NovelToon NovelToon
Cinta Di Kehidupan Berikutnya

Cinta Di Kehidupan Berikutnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / TimeTravel / Perjodohan / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Rebirth For Love
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nopani Dwi Ari

“Tuhan, bila masih ada kehidupan setelah kematian, aku hanya ingin satu hal: kesempatan kedua untuk mencintainya dengan benar, tanpa mengulang kesalahan yang sama...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.20

Bagas baru saja menyelesaikan catatan stok bahan untuk kafe. Matanya melirik sekilas pada Andreas yang duduk termenung, jelas sekali galau masih melekat di wajahnya.

“Sudahlah, dari pada lu galau terus, ikut gue aja,” ajak Bagas sambil menutup buku catatannya.

Andreas mengangkat kepala. “Kemana? Kalau ke rumah Daisy sih gue mau banget!”

Bagas mendengus. “Cih, yang ada kita diusir mentah-mentah. Kita ke pasar buat belanja, stok habis.”

Andreas hanya mengangguk lesu. Dari pada bengong sendirian di kafe, lebih baik ikut saja.

Mereka berangkat dengan mobil karena Bagas pasti membawa banyak barang. Jalanan pagi itu masih ramai oleh para pedagang dan pembeli yang hilir mudik. Andreas bersandar di kursi, melamun. Namun tiba-tiba, mobil berhenti mendadak.

“Eh, apaan sih Gas!” seru Andreas kaget.

Bagas sudah lebih dulu keluar. Andreas menoleh, dan melihat sahabatnya berbicara dengan seorang gadis muda yang mendorong sepeda penuh dengan ikatan sayuran. Sesekali gadis itu mengusap peluh di dahinya, senyumnya sederhana tapi hangat.

Andreas menyipitkan mata. Kayaknya gue pernah lihat dia… tapi di mana ya? gumamnya dalam hati.

“Bener, Mas? Mas mau beli sayur saya?” tanya gadis itu antusias. Suaranya ceria, sedikit terengah.

“Iya, Mbak. Sayurnya segar banget. Saya beli semua,” jawab Bagas mantap, sambil menyodorkan beberapa lembar uang merah.

Gadis itu—Bella—melotot kaget. “Lho, Mas… ini terlalu banyak. Sayur saya cuma kangkung, daun singkong, daun ubi, sama selada. Paling nilainya tiga ratus ribu.”

Bagas tersenyum ramah. “Nggak papa. Anggap aja tambahan buat Mbak. Nanti kalau panen lagi, jual ke saya ya. Nih, saya kasih kartu nama.”

Bella tertegun sejenak sebelum akhirnya menerima. “Terima kasih banyak, Mas. Saya benar-benar bersyukur.”

Andreas yang masih duduk di mobil menatap lekat-lekat gadis itu. Seketika dia teringat—Gadis itu adalah gadis yang pernah menolongnya dari tabrakan mobil Daisy. Hatinya berdebar. Namun saat ingin keluar menghampiri, Bagas sudah kembali ke mobil.

“Kenapa lagi lo bengong?” tanya Bagas heran.

“Nggak, ayo cepetan. Keburu siang,” jawab Andreas buru-buru menutup pembicaraan.

Mereka pun melanjutkan perjalanan ke pasar tradisional.

****

Di kediaman orang tua Daisy, suasana dapur sudah ramai. Jasmin, sang ibu, pagi-pagi sibuk memotong sayur dan menyiapkan sarapan.

“Mom, kok di dapur sih?” Daisy turun tangga dengan wajah khawatir.

Jasmin melirik sambil tersenyum. “Memang kenapa? Mommy cuma hamil, bukan sakit.”

“Tapi aku takut Mommy kecapean. Atau mual kena bau masakan,” balas Daisy, mencoba mengambil alih pisau.

“Enggak kok, Mommy sehat hari ini,” sahut Jasmin ringan.

Akhirnya Daisy menyerah dan memilih membantu. Ia membuat kopi kesukaan Damian sambil sesekali mengintip panci sup. Hangat rasanya bekerja berdua dengan sang ibu, mengingatkan pada masa kecilnya.

“Sy, Mommy sama Daddy ada rencana liburan ke Bali. Kamu mau ikut?” tanya Jasmin.

Daisy sempat melamun. Terakhir kali liburan bersama keluarga, saat kandungannya tujuh bulan. Ironisnya, liburan itu lebih banyak ia habiskan bersama Andreas, sementara Damian hanya bisa menatapnya dari jauh dengan hati terluka.

“Sy?” Jasmin menyenggol lengan putrinya.

“Eh, iya Mom. Aku ikut lah, kapan lagi gratis,” jawab Daisy sambil terkekeh.

Jasmin mendengus kecil, tapi ikut tersenyum.

Daisy bertekad, kali ini liburan akan ia habiskan sepenuhnya bersama Damian dan Vio.

Tak lama kemudian, masakan selesai. Daisy bergegas ke atas sambil membawa kopi untuk Damian. Saat membuka pintu kamar, ia terpaku—Damian berdiri hanya dengan handuk sebatas pinggang, sedang mengeringkan rambut.

Tanpa pikir panjang, Daisy langsung memeluknya dari belakang. “Dingin, tapi aku suka,” bisiknya manja.

Damian menoleh, menatap istrinya. “Jangan mancing.”

“Siapa yang mancing? Tubuh kamu dingin banget, bikin nyaman,” jawab Daisy tersenyum nakal.

“Makanya mandi,” Damian mencibir, berbalik menatapnya.

“Mau mandi bareng?” Daisy menggoda sambil tersipu.

“Aku sudah mandi. Lain kali.”

“Enggak ada kata penolakan.” Daisy menarik Damian masuk ke kamar mandi.

Tawa mereka terdengar riang. Untung Vio masih terlelap, sehingga momen mesra itu milik mereka berdua. Sambil mandi, Daisy menceritakan rencana liburan dari Jasmin, dan Damian langsung setuju.

****

Di sisi lain, Ivana menatap kesal pada Mia. Baginya, wanita itu hanya membuang waktu.

“Kalau kamu nggak serius, lebih baik keluar aja,” bentak Ivana.

Mia merunduk. “Ma-maaf, Ana. Aku beneran nggak bisa rawat bayi. Aku nggak bakat.”

“Cih, dasar kampungan.” Ivana mendengus tajam. “Gue nggak peduli. Mulai besok lo harus bisa segalanya. Gue nggak mau Damian sama Daisy terus hidup bahagia, sementara kita menderita. Kalau begini terus, kapan balas dendamnya?”

Mia menelan ludah, lalu mengangguk pasrah. “Baiklah, aku akan berusaha.”

“Buktikan. Jangan cuma omong doang!” Ivana berdiri, melangkah cepat meninggalkan yayasan.

Begitu masuk mobil, Ivana mencengkeram setir erat. Wajahnya menegang, tetapi senyum sinis tersungging di bibirnya.

"Tenang, Ivana. Semua harus disiapkan matang. Suatu hari Damian pasti jadi milikmu."

****

Sore harinya, Andreas duduk di balkon apartemen. Secangkir kopi dingin terabaikan. Tatapannya kosong ke jalanan di bawah, namun pikirannya justru melayang pada gadis di pasar tadi.

“Kenapa jadi kepikiran dia, sih?” gumamnya, frustasi.

Ia mengambil ponsel, menekan nomor Bagas. “Gas, lo tau nama cewek tadi?”

“Hah? Cewek mana?” Bagas bahkan lupa.

“Itu, yang lo beli sayurnya di pasar.”

“Ohh, dia. Nggak tau gue. Gue cuma kasih kartu nama. Kenapa, lo naksir?”

“Apaan sih! Sok tau lo. Udah ah,” Andreas buru-buru menutup panggilan.

Bagas menggeleng sendiri, lalu berdoa diam-diam agar sahabatnya benar-benar bisa menemukan seseorang yang baru.

Andreas menghela napas panjang. Kenapa gue malah penasaran sama dia?

Ia berdiri, mengenakan jaket, lalu berjalan keluar kamar. “Dad, aku pergi dulu.”

“Mau kemana?” tanya Tuan Alfa dari ruang tamu.

“Cari angin. Daddy mau ikut?”

“Tidak. Tapi jangan macam-macam,” jawab Tuan Alfa tegas.

Andreas tersenyum tipis. “Tenang aja, aku nggak akan macam-macam.”

Setelah anaknya pergi, Tuan Alfa menatap foto mendiang istrinya di meja. Air matanya jatuh tanpa bisa ditahan.

“Kenapa kamu pergi secepat itu, sayang…? Aku cuma ingin melihat Andreas bahagia. Semoga dia menemukan gadis yang tepat suatu hari nanti.”

****

Andreas melangkah di jalanan siang itu dengan pikiran yang penuh. Nama Daisy masih melekat, tapi wajah gadis yang menolongnya terus muncul dalam benaknya. Ia menatap langit, menghela napas berat.

“Astaga, kenapa gue malah kepikiran gadis itu?” gumam Andreas.

Senyumnya samar, tapi matanya menyimpan luka yang belum sembuh.

Dan entah kenapa, untuk pertama kalinya setelah lama hancur, ada secercah harapan baru—walau Andreas sendiri belum yakin dan belum menyadari apakah ia siap meraihnya. 

Bersambung ...

1
Epi Widayanti
hempaskan ulat bulu itu Daisy
Epi Widayanti
/Heart//Heart//Heart/
Asa Asa
belom pernah hidup serumah sama mertua
Susma Wati
ivana terlalu terobsesi pada damian yang menghancurkan dirinya sendiri, akibat dari perbuatan ayahnya yang lebih pergi dengan pelakor, da si pelakor dengan tidak tahu diri ingin memeras ivana
Epi Widayanti
Lanjut 👍👍
Epi Widayanti
lanjut
Epi Widayanti
Lanjut, makin kepanasan tuh si Ivana /Joyful/
Nix Ajh
eh Andrean mokondo, harusnya Daisy yang marah ini malah kebalik, kamu yang marah
Asa Asa
jahat banget
Margaretha Indrayani
lanjut thor
Nix Ajh
selalu ada kesempatan kedua, bahagia buat Damian, Daisy, dan Vio
Mochi 🐣
Kepedean
Susma Wati
banyak yang kayak ibu diana,
AriNovani
Komen guyss
Epi Widayanti
suka 💓💓
Nadira ST
musuhnya pada berdatangan kepalaku kok pusing ya daisi baru lahiran belum bisa balas dendam
Susma Wati
alfa dan andreas sama-sama punya penyakit hati,, dendam yang si pupuk terus menerus oleh mereka sendiri tanpa berpikir untuk memperbaiki diri
Nadira ST
lanjut thor penasaran nih
AriNovani
mobilnya bukan kaki 😭
Mochi 🐣
/Heart//Heart//Heart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!