NovelToon NovelToon
Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Bangkitnya Permaisuri Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Reinkarnasi / Harem / Mengubah Takdir
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Setelah terpeleset di kamar mandi, Han Sia, gadis modern abad 25, terbangun di tubuh Permaisuri Han Sunyi tokoh tragis dari novel yang dulu ia ejek sebagai “permaisuri paling bodoh”.

Kini terjebak di dunia kerajaan kuno, Han Sia harus berpura-pura sebagai permaisuri yang baru sadar dari koma, sambil mencari cara untuk bertahan hidup di istana penuh intrik dan penghianatan. Namun alih-alih pasrah pada nasib, ia justru bertekad mengubah sejarah. Dengan kecerdasan modern dan lidah tajamnya, Han Sia siap membalikkan kisah lama dari permaisuri lemah menjadi wanita paling berkuasa dan akan membuat mereka semua menyesal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9 - “Cahaya yang Kembali ke Tahta”

Malam itu, Han Sunyi duduk sendirian di ruang kerjanya yang tersembunyi di bawah paviliun. Di depannya tergeletak peta istana, lembaran catatan rahasia, dan di tengahnya — selembar kertas kosong yang akan mengubah nasibnya selamanya.

“Langkah terakhir…” bisiknya pelan.

Tinta di ujung kuas hitam bergetar, menetes ke atas kertas. Ia menarik napas panjang, lalu mulai menulis:

Surat Pemutusan Ikatan Permaisuri Istana Hui Song atas kehendak dan kesadaran penuh, tanpa paksaan, aku, Han Sunyi, melepaskan gelar dan kedudukan, serta mengembalikan seluruh hak istana kepada pihak kerajaan.

Tangannya berhenti sejenak. Ia tersenyum tipis, menatap kata-kata itu dengan mata yang berkilat dingin.

“Bukan aku yang dibuang kali ini,” ujarnya pelan. “Tapi aku yang memilih untuk pergi.”

Namun, surat itu belum lengkap tanpa satu hal segel kerajaan. Tanpa cap naga merah, surat itu hanyalah selembar kertas biasa.

Dan untuk mendapatkannya… Han Sunyi tahu, ia harus mencuri benda paling dijaga di seluruh istana.

----

Tiga hari kemudian, malam turun dengan cepat di atas atap istana Hui.

Zhi Dao berdiri di bawah bayangan menara, matanya awas. “Yang Mulia, gerbang barat sudah dikunci. Hanya penjaga utama dan kepala sekretaris yang membawa kunci ruang segel kerajaan.”

Han Sunyi mengangguk pelan. Ia mengenakan jubah hitam pekat dengan tudung menutupi wajah. “Kita tidak perlu kunci,” katanya lirih. “Kita hanya butuh waktu lima puluh napas.”

Nuan, Yuyi, dan Yuyu muncul dari sisi lain membawa peti kayu kecil. Di dalamnya ada alat pembuka kunci, ramuan tidur, serta lilin tanpa asap.

Zhi Dao menunduk. “Hamba sudah menidurkan dua penjaga depan dengan ramuan teh yang diselipkan pagi tadi. Tapi kepala sekretaris masih di dalam.”

Han Sunyi tersenyum samar. “Kalau begitu, biarkan aku yang menanganinya.”

Ia berjalan ke depan pintu besar ruang arsip tempat segel naga kerajaan disimpan dalam kotak perunggu. Pintu itu dijaga oleh seorang lelaki tua dengan jenggot panjang, mata tajam, dan tubuh kurus tapi kokoh. Kepala Sekretaris Gao, orang yang dipercaya langsung oleh Raja Hui Song.

“Siapa di sana?” suaranya berat, namun belum curiga.

Han Sunyi melangkah keluar dari bayangan. “Aku.”

Ketika cahaya lentera menyorot wajahnya, mata Sekretaris Gao melebar. “P-Permaisuri Han Sunyi?! Tapi… bagaimana—”

Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, jarum kecil berkilat melesat dari ujung jari Han Sunyi, menekan titik lehernya dengan presisi. Lelaki itu terdiam, tubuhnya goyah lalu tertidur tanpa rasa sakit.

“Maafkan aku, Tuan Gao. Aku tidak ingin menyakitimu,” bisik Han Sunyi, menurunkan tubuh lelaki itu perlahan ke lantai.

Zhi Dao segera membuka pintu besar itu. Di dalam, udara dingin dan aroma tinta kerajaan menyambut mereka. Di atas meja batu hitam, kotak naga merah bersinar samar di bawah cahaya bulan.

Han Sunyi mendekat dengan langkah ringan. Tangannya gemetar sedikit saat membuka kotak itu. Di dalamnya, segel naga — simbol kekuasaan tertinggi — terbuat dari batu giok merah dengan ukiran naga melingkar.

Ia mengangkatnya perlahan, lalu menempelkan di atas suratnya.

Cap merah membara di atas kertas putih.

Kini, surat itu resmi.

“Mulai malam ini,” gumamnya, “aku bukan lagi permaisuri Hui Song. Aku Han Sunyi — wanita bebas.”

Ia menatap segel itu sekali lagi, lalu dengan hati-hati menaruhnya kembali. “Tidak perlu mencuri semuanya. Cukup satu cap untuk menghancurkan seluruh kebohongan mereka.”

Mereka pergi tanpa jejak.

----

Hari-hari berikutnya berlalu dengan cepat. Istana sibuk mempersiapkan perayaan ulang tahun Raja Hui Song. Lentera digantung di setiap lorong, dan bunga plum putih memenuhi taman. Tidak ada yang sadar bahwa di balik semua keriuhan itu, badai besar sedang menunggu untuk meledak.

Han Sunyi mempersiapkan segalanya secara diam-diam. Ia mengenakan kembali pakaian kebesaran yang dulu disimpan rapat jubah sutra putih dengan bordiran naga emas, dan hiasan giok permaisuri di rambutnya.

Ketiga dayangnya membantunya berdandan.

“Yang Mulia… Anda benar-benar ingin tampil di depan semua orang?” tanya Nuan dengan suara bergetar.

Han Sunyi menatap pantulan dirinya di cermin, lalu tersenyum tenang. “Aku tidak akan bersembunyi lagi. Dunia perlu tahu siapa sebenarnya yang mereka buang.”

Yuyi menatapnya takjub. “Anda tampak… seperti dewi turun dari langit.”

Han Sunyi tertawa lembut. “Hari ini, biarkan mereka berpikir begitu.”

Di sisi lain, Zhi Dao berdiri di depan pintu, mengenakan seragam resmi pengawal raja. Wajahnya tegas tapi hatinya bergejolak. Ia tahu, setelah malam ini, hidup mereka tak akan sama lagi.

...****************...

Hari perayaan tiba. Aula utama istana dipenuhi para pejabat tinggi, bangsawan, dan tamu kerajaan. Musik lembut mengalun, aroma anggur mewah mengisi udara. Di atas singgasana, Raja Hui Song duduk dengan bangga dan di sampingnya, duduk Selir Agung Wei Ning, mengenakan pakaian merah darah, senyum manis menempel di wajahnya.

“Selamat ulang tahun, Yang Mulia,” bisik Wei Ning lembut. “Semoga usia panjang dan kejayaan selalu bersama Anda.”

Raja tersenyum puas. “Denganmu di sisiku, semua itu sudah cukup.”

Namun suasana tenang itu pecah seketika ketika suara lembut namun tajam bergema dari arah pintu besar.

“Benarkah?”

Semua kepala serempak menoleh.

Pintu utama aula perlahan terbuka, dan dari cahaya luar masuklah sosok wanita berbalut jubah putih bersulam emas. Rambutnya diikat tinggi, wajahnya tenang dan bersinar lembut seperti bulan purnama. Di belakangnya, tiga dayang cantik berjalan beriringan, membawa peti kayu kecil di tangan mereka.

Han Sunyi.

Suara bisik-bisik langsung memenuhi ruangan.

“Permaisuri… bukankah beliau koma?”

“Mustahil! Bukankah sudah diumumkan tidak sadarkan diri berbulan-bulan?”

“Kenapa dia muncul di sini… pada hari ulang tahun raja?”

Wei Ning membeku di tempat. Wajahnya yang biasanya tenang kini pucat seperti kertas. “Tidak mungkin…”

Han Sunyi melangkah mantap menuju tengah aula. Setiap langkahnya terdengar jelas di antara keheningan.

Ia berhenti tepat di depan singgasana, lalu menunduk sedikit. “Salam hormat, Yang Mulia Raja Hui Song. Sudah lama kita tidak berjumpa.”

Raja Hui Song terperanjat. “S-Sunyi… kau—”

“Masih hidup,” potong Han Sunyi lembut. “Sayangnya, itu tampaknya tidak membuatmu senang.”

Ruangan menjadi sunyi. Bahkan para pengawal tak berani bergerak.

Han Sunyi menatap kursi di samping raja, yang kini diduduki Wei Ning. Ia tersenyum dingin. “Tempat itu seharusnya milikku, bukan?”

Wei Ning mencoba tersenyum, tapi suaranya bergetar. “Permaisuri… Anda pasti salah paham. Kami semua mengira Anda—”

“Sudah mati?” Han Sunyi memotong kalimatnya dengan tenang. “Ya, aku tahu. Tapi kematian tampaknya menolak menerima orang yang dikhianati tanpa dosa.”

Ia mengangkat tangan, memberi isyarat.

Nuan maju ke depan, membuka peti kecil di tangannya. Di dalamnya tersusun rapi gulungan catatan, botol kecil berisi racun, dan potongan kain berdarah.

Han Sunyi menatap raja, suaranya kini tajam.

“Selamat ulang tahun, Yang Mulia. Sebagai hadiah, izinkan aku mempersembahkan kebenaran.”

Para pejabat saling berpandangan bingung. Han Sunyi melanjutkan,

“Di dalam peti ini terdapat semua bukti tentang pengkhianatan dan kejahatan Selir Agung Wei Ning. Mulai dari racun tidur yang perlahan merusak ingatanmu, hingga kematian tabib istana yang menutupi kebohongan tentang keturunanmu.”

Raja Hui Song terdiam, matanya membesar. “Apa yang kau katakan?!”

Han Sunyi menatap lurus ke arahnya. “Aku katakan bahwa anak yang dibanggakan Selir Agung bukanlah darah dagingmu. Tabib istana menulis laporan itu sebelum ia ‘jatuh dari tangga’. Dan aku memiliki salinannya di sini.”

Wei Ning berdiri gemetar. “Itu fitnah! Semua fitnah!”

Han Sunyi tersenyum dingin. “Benarkah? Maka biarkan seluruh istana memutuskan setelah melihat cap segel kerajaan yang membenarkan laporan itu.”

Ia mengeluarkan gulungan bersegel merah segel naga asli.

Semua pejabat langsung berdiri, wajah mereka pucat. “Itu… segel kerajaan! Tak mungkin palsu!”

Raja Hui Song memandangnya tak percaya. “Bagaimana kau bisa—”

Han Sunyi mendekat satu langkah. “Karena aku permaisuri yang pernah kau abaikan. Aku tahu setiap rahasia istana, setiap lorong, setiap lubang di dinding tempat para penjilat bersembunyi.”

Ia menaruh surat kedua di meja depan singgasana.

“Dan ini,” katanya lirih namun tegas, “adalah surat cerai antara kita. Sudah disegel resmi dengan cap naga.”

Seluruh aula gempar. Wei Ning terjatuh dari kursinya, wajahnya pucat pasi.

Raja Hui Song menatap surat itu dengan tangan gemetar, tapi Han Sunyi sudah berbalik, jubah putihnya berayun elegan.

“Aku tidak akan mengambil apapun darimu, Hui Song. Aku hanya mengambil kembali harga diriku.”

Ia menatap hadirin satu per satu. “Saksikan semuanya. Mulai hari ini, aku bukan lagi permaisuri kerajaan yang korup ini. Aku Han Sunyi, wanita yang akan berjalan keluar dari istana dengan kepala tegak.”

Yuyi, Yuyu, dan Nuan berdiri di belakangnya, mata mereka berkilat bangga.

Zhi Dao yang berdiri di sisi raja hanya menunduk tapi di saat Han Sunyi melewatinya, ia menatap sekilas, memberi hormat diam-diam.

Ketika Han Sunyi melangkah keluar dari aula, musik berhenti. Tak ada yang berani menahan.

Langit sore di luar berubah jingga keemasan. Ia berhenti sejenak di ambang pintu, menatap istana yang pernah menjadi sangkarnya.

“Selamat tinggal, Hui Song. Selamat menikmati kebohonganmu sendiri.”

Dengan satu langkah pasti, ia meninggalkan aula megah itu.

Dan di dalam, untuk pertama kalinya, Raja Hui Song menatap kekosongan di sekelilingnya — menyadari bahwa cahaya yang pernah ia abaikan kini telah benar-benar pergi, membawa seluruh kemuliaan bersamanya.

Sementara itu, di kejauhan, Zhi Dao mengikuti diam-diam, meninggalkan pedangnya di gerbang istana sebagai tanda:

Ia bukan lagi pengawal raja ia kini penjaga bagi wanita yang menulis takdirnya sendiri.

Bersambung

1
Cindy
lanjut kak
kaylla salsabella
lanjut thor
Wahyuningsih
d tnggu upnya kmbli thor yg buanyk hrs tiap hri sehat sellu thor n jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪 dlm upnya😁😁😁😁
Cindy
lanjut kak
inda Permatasari
sebenarnya baik ingin mencari Han Sunyi untuk balas Budi dan juga merasakan cinta padanya tapi Han Sunyi tidak mau bertemu
kaylla salsabella
aku kok masih bingung ya ini li feng itu baik apa gak sama han sunyi
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
li feng bukannya kabur jadi buronan?? kok uda di istana lg thor??
Wahyuningsih
wahhhh mkin sru thor d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor n jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪
Vivi❄️❄️
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kirain si bawah panah cinta ala cupid 🤣🤣🤣
sahabat pena
Luar biasa
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Fransiska Husun
keren banget
🌸 Maya Debar 🌸
Semangat terus Thor 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘❤️🥰🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️❤️❤️🤩🤩
Tiara Bella
semangat 😍
🌸 Maya Debar 🌸
Tak tunggu selalu upnya Thor, Keren buanget ❤️❤️❤️❤️❤️🥰🥰🥰😍😍😍🤩🤩🤩😍😍😍😍🤩🤩🤩❤️❤️❤️🥰🥰🥰🥰
Wahyuningsih
q penasaran lanjutannya thor d tnggu upnya kmbli yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan loh 😁😁😁 sehat sellu thor jga keshtn n tetp 💪💪💪 dlm upnya 😄😄😄
Wahyuningsih
q mampir thor mga2 critanya seeeeruuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!