Dikhianati suami dan sahabatnya sendiri, Seraphine Maheswara kehilangan cinta, kepercayaan, bahkan seluruh harta yang ia perjuangkan. Malam itu, ia dijebak dalam kecelakaan maut oleh Darian Wiranata dan Fiora Anindya.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu. Kini, Seraphine bukan lagi wanita naif, melainkan sosok yang siap membalas dendam kepada paraa pengkhianat.
Di tengah jalannya, ia dipertemukan dengan Reindra Wirajaya, CEO muda yang perlahan membuka peluang takdir baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 PEMENANG
Fiora tetap memaksa tersenyum, meski matanya jelas berkilat menahan malu. Darian menggaruk tengkuknya dengan canggung, wajahnya sudah merah padam. Penonton masih riuh, ada yang menertawakan, ada pula yang bersiul mengejek.
Musik berhenti mendadak, lampu panggung padam sesaat, lalu tirai ditutup. Tepuk tangan terdengar tapi kali ini lebih banyak bernada mengejek daripada kagum.
MC buru-buru naik ke atas panggung dengan wajah sedikit tegang, mikrofon bergetar di tangannya. Senyum dipaksakan muncul di wajahnya.
"Eh-hehehe tepuk tangan dulu dong, untuk Darian dan Fiora yang sudah memberikan penampilan yang sangat unik untuk kita semua malam ini!" suaranya sedikit terbata, berusaha menyelamatkan suasana.
Riuh penonton semakin menjadi-jadi. Beberapa bertepuk tangan keras-keras sambil tertawa, ada juga yang berbisik,
"Gila pemilihan duta aja masi bisa bisanya lipsnyc"
Reindra dan Sera yang berada dibelakang panggung segera bersiap dan bertabrakan dengan Fiora dan Darian yang baru krmbali dari atas panggung.
"Eh maaf"kata Fiora sambik sedikit menggunting pakaian Sera di bagian bahunya.
"Kamu kalau jalan lihat lihat"kata Sera.
"Eh iya tadi aku ga lihat maaf ya"kata Fiora melembut.
"Oh ya,ga apa apa"kata Sera datar tetapi masi ada senyuman.
"Oh ya Sera,Goodluck"kata Fiora sambil menatap tajam ke arah Sera.
Sebelum Sera menjawab suara mc sudah terdengar.
"Baik, selanjutnya pasangan terakhir dari Fakultas Ekonomi Reindra dan Sera!" suara MC menggema memenuhi aula. Sorakan dan tepuk tangan langsung terdengar meriah.
Sera tidak menyadari sedikit pun kalau bahu dress-nya sudah tersobek karena guntingan kecil Fiora. Dengan penuh percaya diri, ia menggandeng tangan Reindra naik ke panggung.
"Siap Rei?"tanyanya.
Reindra mengangguk mengisyaratkan siap. Sera melangkah ke panggung bersama Reindra. Dress pink pastel yang ia kenakan tampak menawan dengan kilau manik-manik di bagian dada. Namun, jahitan di bahunya sudah teriris oleh guntingan Fiora, hanya tersisa benang tipis yang siap putus kapan saja.
Lampu sorot terang menyoroti keduanya. Musik lembut mulai mengalun, menandakan awal drama musikal Romeo and Juliet. Sera tampak anggun berdiri di balkon kecil yang dihias bunga, sementara Reindra di bawah panggung memerankan Romeo dengan kharismanya yang memikat.
Reindra mengangkat wajahnya, menatap Sera penuh emosi.
"Juliet, oh Juliet demi cintaku, aku rela melawan dunia. Tiada tembok yang bisa menghalangiku untuk memelukmu"
Sera tersenyum lembut, matanya berbinar di bawah cahaya lampu. Ia menanggapi dengan penuh penghayatan.
"Romeo mengapa nama menjadi penghalang kita? Seandainya bunga bisa disebut dengan nama lain, tetaplah harum adanya. Begitu juga cintaku padamu, Romeo"
Tepuk tangan penonton terdengar, terpikat dengan akting keduanya.
Reindra mendekat ke arah balkon, tangannya seakan ingin meraih Sera. Sera mencondongkan tubuh ke depan, matanya berkaca-kaca, benar-benar masuk ke dalam peran. Namun tiba-tiba...
"srekk" jahitan di bahu dress Sera terputus, kainnya mulai melorot.
Sera tidak menyadarinya karena terlalu fokus pada perannya. Tapi Reindra, dengan mata tajamnya, segera menangkap momen itu. Detik berikutnya, tanpa pikir panjang, ia melompat naik ke balkon kecil dan langsung meraih Sera ke dalam pelukannya.
Penonton terdiam sejenak, lalu bersorak riuh mengira itu adegan romantis yang memang sudah disiapkan.
"Sera" bisik Reindra sangat pelan di telinga Sera, sambil menahan kain bahunya agar tidak jatuh, "bajumu hampir terbuka. Aku akan menjagamu"
Sera terkejut, wajahnya memerah, jantungnya berdegup kencang. Namun ia segera mengendalikan diri, melanjutkan dialognya dengan suara bergetar namun penuh penghayatan.
"Romeo peluklah aku. Karena hanya di pelukanmu aku merasa aman"
Reindra menutup mata, improvisasi dengan suara berat dan penuh emosi.
"Lebih baik aku mati di pelukanmu, Juliet, daripada hidup tanpa cintamu"
Ia menunduk, mendekatkan wajahnya ke bahu Sera yang hampir terbuka, membuatnya seolah sedang memberikan ciuman dramatis ala panggung drama . Padahal, sebenarnya ia sedang memastikan dress itu tetap tertahan di tempatnya.
Sera, dengan pipi memerah, tetap melanjutkan perannya.
"Kalau begitu, Romeo biarlah dunia melawan kita. Cinta kita lebih kuat dari segalanya"
Penonton bertepuk tangan meriah, beberapa mahasiswa bahkan berdiri saking terhanyutnya. Mereka percaya bahwa adegan itu adalah bagian naskah.
Fiora yang berdiri dengan Darian dibelakang panggung merasa kesal karena ia gagal membuat Sera malu.
"Sialan,kenapa malah terlihat sempurna. Harusnya baju itu jatuh saja"
"Baju siapa yang jatuh?"tanya Darian kepo.
Fiora hanya mendengus malas lalu meninggalkan Darian yang masi berdiri di belakang panggung. Darian merasa kesal karena melihat Sera dan Reindra sedang beradegan romansa.
"Sialan Reindra"batinnya tangannya mengepal.
Adegan terakhir ditutup dengan Reindra yang masih memeluk Sera erat, lalu perlahan menundukkan kepalanya ke arah tangan Sera dan mengecupnya dengan penuh kharisma. Penonton pun berdiri, memberi standing ovation.
"Gilaa keren banget"
"Ini lebih bagus daripada yang pertama"
"Ternyata Sera lebih cocok sama Reindra daripada Darian Darian itu"
Reindra masih berdiri gagah di tengah panggung, sementara Sera menunduk sedikit, wajahnya memerah karena malu bercampur haru. Lampu sorot menyinari keduanya, menciptakan pemandangan seperti adegan nyata dari sebuah drama klasik.
"Kita berhasil Sera"Reindra berbisik.
"Iyaa,kirain aku bakal malu tapi kamu keren sekali Rei"
MC naik kembali ke atas panggung dengan wajah sumringah, kali ini ia tidak perlu berpura-pura. Senyum lebar menghiasi bibirnya saat ia mengangkat mikrofon.
"Woooow luar biasa. Boleh kita kasih tepuk tangan yang lebih meriah lagi untuk penampilan Sera dan Reindra"
Penonton semakin bersorak, standing ovation bertambah keras.
MC terkekeh, menepuk tangannya pelan.
"Terima kasih banyak, Sera dan Reindra, kalian sudah memberi penampilan yang tak terlupakan malam ini. Silakan kembali ke tempat duduk kalian, dan mari kita beri kesempatan untuk peserta berikutnya"
Sera dan Reindra saling menatap sejenak, lalu berjalan beriringan turun panggung. Sorakan dan tatapan kagum masih mengikuti langkah mereka.
Para peserta lain pun mulai memberikan talent shownya masing masing. Para penonton bertepuk tangan meriah. Hingga akhirnya babak yang ditunggu tunggu yaitu penentuan duta kampus.
Sang mc segera naik ke atas panggung membawa map kecik yang berisi pemenang dari duta kampus.
"Baik, teman-teman" ucap MC dengan suara lantang.
"Kita sudah menyaksikan penampilan luar biasa dari para kandidat duta kampus. Dari penampilan, pidato, sesi tanya jawab, hingga talent show semuanya benar-benar mengesankan. Tapi, hanya ada satu pria dan satu wanita yang akan membawa pulang gelar Duta Kampus Tahun Ini"
Terdengar bisikan dari barisan penonton. Nama Sera dan Reindra disebut-sebut, beberapa bahkan sudah yakin siapa pemenangnya. Namun di sisi lain, Fiora menggenggam ujung dressnya dengan tegang, sementara Darian menatap penuh harap meski wajahnya masih kaku setelah tadi dipermalukan.
MC membuka map perlahan, menambah ketegangan. Suara kertas disobek pelan saat ia mengeluarkan selembar kertas hasil keputusan juri. Ia menoleh ke arah penonton, lalu mengangkat mikrofon kembali.
"Baiklah kita mulai dari kategori Duta Kampus Putri 2015"
MC menghela napas dalam, lalu tersenyum lebar.
"Selamat kepada Seraphine Maheswara"
Aula langsung bergemuruh. Sorakan dan tepuk tangan menggelegar, beberapa mahasiswa bahkan berseru,
"Hidup Sera!"
"Pantes banget dia menang"
Sera menutup mulutnya dengan tangan, terkejut sekaligus terharu. Reindra menoleh padanya dengan senyum bangga, lalu menepuk bahunya lembut. Sera berdiri perlahan, melangkah naik ke panggung untuk menerima selempang duta putri.
Fiora yang duduk di kursinya hanya bisa mengepalkan tangan, wajahnya memerah menahan amarah.
"Sialan lo udah permaluin gue"
"Dan sekarang" ucap MC melanjutkan,
"Kita menuju ke kategori Duta Kampus Putra 2015"
Tatapan semua orang langsung berpaling ke Reindra dan Darian. Kedua pria itu duduk tegap, meski ekspresi mereka jauh berbeda. Darian berusaha tampil percaya diri, sedangkan Reindra tetap tenang dengan senyum tipis di wajahnya.
MC membuka kertas kedua, lalu mengumumkan dengan suara lantang.
"Dan gelar Duta Kampus Putra jatuh kepada Reindra Wirajaya"
Sorakan semakin pecah. Penonton berdiri untuk memberi standing ovation sekali lagi. Sera menoleh ke arah Reindra dengan tatapan bahagia, sementara pria itu berjalan dengan tenang menuju panggung, lalu berdiri di samping Sera.
Kini keduanya berdiri berdampingan di tengah panggung, keduanya mengenakan selempang Duta Kampus.Darian dan Fiora menatap tidak suka ke arah Sera dan Reindra yang sedang tersenyum bahagia.
"Kamu kenapasih ga bisa paksa Sera"kata Fiora marah ke arah Darian.
"Aku ga tau kenapa dia tiba tibaa berubah"