Yura Vradisty gadis berusia 19 tahun..
Bekerja sebagai wanita malam, karena di jual oleh pamannya.
Bertemu dengan pria tampan secara tidak sengaja yang memiliki usia terpaut jauh.
Di beli dari tempat hiburan malam, kemudian di paksa untuk menikah.
Keributan di antara mereka akan terjadi setiap hari.
Seseorang di masa lalu menghambat cinta mereka berdua.
Ini lah cerita Yura Vradisty...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecurigaan
Yura segera keluar dari kamarnya, ia menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Seperti biasa tidak ada pelayan di dapur sepagi ini, karena memang elard tidak pernah sarapan dirumah.
Yura membuat nasi goreng untuk suami dan ibu mertuanya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya ibu el yang berdiri di belakang yura.
"Ibu. aku sedang membuatkan sarapan bu" jawab yura.
"El tidak pernah sarapan dirumah, jadi tidak perlu memasak" sahut ibu el, kemudian pergi meninggalkan yura.
Yura pun mengurungkan niatnya untuk memasak, dan kembali lagi menuju kamarnya.
Saat baru masuk yura sudah melihat suaminya yang tengah menggunakan dasi.
"Ada apa?" tanya elard saat melihat wajah yura yang cemberut.
"Tidak apa apa" jawab yura.
Yura mengambil tas dan memakai sepatunya, kemudian ia berjalan menuju meja rias untuk merapikan rambutnya.
"Kamu akan bekerja?" tanya elard.
"Iya el, bukankah kamu sudah tau aku bekerja" jawab yura yang masih menatap wajahnya dalam pantulan cermin.
Sebenarnya dari awal elard tidak setuju jika yura bekerja, namun karena elard sudah terlanjur menyetujui maka elard tidak bisa menarik kata katanya kembali.
"Berapa lama kontrakmu?" tanya elard lagi.
"3 bulan" jawab yura singkat.
"Baiklah setelah 3 bulan kamu tidak perlu melanjutkan pekerjaanmu" jelas elard.
"Kenapa bukan kah...." kata kata yura terhenti.
"Ingatlah kamu sedang hamil, setelah itu fokuslah dengan kehamilanmu dan jangan membantah. segera turun aku akan mengantarmu" jelas elard kemudian keluar dari kamarnya.
Sedangkan yura berdecak kesal mendengar penjelasan elard.
Kini yura berjalan menghampiri suaminya yang sudah menunggu di mobil, ia duduk di samping elard.
"Kita langsung berangkat?" tanya elard memastikan apakan istrinya sudah siap.
"Iya" jawab yura.
"Katakan dimana kantormu" kata elard, yura menunjukkan ponselnya. Terdapat alamat kerja yura disana.
Elard tidak menyadari nama perusahaan itu, dengan segera elard melajukan mobilnya menuju kantor yura.
Setelah beberapa menit kini mereka sudah sampai, elard menghentikan mobilnya di depan kantor yura.
"Segera sarapan, jangan membuat baby ku kelaparan" ucap elard.
"Iya. kamu juga" jawab yura.
Yura pun turun dari mobil suaminya, dan elard segera melaju menuju kantornya.
Axel yang baru saja tiba nampak binar bahagia melihat sekertaris yang dirindukannya sudah tiba. axel segera turun dari mobilnya dan menghampiri yura.
"Ehem..." suara axel mengejutkan yura.
"Eh axel baru datang juga?" tanya yura .
"Iya, baru saja tiba" jawab axel.
Mereka berjalan bersama memasuki lift, tidak lupa martin yang juga berdiri di belakang axel.
"Apakah semua lancar?" tanya axel di dalam lift.
"Tidak selancar yang kamu pikirkan" bisik yura.
Axel tidak melanjutkan pembicaraannya, karena ia sadar di sana ada martin.
Ia takut jika martin akan menceritakan sesuatu kepada ibunya itu.
"Baiklah yura, kamu siapkan semuanya ya aku tunggu di ruanganku" kata axel saat baru saja keluar dari lift.
"Baik pak" jawab yura. kemudian axel dan yura menuju ruangannya masing masing.
Yura menyiapkan beberapa dokumen karena sebentar lagi mereka akan rapat.
Setelah menyiapkan berkasnya yura segera menuju pantry, ia membuat kopi untuk axel dan membuat teh untuk dirinya sendiri.
Yura melihat jam yang melingkar di tangannya, sepertinya tidak akan ada waktu untuk sarapan.
Akhirnya yura hanya mangisi perutnya dengan secangkir teh hangat.
Yura segera berjalan menuju ruangan axel dengan membawa secangkir kopi.
"Permisi pak" kata yura dan membuka pintu ruangan axel.
"Yura kamu tidak perlu melakukannya, ada martin yang akan membuatkan kopi untukku" ucap axel.
"Tidak masalah pak" kata yura kemudian meletakkan kopi di meja axel.
"Berkasnya sudah siap?" tanya axel.
"Sudah pak, akan saya bawa kemari" kata yura, dan axel mengangguk.
Setelah yura keluar dari ruangannya axel nampak bingung.
Karena rapat hari ini adalah rapat yang sempat tertunda bersama elard.
"Bagaimana jika el tau" gumam axel sambil memegang pelipisnya.
Axel khawatir jika elard akan salah paham terhadap dirinya.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 09.00, itu dandanya axel harus segera berangkat menuju sebuah cafe, dimana ia dan elard akan membicarakan kerja samanya.
"Tuan nona yura sudah menunggu di bawah" ucap martin yang baru saja masuk ke dalam ruangan axel.
Axel mengambil jasnya dan segera keluar dari ruangannya.
"Berangkat sekarang?" tanya yura.
"Iya. kamu tunggu di mobil dulu ya, aku ingin menghubungi seseorang sebentar" kata axel.
Yura segera berjalan menuju mobil axel, dan menunggunya disana.
Sedangkan axel menghubungi elard, menanyakan posisinya saat ini.
Ternyata elard sudah berangkat dan hampir sampai.
Dengan cepat axel masuk ke dalam mobilnya.
"Kita langsung berangkat ya" ucap axel kepada martin.
Martin melajukan mobilnya menuju cafe dimana tuannya akan rapat.
Mereka di dalam mobil saling terdiam, axel bingung apa yang harus di katakan kepada temannya itu.
Haruskah ia pura pura tidak tau jika yura adalah istrinya.
Sedangkan yura memegang perutnya yang terasa lapar.
**bagaimana ini, aku sangat lapar** batin yura.
Setelah 10 menit akhirnya mereka sampai, Yura dan axel turun dari mobil dan di susul oleh martin.
Axel menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskannya secara berlahan.
Mereka masuk menuju cafe itu, axel mengedarkan pandangannya mencari dimana elard berada.
Pandangan axel menangkap seorang pria yang tengah terduduk memainkan ponselnya dan berdiri seorang pria di belakangnya yang tak lain adalah leo.
Axel berjalan menghampiri elard, yura nampak berjalan di belakang axel sambil menundukkan wajahnya.
"Hai brother" sapa axel, membuat elard mengangkat wajahnya.
"Hai xel" sahut elard, merekapun bersalaman.
Yura terdiam, ia seolah mengenal siapa pemilik suara tersebut namun yura tak kunjung mengangkat wajahnya.
Elard dan axel duduk bersamaan, saat yura juga akan duduk elard memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Yura" sahut elard setelah mengetahui siapa wanita yang ada di depannya. yura mengangkat wajahnya dan terkejut melihat siapa yang berada di depannya.
"El" kata yura.
**matilah aku** batin axel.
"Kalian saling mengenal?" tanya axel yang pura pura tidak tau.
Elard nampak memperhatikan wajah yura dan axel secara bergantian.
Apakah axel adalah bos yang di maksud istrinya? apakah selama ini yura tinggal di rumah axel? pikiran itu tiba tiba muncul di kepala elard.
"Yura bisa kamu jelaskan semua ini?" tanya elard kepada yura yang sedari tadi terdiam.
"El dia bosku, bukankah aku pernah menceritakannya kepadamu. aku tidak tau jika kalian berdua saling kenal" jawab yura, wanita itu memang tidak mengetahui apapun.
"Iya aku dan axel saling kenal, bahkan kita sudah berteman sejak lama" ucap elard sambil menatap axel.
Axel sadar jika saat ini elard sedang mencurigai dirinya, namun axel bersikap seperti biasa seolah ia tidak tau apa apa.
"Apa kita bisa mulai mitingnya?" tanya axel mengalihkan pembicaraan.
"Miting kita tunda" ucap elard, membuat yura dan axel terkejut.
Elard seolah masih butuh penjelasan dari mereka berdua.
Karena selama yura menghilang elard berusaha mencarinya, bahkan semua anak buahnya turut mencari yura.
Namun tidak ada yang bisa menemukan yura, sampai akhirnya yura kembali dan memberi kabar bahwa dirinya tengah hamil.
Pikiran pikiran negatif kini mulai bermunculan di kepala elard..
*****
happy reading🥰🥰
kenapa dr rumah sakit ke rumah si rangga pakai motor sport?