Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Rencana Aries hari ini tidak berjalan sesuai dengan rencananya. Mungkin butuh waktu yang sedikit agak lama untuk meluluhkan hati sang pujaan.
"Entah bagaimana caranya aku mendapatkan hatimu." ujar Aries sendiri sebelum menjalankan kendaraan roda empatnya. Sementara Wanda Sudah berjalan duluan membelah kemacetan ibu kota.
Sesampai dirumah Wanda langsung menuju kamar untuk bersih - bersih karna badanya terasa lengket setelah seharian bekerja. Air terasa menyegarkan saat membasahi seluruh tubuhnya. Rileks itu yang ia rasakan ,setelah selesai mandi dan berpakaian Wanda menuju meja makan.
Perut terasa sudah kerongcongan,saatnya untuk diisi. Wanda bergegas menuju meja makan,nampak seorang wanita paruh baya sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya.
"Bibik masak apa hari ini." tanya Wanda saat sudah duduk di meja makan.
"Bibik masakan kesukaan sibuk,ayam balado dan sayur bayam." ujar si bibik mengambilkan nasi dan lauk untuk Wanda.
"Biar saya aja yang ngambil sendiri,bik. Bibik ayo duduk sini temanin aku makan." ujar Wanda.
"Bibik belum lapar buk,nanti saja bibik makan dibelakang." tolak si bibik sopan.
"Makan sendiri itu tidak enak bik,ayo duduk disini makan bareng saya." ajak Wanda pada wanita paruh baya itu.
Dengan bujukan Wanda akhirnya si bibik mau juga menemani Wanda untuk makan malam. Rasanya lebih enak makan itu ada temannya dari pada makan sendirian.
Malam ini Wanda mau membereskan pekerjaan yang tadi siang sempat tertunda karna kedatangan Aries. Wanda begitu serius hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh.
Wanda menguap beberapa kali,tandanya badan sudah harus diistirahatkan. Masih ada hari esok menanti. Tak butuh waktu lama,Wanda sudah tertidur pulas karna saking capeknya bekerja.
Awan mendung masih menggelanyut dilangit,angin berhembus sangat kencang. Menerbangkan dedaunan dan membuat ranting pohon bergoyang kesana kemari meliuk seperti penari. Matahari seakan enggan menyinari bumi. Memilih bersembunyi dibalik awan.
Seorang perempuan masih betah dalam selimutnya. Cuaca diluar membuatnya betah di pembaringan. Matanya sangat berat untuk dibuka seakan ada perekat yang menempel.
Alarm berbunyi membuatnya terjaga. Dengan langkah gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dan supaya semangat mengahadapi pagi yang dingin.
"Bik,bibik masak apa buat sarapan?" tanya perempuan itu pada wanita separuh baya yang sedang menata masakan di meja.
"Sop iga,bu.Cuacanya kan dingin,biar badan ibu hangat saya masak sop iga saja." jawab si bibik tersenyum pada majikannya.
"Sepertinya enak,bik. Cacing diperutku sudah teriak dari tadi." kekeh perempuan itu sembari menyendok sop yang masih mengepulkan hawa panas.
"Buk,nanti sore mau dimasakin apa?" tanya bibik disela - sela sarapan.
"Apa aja deh bik,aku suka semua masakan bibik. Pokoknya mantap." ujar perempuan itu sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Bibik jadi malu dipuji kaya gitu,buk." ujar bibik dengan pipi merona tanda malu.
"Beneran bik,masakan bibik nomor satu,restoran aja kalah. Lama - lama aku bisa gendut disuguhi makanan selezat ini setiap hari." kekeh Wanda.
"Syukur kalau ibuk menyukai masakan bibik." ujar si bibik merasa tersanjung dengan pujian majikannya.
"Bik,aku mau berangkat dulu,jangan lupa pintu dikunci.vTrus kalau ada tamu mencari aku jangan bukain pintu ya bik. Tanya saja apa keperluan mereka." pamit Wanda pada si bibik sembari mewanti - wanti ART - nya supaya tidak membukakan pintu sembarangan pada tamu yang tidak di kenal apalagi yang datang itu mantan suaminya atau kakak tirinya.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein