Viera seorang gadis cantik berusia 20 tahun yang tak sengaja bertemu dengan seorang pria tampan yang menolongnya di hutan.
Dari pertemuan itu dunia Viera berusaha 180 derajat. Viera menelan pil pahit saat tau bahwa pria yang menolongnya bukan manusia.
Viera tak sengaja terlibat kisah cinta dengan pangeran William, sampai-sampai pangeran William tak ingin melepaskan Viera sedikitpun.
Bagaimana kehidupan Viera selanjutnya? ikuti kisahnya.
Jangan lupa mampir di karya:
1.The Indigo Twins
2.Dunia Kita Berbeda
3.Kuntilanak
4.Misteri Kematian Di Sekolah
5.Terpisah Dari Raga
6.Suamiku Bukan Manusia
7.The Indigo Gril
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ifdetul Faihak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang ke ladang malam-malam
"Gawat, mereka semua berkeliaran, aku harus cepat-cepat pergi dari sini, aku tidak mau sampai ada di antara mereka yang ikutin aku pulang ke rumah apalagi sampai gangguin aku!"
Dengan secepat kilat Viera pergi dari pemakaman umum, ia berjalan dengan terburu-buru karena merasakan pergerakan makhluk halus di area pemakaman umum.
Ketika keluar dari pemakaman umum Viera menoleh ke belakangnya yang kosong.
"Huft untung di antara mereka tidak ada yang ikutin aku, aku harus cepat-cepat pulang sebelum ada makhluk halus lagi yang ikutin aku pulang seperti kemarin"
Viera dengan terburu-buru pergi dari sana, ia tidak menoleh ke kanan dan kiri karena ia ingin segera sampai di rumah, suasana hari sudah mulai menggelap, Viera terburu-buru pulang ke rumahnya, ia ingin sampai di rumah sebelum gelapnya malam menghalangi.
Langkah demi langkah telah Viera lakukan, banyak rumah-rumah warga yang sudah Viera lewati, tiba-tiba langkah Viera terhenti di depan rumah Munaroh.
Viera menatap ke arah bu Siti yang duduk di teras rumah sambil menangis dengan memeluk foto Munaroh.
Viera menatap bu Siti yang sangat kehilangan Munaroh dengan sedih, bagaimana bu Siti tidak sedih saat anak satu-satunya yang ada di dekatnya meninggal dengan sadis.
"Bu Siti, bu Siti tenanglah, aku akan jebloskan orang yang sudah bunuh anak ibu ke dalam penjara, ibu tidak perlu khawatir, dia pasti akan masuk ke dalam penjara cepat ataupun lambat!" pelan Viera agar tidak ada yang mendengar ucapannya.
Viera kembali berjalan menuju rumahnya yang ada di sebelah rumah bu Siti, ia langsung bergegas mandi lalu kemudian menunaikan sholat di kamarnya.
Setelah selesai sholat Viera merebahkan tubuhnya yang sudah lelah karena seharian bekerja.
"Capek juga kerja, andai bukti itu sudah aku dapatkan, mungkin aku gak akan capek-capek kerja kayak gini"
"Oh iya, aku harus dapatin bukti itu hari ini juga, aku yakin di dalam lemari itu pasti ada sesuatu yang sudah juragan Doni sembunyiin, lihat aja aku akan ungkap tuntas misteri ini!"
tok
tok
tok
"Viera" panggil Romlah dengan mengetuk pintu.
"Ada apa bu, masuk aja!"
Romlah masuk ke dalam kamar Viera."Ayo makan, kamu belum makan, ibu sudah masakin makanan kesukaan kamu"
Viera langsung bangkit dari tempat tidur, ia langsung bergegas mengikuti ibunya ke dapur.
Viera dan kedua orang tuanya makan bersama di sana, ibunya memasak ayam suwir karena Viera sangat menyukainya, Romlah ingin anak yang ada di kandungan Viera tetap sehat walaupun ibunya kerja keras hanya untuk mendapatkan bukti atas kematian Munaroh.
Viera menyantap makanan itu dengan lahap, sedari tadi perutnya memang sudah keroncong, namun ia tahan karena belum sampai di rumah.
"Alhamdulillah" syukur Viera saat makanan itu habis tak tersisa.
"Kamu sekarang istirahat gih sana, jaga kesehatan, kamu lagi hamil, jangan sampai anak kamu kenapa-napa" perintah Romlah.
"Tapi bu Viera masih mau beraksi lagi, tadi Viera gak dapat bukti apa-apa, cuman Viera curiga sama sesuatu!"
"Sesuatu apa?" kompak mereka berdua yang penasaran berat pada apa kelanjutan dari ucapan Viera.
"Tadi itu pak bu juragan Doni nyuruh Viera bikin kopi, setelah selesai bikin kopi Viera sempat geledah kantornya untuk cari tau apakah di sana ada bukti yang tersisa tapi tidak ada, terus Viera itu tiba-tiba curiga sama lemari besar berwarna hitam yang ada di sana"
"Terus-terus"
"Viera ingin cek ada apa di dalamnya, namun juragan Doni ke buru masuk, gagal Viera yang mau tau isi lemari itu"
"Lalu sekarang apa rencana kamu?" penasaran Wawan.
"Viera ingin datang ke sana pak, Viera ingin lihat isi lemari itu, mudah-mudahan juragan Doni gak ada di sana, Viera itu yakin banget ada sesuatu di dalam lemari itu, karena ekspresi wajah juragan Doni langsung berubah saat Viera ada di dekat lemari itu, untung saja Viera gak sampai ketahuan saat lagi geledah kantornya"
"Syukur kamu gak sampai tertangkap basah sama juragan Doni, kalau kamu sampai ketahuan, ibu gak akan bisa bayangin apa yang akan terjadi sama kamu, lain kali kamu hati-hati vir, jangan sampai membuat kesalahan, resikonya besar ingat itu baik-baik!" perintah Romlah.
"Iya bu, Viera tau, tapi hari ini tolong izinkan Viera datang ke ladang lagi, Viera masih sangat penasaran sama isi dari lemari itu"
"Jangan Viera, ini sudah malam, lebih baik besok aja kamu periksanya" larang Wawan.
"Tapi pak kalau besok di dalam kantor itu pasti ada juragan Doni, mana bisa Viera nyelinap masuk ke dalam, malam ini adalah waktu yang tepat, juragan Doni tidak akan sadar kalau Viera mencoba untuk masuk ke dalam kantornya, tolong bapak sama ibu izinin Viera datang ke sana, Viera janji Viera akan lebih hati-hati lagi, Viera gak akan buat kesalahan lagi"
Romlah dan Wawan saling menatap, mereka masih ragu untuk mengizinkan Viera keluar malam-malam.
Viera merasa kalau bapak dan ibunya ragu untuk mengizinkannya."Ini demi Munaroh pak bu, kalau bukan karena Munaroh mana mungkin Viera mau berjuang sekeras ini, Viera mohon bapak sama ibu plis izinin Viera datang ke ladang itu lagi, hanya ini kesempatan yang tersisa"
"Baiklah, kami akan izinin kamu datang ke sana" jawab Wawan.
Terbit senyuman di wajah Viera saat bapaknya mau menyetujui permintaannya.
"Terima kasih pak sudah mau izinin Viera datang ke sana"
"Iya sama-sama, tapi ingat kamu hati-hati, di dalam kantor itu biasanya ada juragan Doni atau enggak pak Anton, mereka berdua biasanya tidur di kantor, kamu jangan sampai ketahuan sama mereka berdua, itu akan sangat berbahaya" perintah Wawan.
"Baik pak, Viera akan hati-hati sama mereka, Viera gak akan sampai ngulangin kesalahan yang sama, Viera berangkat dulu, kalian doain semoga Viera bisa dapat bukti itu dan Munaroh bisa beristirahat dengan tenang di alam sana"
Mereka berdua mengangguk kompak."Iya, sana kamu berangkat, jangan lupa hati-hati, baca doa dulu biar jalan kamu di mudahkan sama Allah" suruh Romlah.
"Iya bu, Viera berangkat dulu assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Viera berangkat ke ladang juragan Doni, ia berjalan keluar dari rumahnya dan menuju ladang juragan Doni yang tidak terlalu jauh.
Sepanjang perjalanan Viera merasa merinding karena tidak ada satupun orang yang ia temui, semua rumah-rumah warga tertutup, tidak ada satu pintu yang terbuka.
"Kenapa pada sepi gini, biasanya gak kayak gini, kenapa malam ini desa ini menjadi desa mati saja"
Viera melihat sekelilingnya, namun tak ada satupun orang ia temui di sana.
"Kemana semua orang, kenapa pada gak keluar rumah, mereka pada pergi kemana sebenernya, biasanya kan mereka berkeliaran, tetapi kenapa malam ini enggak!"
Viera merasa aneh, ia juga semakin lama semakin merasa merinding berada di jalan sendirian dalam keadaan sekitar yang sudah gelap.
ibu romlah , knp juga desak viera kerja dgn juragan sudah tau juragan x bagus ya. knp ko saja di apa2kan juragan drpd viera 😒😒😒