Dalam satu malam, Aleena mendapatkan dua kenyataan pahit, dia dikhianati oleh tunangan dan juga sahabat baiknya yang tega berselingkuh dihadapannya, dan harus kehilangan kehormatannya karena seorang pria yang tak dikenal.
Dengan sangat putus asa, Aleena bermaksud untuk melenyapkan diri dengan terjun ke jurang. tapi beruntung sepasang suami istri telah menyelamatkan hidupnya dan mengangkat Aleena sebagai putri mereka.
Aleena mulai bangkit, dia mulai mempelajari ilmu bela diri, tapi di tengah kebahagiaan Aleena, dia kembali harus menerima sebuah kenyataan pahit saat mengetahui jika detik ini, dirinya tengah mengandung anak dari pria yang telah menghancurkan hidupnya.
Aleena kembali shock, dia tak menyangka jika harus menerima kepahitan hidup yang begitu besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Rima, tentu saja membuat Burhan sangat marah, entah apa yang telah dia lakukan terhadap keempat wanita itu, sehingga mereka datang ke rumahnya dengan membawa 20 orang berandal dengan berbagai macam senjata di tangan.
"Apa masalahku dengan kalian sehingga kalian mendatangi tempat ini dengan tidak memiliki kesopanan sedikitpun?" tanya Burhan sambil menatap sekelompok orang yang mendatangi rumahnya.
"Oh... Rupanya pria tua ini sedang berpura-pura Tidak mengenali kami ya? tidak mungkin seorang ketua preman ketakutan melihat kedatangan kita semua, hahaha... benar-benar drama yang menjijikan!" ucap Dhea dengan sarkas.
"Berhentilah banyak bicara! Kau terlalu banyak menghabiskan waktu kami!" ucap Susan. Dia segera melirik ke arah 20 orang berandalan yang saat ini berdiri bersama mereka.
"Hajar dia dan sebentar lagi kita akan segera pecundangi laki-laki yang merasa dirinya hebat itu!" ucap Susan memerintahkan kepada 20 orang berandalan yang dibawanya.
Akhirnya kedua puluh orang itu pun segera maju dan menghajar Burhan.
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Bak! Buk!
Meskipun pria tua itu memiliki ilmu bela diri yang cukup bagus, tapi tentu saja melawan 20 orang pria berandalan yang memiliki usia lebih muda di bawahnya membuat pria itu pun akhirnya kesulitan.
Dia terdesak hingga pukulan demi pukulan dan tendangan demi tendangan bersarang di tubuhnya, hingga membuat pria itu ambruk seketika di atas lantai, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar,bahkan saat ini seluruh tubuhnya terasa sakit dan penuh dengan lebam, wajahnya sudah tak bisa dikenali karena banyaknya tinjuan yang mengarah ke wajah pria tua itu.
"Cari dan temukan anak dan juga istri dari pria tua brengsek itu dan seret mereka kemari!" teriak Susan.
Akhirnya 20 orang berandalan pun kembali mengelilingi rumah, mereka menggeledah satu persatu ruangan yang ada di rumah itu untuk menemukan anak dan juga istri dari Burhan yang saat ini tengah bersembunyi di dalam lemari.
Brak!
Akhirnya pintu lemari pun terbuka, ketiga orang itu terlihat menggigil ketakutan, terlebih saat ini ke-20 orang yang ada di hadapan mereka sama sekali tidak memberi ampun dan langsung menyeret tubuh lemah ketiganya, ke hadapan keempat orang wanita yang saat ini tengah duduk di atas kursi sambil bersantai.
Kaki mereka diangkat sebelah dan ditempatkan di atas kaki satunya, sesekali keempat wanita itu pun saling melirik dengan tatapan penuh makna.
"Bukankah kau sangat senang melecehkan gadis-gadis muda, Tuan Burhan? sepertinya badjingan sepertimu memang harus segera diberi pelajaran, agar kau tidak kembali melakukan kejahatan yang sama. Kau akan melihat sendiri bagaimana rasanya jika kau dipecundangi di depan seluruh keluargamu!" ucap Susan seraya berdiri dari kursi yang didudukinya.
Tatapan wanita itu terlihat sangat tajam, bahkan penuh dengan aura dendam, dia melirik ke arah Burhan yang saat ini tengah berusaha untuk bangkit dengan senyuman yang sinis dan terlihat begitu meremehkan Burhan.
"Seret mereka ke sini!" teriak Susan kembali.
Ke-3 orang itu pun kembali diseret dengan tanpa belas kasihan dan langsung dilemparkan hingga kepala mereka menyentuh kaki ke-4 wanita itu.
Bruk...
Bruk...
Bruk...
Istri dan juga kedua anak Burhan pun akhirnya tersungkur, hingga kepala mereka menyentuh, lantai tepat di depan kaki ke-4 wanita itu.
"Kalian tahu? Burhan badjingan itu telah melecehkan kami semua dan hari ini kami datang untuk memberikan balasan yang setimpal untuk perbuatannya." ucap Susan sambil menarik dagu putri dari Burhan dan mencengkeramnya dengan sangat kuat.
Gadis itu terlihat meringis menahan sakit dan menitikkan air mata, dia sangat takut dengan keempat wanita yang kini menatap dengan sangat garang ke arahnya.
Sedangkan Burhan tak bisa berbuat apapun tubuhnya saat ini begitu lemah dan sangat sakit, dia bahkan tak tahu apa yang akan dilakukan oleh keempat orang wanita itu terhadap anak dan juga istrinya.
"Kalian semua! Lecehkan putri dan juga istri dari pria badjingan itu di hadapan pria biadab Burhan, agar dia tahu seperti apa rasanya sakit hati dan juga tidak berdaya." teriak Susan.
Ke-20 orang itu pun segera berlari dan menyeret anak dan juga istri Burhan untuk dilecehkan sedangkan anak Burhan yang laki-laki berusaha untuk melindungi keduanya, hingga akhirnya ke-20 orang Berandal itu dengan sangat cepat langsung meninju dan juga menendang tubuh anak malang itu hingga tersungkur di atas lantai, dari kepalanya mengucur darah, bahkan saat ini anak itu langsung pingsan karena tak sanggup menahan rasa sakit yang diterima oleh tubuhnya.
Sedangkan Burhan hanya menatap tak percaya, keempat wanita di hadapannya saat ini bagaikan seorang iblis yang baru diturunkan dari neraka dan dengan teramat sangat menyiksa seluruh keluarganya atas segala kesalahan yang telah dia perbuat di masa lalu terhadap keempat orang wanita itu.
"Lepaskan anak dan juga istriku! Mereka tidak bersalah, kalian bisa membunuhku!" ucap Burhan menghiba di depan keempat orang wanita itu.
"Membunuhmu? Hahaha... itu terlalu mudah Burhan, kau telah melecehkan kami semua maka hari ini istri dan juga anakmu sendiri harus merasakan kesakitan yang pernah kami rasakan, bahkan lebih parah karena tak hanya itu, kami juga memiliki rencana lain untuk kedua wanita itu!" ucap Susan dengan seringaian keji yang tercetak dari wajahnya.
"Aku bersalah pada kalian, Maafkan aku! Jangan sakiti anak dan juga istriku, kalian boleh melakukan apapun terhadapku, tapi tidak pada mereka." ucap Burhan seraya menggeser tubuhnya, dia berusaha untuk menggapai kaki ke-4 orang wanita yang dulu pernah dilecehkannya.
"Sayangnya permintaanmu tidak akan pernah dipenuhi Burhan, Kau adalah awal dari rasa sakit yang kami terima dan rasa sakit itu tidak akan pernah bisa hilang jika kami tidak melampiaskannya kepada anak dan juga istrimu! Aku tidak terlalu bodoh untuk bisa melepaskan mereka karena suatu saat nanti bisa saja anak dan juga istrimu akan mencari keberadaan kami, untuk membalas dendam." ucap Rima yang baru saja bangkit dari kursinya.
"Hahaha... Kau terlalu menganggap rendah kami, Burhan! kami sudah berubah, saat ini tak ada lagi rasa kasihan atau pun pengampunan untukmu. Kau harus menebus seluruh kesalahanmu dan lihatlah sebentar lagi, aku bahkan ingin sekali menggeret istri dan juga anakmu itu ke rumah bordir." teriak Dhea yang mulai mengingat kembali bagaimana detik-detik saat dirinya dilecehkan oleh Burhan dan juga anak buahnya.
Burhan berusaha untuk mendekati kaki Dhea, namun wanita itu dengan sangat kencang, langsung menendang kepala Burhan, hingga pria tua itu pun jatuh kembali tersungkur di atas lantai.
Duagh...
Dhea tanpa ragu-ragu langsung menjambak rambut pria itu dan menengadahkan wajahnya, agar dia bisa melihat bagaimana kesakitan yang dialami oleh anak dan juga istrinya saat tubuh keduanya digilir oleh ke-20 orang pria berandalan yang telah dibayar oleh Susan.
"Ini adalah buah dari kesalahanmu di masa lalu, Burhan! Mulai saat ini kau akan terus mengingat, Bagaimana kami menyiksa anak dan juga istrimu, bahkan mungkin kau juga tidak akan pernah bisa menyelamatkan mereka." ucap Rima yang baru saja bangun dan langsung menginjak jari-jari tangan milik Burhan dengan sepatu miliknya hingga membuat pria tua itu meringis kesakitan.
Burhan hanya bisa menggelengkan kepalanya perlahan dia tak bisa berbuat apa-apa dan saat ini, dia dipaksa untuk tetap membuka mata dan melihat bagaimana ke-20 orang berandalan itu menggagahi anak dan juga istrinya di depan mata dia sendiri.
Sedangkan keempat orang wanita itu tertawa terbahak-bahak bagaikan iblis, hari ini dendam mereka akhirnya terbalaskan rasa sakit yang selama ini menggerogoti hati dan juga jiwanya ini terlampiaskan dengan teramat sangat.
Jika saat itu mereka hanyalah dilecehkan oleh satu orang kemudian dihajar habis-habisan, hari ini dengan mata kepala sendiri, Mereka melihat bagaimana putri dan juga istrinya Burhan dilecehkan oleh 20 orang sekaligus.
"Apa kau menyukainya, Burhan?" tanya Susan dengan sangat kencang.
"Habisi mereka semua! Setelah itu kita harus segera bergegas ke rumah kawan-kawan pria tua itu dan melenyapkan mereka semua, agar tidak ada kejadian seperti ini lagi di masa depan." ucap Susan memberikan perintah terakhir kepada ke-20 orang Berandal itu dan langsung berjalan keluar menuju ke mobilnya.