Wanita Malam Milik CEO
Haii semua.... Budayakan membaca dulu ya, terus komen like n vote author🙏
Happy reading🥰🥰
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Yura..." Panggil wanita berusia 40tahunan
"Iya madam" yura segera menemui wanita itu. Madam adalah sebutan untuk wanita berusia 40tahun itu, ia memperkerjakan gadis gadis muda untuk melayani beberapa tamu di hiburan malam tempatnya. Entah hanya menemani minum, bernyanyi, bahkan berkencan.
Termasuk Yura.
Yura Vradisty adalah gadis berusia 19 tahun, ia lulusan SMA.
Orang tuanya sudah lama meninggal, dan ia tinggal bersama pamannya. Dan paman yura lah yang menjual dirinya kepada madam.
Yura sudah bekerja di tempat itu selama 2 bulan. Meskipun begitu yura adalah salah satu yg masih perawan. Selama ini ia hanya menemani para lelaki hidung belang untuk minum, setiap kali ada yg memesannya untuk tidur bersamanya, madam akan menolaknya. Karena bagi madam yura adalah gadis istimewa, tidak sembarangan pria bisa mendapatkan kesucian yura.
"Pergi ke ruangan VIP sekarang" perintah madam kepada yura.
"Boleh saya membawa jeny madam?" Tanya yura, setiap kali ada tamu yura akan membawa temannya itu untuk menemaninya.
"Iya bawak aja jeny, tapi ingat kamu jangan bikin tamu kecewa" jawab madam
Yura mengangguk mengerti.
Ia segera menemui jeny yg tengah bersolek.
"Jeny.." panggil yura
"Iya beb kenapa?" Tanya jeny
"Ada tamu, ayo temani aku" ajak yura kepada jeny.
"Oke bentar ya, kenapa kamu tidak coba sendiri saja. Kan lumayan tuh kamu dapat banyak uang" kata jeny, sambil menyemprotkan parfum di lehernya.
"Tidak mau, aku takut kalau sendiri jen" kata yura.
"Ya udah ayo"
Yura dan jeny berjalan menuju room 019, yura membawa nampan yang berisi wine dan gelas gelas kecil.
Jeny masuk terlebih dahulu dan di susul oleh yura.
Di room itu ada 4 pria yang usianya sekitar 25 sampai 30 tahunan.
Dengan luwes jeny segera menghampiri beberapa tamu.
Sedangkan yura, masih saja ia belum terbiasa. Yura meletakan beberapa bolol minuman di depan meja.
"Siapa namamu nona?" Tanya pria yang usianya sekitar 30 tahun.
"Yura tuan" jawab yura.
"Kemari duduk di sebelahku" kata pria itu, dengan gugup yura duduk di sebelah pria itu.
Yura menuangkan wine ke dalam gelas dan memberikan kepada pria itu.
"Kamu sangat cantik, berapa usiamu?" Tanya pria itu lagi.
"S..sembilan belas tahun tuan" jawab yura gugup.
Sedangkan jeny sudah asik ngobrol dengan 2 pria yg lain.
Rasanya yura ingin keluar dari ruangan itu.
"Minum" pria itu memberikan segelas wine kepada yura. Yura mengambilnya tapi tidak langsung meminumnya.
Sebisa mungkin yura tidak meminum pemberian tamu tamunya.
Pria itu mulai memainkan rambut yura, kemudian meraih pinggangnya untuk lebih dekat dengan tubuh pria itu.
Tentu saja yura akan merasa risih.
Jeny yg melihat itu berusaha untuk mengalihkan perhatian pria itu.
Tapi rupanya pria itu lebih tertarik kepada yura.
Tangan pria itu mulai menyusuri setiap lekuk tubuh yura.
Yura berusaha untuk menahannya, sampai pria itu meletakkan tangannya di dua gundukan milik yura, yang memang sangat berisi dan membuat laki laki sangat tergoda.
PLAK...!
Dengan refleks yura menepis tangan pria itu.
"Sial!! Kenapa sok jual mahal sih" bentak pria itu.
"M..maaf saya tidak sengaja tuan" kata yura terbata.
"Alahh kamu itu wanita malam, tidak perlu sok suci deh" ucap pria itu lagi.
Ia mengambil segelas wine dan memaksa yura untuk meminumnya.
"Tuan mau apa?" Tanya yura panik.
"Udah minum aja, lama banget sih" pria itu terus memaksa yura untuk meminumnya.
"Tuan jangan tuan" ucap jeny yg mencoba menghentikan aksi pria itu.
Sedangkan pria yg lain turut memegang tangan yura.
Gleg...
Akhirnya segelas wine meluncur bebas di tenggorokan yura, membuat semua pria itu tertawa karena puas.
"Makannya tidak perlu sok, kamu di bayar memang buat memuaskan kita hahaha" kata pria itu.
"Ra kamu baik baik saja?" Tanya jeny, yang melihat temannya sedikit lemas.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya yura meminum minuman itu. Jadi yura hanya merasakan kepalanya pusing.
"Udah ayo bawa aja dia" kata salah satu pria yang mencoba membawa tubuh yura.
"Maaf tuan, kalian tidak bisa membawa yura sembarangan. Harus ada ijin dari madam" sahut jeny dan melepaskan tangan pria itu.
Jeny segera membawa yura keluar dari ruangan itu.
"Ra duduk dulu aku ambilin kamu air putih dulu ya" kata jeny.
"Tidak perlu jen... Aku tidak apa-apa kok" jawab yura yg sudah mulai mabuk.
"Duhh gimana nih kamu mabuk" cemas jeny.
"Tidak apa-apa, kamu lanjutin dulu ya " kata yura.
"Ya udah kamu tunggu sini ya, aku masuk dulu, aku harus nemenin mereka dulu" kata jeny, yang hanya di balas anggukan oleh yura.
Sudah 15 menit yura menunggu, tapi jeny belum keluar juga.
Akhirnya yura mengambil tasnya, dan berjalan keluar meninggalkan tempat kerjanya dengan sempoyongan.
"Aduh pusing" kata yura sambil memegang kepalanya.
Yura terus berjalan berharap akan ada taksi yang lewat.
Ia duduk di pinggir jalan. Dengan rambut yang mulai berantakan dan mata yg sudah sayu yura terus menunggu taksi untuk membawanya pulang ke apartemennya.
Dari banyaknya wanita malam yang bekerja, hanya beberapa termasuk yura yang mendapatkan apartemen dari madam, maskipun apartemen itu berukuran kecil.
"Stop! Stop! Stop!" Yura menghentikan sebuah mobil, ia masuk ke dalam mobil itu tanpa tau mobil siapa yg ia tumpangi.
"Pak ke jalan merakXX" kata yura kepada orang yg duduk di bangku kemudi.
Mobil itu segera melaju, namun bukan ke alamat yang di katakan yura.
Yura sudah dalam kondisi tidak sadar.
Pagi hari ini yura masih tertidur dengan pulasnya, sinar mentari masuk melewati cela cela jendela. Membuat gadis itu memincingkan matanya, yura membuka matanya secara perlahan.
Pandangannya sedikit kabur.
Ia segera mengusap matanya dengan kedua tangannya.
Pandangan yura melihat sesuatu yang aneh.
Di perhatikan kamar yang berukuran 3kali dari luas apartemennya.
Yura segera membangkitkan tubuhnya.
"Dimana ini? seperti bukan kamarku" gumam yura.
Ia mengingat kejadian semalam di tempat kerjanya, mungkinkah pria pria itu membawanya ke sebuah hotel? Dan menikmati tubuhnya??
Yura segera melihat tubuhnya, ternyata pakaiannya masih utuh.
Yura mengedarkan pandangannya mencari tas dan sepatunya.
"Ini dia" yura mengambil tas dan memakai sepatunya.
Ia segera keluar dari kamar itu.
Mata yura terbelalak di lihatnya sebuah rumah yang sangat besar bak istana.
Ternyata bukan hotel, lalu dimana ia sekarang??
Yura melangkahkan kakinya menuruni tangga.
**Pintu keluarnya di mana ya?? Ini rumah apa gimana kok gede banget ya** batin yura.
"Nona anda sudah bagun?" Sapa seorang wanita menggunakan seragam hitam putih.
"Eh iya, m..maaf kenapa saya bisa disini ya buk?" Tanya yura kepada wanita itu.
"Silahkan nona, sarapan anda sudah siap" wanita itu membawa yura ke meja makan.
Di lihatnya banyak makanan sudah tersedia dan membuat yura tergugah.
"Silahkan di nikmati nona, jika anda butuh sesuatu bisa panggil saya" kata wanita itu lalu pergi meninggalkan yura.
Yura meminum segelas susu yg sudah terhidang, sebenarnya ia ingin sekali melahap semua makanan disana hanya saja ia harus segera keluar dari rumah itu.
**Ini pintu keluarnya yang mana ya, aku harus cepet keluar nih** batin yura
Yura segera menyusuri setiap ruangan itu, dilihatnya sebuah pintu yang cukup besar dan tinggi.
"Akhirnya ketemu" gumam yura.
Ia segera berlari dan membuka pintu tersebut.
Alangkah terkejutnya saat pintu di buka dia berhadapan dengan seorang pria yang tampan mengunakan setelan jas, dan berdiri beberapa orang seperti bodyguard di belakang pria itu.
Yura mematung, ia bingung siapa pria yang berada di depannya ini. Dan sebenarnya berada di rumah siapa yura semalan ini, ia benar benar tidak mengingat apapun.
"Anda sudah datang tuan" ucap seorang wanita yg tadi berbicara dengan yura.
Ternyata wanita itu merupakan kepala pelayan di ruamah besar tersebut namanya Nita.
"Bawa masuk" ucap pria itu kepada nita.
"Baik tuan" jawab nita.
Nita segera membawa yura.
"Ehh mbak kok saya di bawa masuk lagi? Saya mau pulang" kata yura.
"Diamlah nona" ucap nita.
"Mbak ini saya mau di apakan ya? Eh maksud saya ini ada apa? Saya mau pulang" kata yura mulai kebingungan.
Nita segera memasukkan yura kedalam kamar yg ia tiduri semalam, dan menguncinya dari luar.
Dor dor dor
Yura mengetuk pintu itu.
"Mbak keluarin saya heiii" teriak yura dari dalam kamar itu.
"Aduh ini sebenernya dimana ya? Kenapa pria itu membawaku masuk lagi, apa jangan jangan dia yg punya rumah??" Gumam yura.
"Apa dia sudah makan?" Tanya pria itu kepada nita.
"Dia hanya meminum susu tuan" jawab nita.
"Jangan biarkan dia pergi dari sini" kata pria itu.
"Baik tuan".
Pria itu adalah Elard Desmon seorang pengusaha terkenal berusia 27 tahun dan memiliki paras yg tampan.
Pria yang di kenal dingin, cuek dan kejam kepada siapa saja yang berani menghianatinya.
Elard kembali ke rumahnya untuk mengambil berkas.
Kemudian elard segera kembali ke kantornya.
Dari balkon yura melihat mobil keluar dari gerbang rumah itu.
Yura segera mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari rumah besar itu.
"Oke oke cari cara ayo cari cara" gerutu yura sambil mondar mandir.
Ia mencari sesuatu untuk bisa membantunya keluar dari sana.
Yura membuka lemari yang berukuran besar, di ambilnya beberapa seprei di ikatnya menjadi satu agar lebih panjang.
Yura segera mengikat ujung seprei itu di pagar besi balkon kamarnya.
Dan sisanya ia juntai ke bawah.
"Aduhh gimana kalo jatuh ya? Udah cobak aja dulu" kata yura.
Dengan susah payah yura bergelantungan menuruni balkon dengan bantuan seprei.
*****
happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
sblum nya udh prnh bca ini,, skrg mampirrr lagii ah krna udh lupa ama critanya😁
2022-04-22
0
Iiq Rahmawaty
baru seteguk ya udh maboy aja😁
2022-04-22
0
Diana Dina
nyimak aja dulu thor
2021-12-22
0