_27: Hehe, terima kasih kak🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!