NovelToon NovelToon
Nikah Muda Karena Terpaksa

Nikah Muda Karena Terpaksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Damian pemuda urakan, badboy, hobi nonton film blue, dan tidak pernah naik kelas. Bahkan saat usianya 19 tahun ia masih duduk di bangku kelas 1 SMA.

Gwen, siswi beasiswa. la murid pindahan yang secara kebetulan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah milik keluarga Damian. Otaknya yang encer membuat di berkesempatan bersekolah di SMA Praja Nusantara. Namun di hari pertamanya dia harus berurusan dengan Damian, sampai ia harus terjebak menjadi tutor untuk si trouble maker Damian.

Tidak sampai di situ, ketika suatu kejadian membuatnya harus berurusan dengan yang namanya pernikahan muda karena Married by accident bersama Damian. Akan tetapi, pernikahan mereka harus ditutupi dari teman-temannya termasuk pihak sekolah atas permintaan Gwen.

Lalu, bagaimana kisah kedua orang yang selalu ribut dan bermusuhan ini tinggal di satu atap yang sama, dan dalam status pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Damian Mabuk

"Mau pamer lagi kalau dapat nilai sempurna?" Gwen mendesis kesal, saat Damian terus memamerkan hasil ulangannya di depan Gwen. Mana tadi ini manusia memeluknya tanpa permisi lagi. Untungnya Damian itu ketua berandalan, jadi tidak ada yang berani menggosipkannya.

"Kan gue udah bilang kalau gue itu cerdas, gue cuma males aja belajar." Lihatlah narsisnya kambuh lagi.

"Sombong lo kumat lagi." Gwen melipat kedua tangannya di depan dada. Melihat tingkah musuh bebuyutannya di sekolah itu.

"Kenapa? Kesal lo sama gue? Gue tahu lo pasti pengen nangis karena nggak bisa tutorin gue lagi. Gue tahu gue ganteng maksimal sampai lo terpesona, dan sampai lo enggan untuk jauh dari gue."

Duk!

"Aduh!" teriak Damian sembari memegangi lututnya yang ditendang tanpa perasaan oleh Gwen.

"Rasakan itu."

"Lo gengsian banget sih jadi orang. Udah akuin aja, gue emang ganteng kok."

Gwen memutar bola matanya jengah. Memang benar Damian itu tampan, tapi dengan segala sikap buruknya ia agak ilfeel. "Jangan narsis, nggak cocok sama penampilan lo."

"Suka-suka gue lah. Balikin hapenya si Jason sama rekaman tempo hari. Baiknya sih lo hapus deh, jangan sampai itu kesebar. Habis lo sama gue kalau sampai itu kesebar, apalagi sampai lo jual karena lo nggak punya duit."

"Mending gue kerja jadi kuli deh daripada jual video lo yang merusak moral anak bangsa itu." Gwen memutar tas ranselnya ke depan, lalu mengambil dua ponsel, dan satu ponsel milik Jason ia berikan pada Damian. Ponselnya miliknya sendiri, lalu ia genggam dan mencari folder tempat ia menyimpan video rekaman adegan tak senonoh antara Damian dan Alicia. "Nih gue hapus, puas lo sekarang. Mulai saat ini benahi tuh sikap lo, jangan kek gini lagi. Kasihan Pak Arthur dan Bu Jessica, dia berharap lebih sama masa depan anak laki-lakinya."

"Iya-iya, dasar tukang ceramah. Gue balik dulu, lo mau nebeng? Eh nggak jadi deh, lo 'kan miskin alergi naik mobil mewah."

"Nggak usah ngatain."

Damian tertawa, menurut Gwen tawa itu begitu tampan. Gwen hampir terlena, namun ia segera menyadarkan dirinya sendiri dari pelet Damian yang membuat wanita tertarik.

'Jangan terpesona, jangan terpesona, masih cakepan Linyi.'

Pemuda tampan itu tiba-tiba mengusap kepala Gwen lembut, disertai senyum maut si trouble maker, setelah tawanya tadi yang hampir membuat Gwen pingsan.

Entah kenapa sekarang Gwen jadi merasa aneh. Dadanya berdebar-debar dan perutnya seperti digelitiki semut. Bahkan wajahnya terasa panas.

Gwen mengangguk. Melihat punggung Damian yang kini menghilang di balik pintu mobilnya.

Selepas kepergian Damian, Gwen menepuk wajahnya sendiri. "Balik ke rumah gue mesti minum parachetamol nih."

Gwen mengenggam tasnya, lalu berjalan ke arah pintu gerbang. Namun, langkahnya dihadang oleh Alicia dan genknya.

"Berhenti lo."

"Ngapain emang? Masalah video kemarin? Tenang aja udah gue hapus, pacar lo udah tahu karena nilai ulangannya bagus"

Alicia mendengus, ia melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap sosok Gwen tak suka. Ia kesal karena beberapa hari ini kekasihnya menghabiskan waktu dengan si ketua kedisiplinan. Bahkan tadi Damian tidak menawarinya pulang bersama.

"Kalau mau lo sebar, sebar aja. Sekalian aja lo kirimin sama Pak arthur biar gue bisa nikah sama Damian."

"Ngebet banget lo sama Damian, jadi cewek tuh jual mahal dikit napa. Nggak kaya kemarin tuh harga diri lo umbar-umbar."

Kesal, itulah yang Alicia rasakan sekarang. Padahal selama ini dia itu mendapat julukan ratunya sekolah karena berhasil menggaet seorang Damian si berandalan sekolah. Saat di sekolah ini pun tak ada yang berani melawannya, kecuali murid baru satu ini.

"Nggak usah ceramahin gue deh, kaya lo udah bener aja. Miskin belagu banget sih lo."

"Mending miskin, tapi masih punya harga diri, dari pada lo. Nggak kasihan sama kedua orang tua lo."

Amarah di dada Alicia semakin berkobar, ia menggerakan tangannya di udara dan hampir menampar Gwen. Namun, gadis itu dengan cepat menepisnya, dan mencekal lengannya erat.

"Lepasin!" seru Alicia.

"Kenapa, mau nampar gue? Kaya bisa aja, noh cowok lo aja kemarin hampir gue patahin tulangnya. Lo mau coba-coba melakukan kekerasan sama gue. Jangan dipikir ini drama anak sekolah miskin yang nangis karena dibully anak populer." Ia kemudian menghempaskan tangan Alicia dengan kencang. "Jangan coba bully orang, gue laporin Pak Yus tahu rasa lo. Pada bubar lo semua." Gwen lalu menerobos gerombolan Alicia yang menghentakkan kakinya karena kesal.

"Kurang ajar banget sih tuh anak baru, awas aja dia," ujar Alicia.

Sementara itu, Gwen baru akan berjalan ke arah halte bus saat ia teringat, jika buku Damian masih ada padanya. Bukankah ia sudah tak lagi jadi tutor Damian karena berandalan itu sudah mendapat nilai sempurna. Maka dari itu ia harus segera mengembalikan bukunya.

"Gue balikin aja deh ke rumahnya, sekalian ngomong sama Bu Jessica kalau gue nggak lagi tutorin Damian," ujarnya kemudian. Mempercepat langkahnya, karena ia ingin segera pulang ke rumah.

***

Damian buru-buru keluar dari dalam mobilnya setelah sampai di depan rumah. Niatnya ia ingin memperlihatkan hasil ulangannya pada ibu dan ayahnya, karena pasti mereka bangga. Hari ini dia juga tidak membuat kekacauan di sekolah. Bagus, bukan. Jadi ancaman pernikahan dini akan dibatalkan oleh sang ibu.

"Ma, Aku pulang nih! Mama!" Ia berteriak sejak masuk ke dalam rumah.

Namun, ketika ia sampai di ruang tamu, ia melihat kedua orang tuanya duduk di sofa panjang yang menghadap pintu dengan aura suram.

"Ma, Pa. Lihat deh nilaiku, Pa. Aku dapat ni-"

"Kamu mau jadi apa, huh!" teriak ayahnya denga wajah yang mengerikan. Bahkan ibunya kini mendelik tajam ke arahnya.

"Maksud Papa apa sih? Aku tuh mau ngasih kabar bagus kalau nilai ulanganku hari ini jadi yang tertinggi."

"Papa nggak bangga dengan nilai kamu sekarang, Papa pikir kamu hanya berbuat kenalakan para remaja pada umumnya. Tapi apa yang kamu perbuat? Papa dan Mama bahkan mendidikmu dengan baik. Namun apa yang kamu lakuin sekarang, huh!"

Damian mengeryitkan dahi, sungguh ia tak mengerti. Ia baru pulang sekolah membawa kabar baik, bukan pelukan dan ucapan selamat. Justru wajah mengerikan kedua orang tuanya yang terlihat sekarang.

"Makdudnya apa sih, Pa. Aku beneran nggak ngerti."

"Duduk dan lihat sendiri, Mama benar-benar kecewa sama kamu. Dam."

Damian menurut, ia berjalan ke arah sofa lalu duduk di sana, dan ayahnya menyerahkan ponsel miliknya pada sang anak.

"Lihat itu baik-baik."

Matanya melotot lebar saat menangkap pemandangan video ketika ia mencium Alicia di ruang laboratorium, bahkan keduanya hampir melakukan adegan tak seharusnya, jika saja Gwen tidak memergokinya sore itu.

Amarahnya meledak dengan tangan mengepal erat. Ia tak habis pikir kenapa video itu bisa sampai ke ayah dan ibunya.

"Berengsek, pasti si cewek itu yang ngirim video ini ke Papa," gumamnya.

"Mobil dan motor kamu Papa sita. Kamu juga dilarang ke sekolah selama satu minggu. Uang jajan kamu Papa hentikan selama sebulan ini."

"Tapi, Pa."

"Masih untung Papa nggak ngusir kamu dari rumah ini. Renungin tuh kesalahan kamu, Papa didik kamu, Papa besarin kamu bukan untuk memiliki kelakuan seperti binatang nggak bermoral." Pak Arthur pergi setelah puas memarahi putranya.

"Mama Kecewa sama kamu, Dam." Jessica pun ikut berlalu dari sana, mengekor sang suami masuk ke kamar mereka berdua.

"Berengsek, gue yakin ini ulah si Gwen. Dia udah janji, kan. Tapi berani-beraninya dia nyebarin nih video. Awas aja, gue bakal bikin peritungan sama tuh cewek gila."

Damian memutuskan masuk ke dalam kamarnya. Ia bahkan membanting pintu ketika menutupnya, membuat Bi Asih ketakutan dengan tingkah anak majikannya tersebut.

"Astaga, kenapa dengan Den Damian."

737

Bi Asih baru saja menuruni anak tangga, ketika bel pintu kediaman Pranata berbunyi, dan wanita paruh baya itu buru-buru berlari ke depan membukakan pintu.

"Eh, Non Gwen. Ada Apa Non?" tanyanya.

"Bi Asih, panggil Gwen saja Bi. Damian ada?"

Bi Asih bingung harus bilang apa. Apalagi Damian tengah mengurung dirinya di kamar karena pertengkarannya dengan kedua orang tuanya.

"Bi, kok diam aja. Damian ada di rumah, 'kan?"

tanyanya lagi.

"Ada Non, cuma... Non Gwen langsung ke kamar Den Damian aja deh."

Gwen sebenarnya ragu, merasa tidak enak jika harus ke kamar Damian. Namun akhirnya ia mengangguk saja.

"Gue cuma mau balikin bukunya, gue nggak perlu masuk ke kamarnya." Ia bergumam. Setelahnya Gwen memilih menaiki anak tangga menuju kamar Damian di lantai dua.

Tiba di depan kamar Damian, Gwen agak ragu untuk mengetuk pintunya. Namun, niatnya hanya mengembalikan buku. Begitu pintu dibuka, ia akan menyerahkan buku tersebut pada si empunya lalu pulang, beres.

Memantapkan hati, Gwen mengetuk pintu kamar Damian beberapa kali, namun tak ada jawaban.

"Apa dia tidur, ya?"

Lagi, ia mencoba mengetuk pintu itu kembali, hingga pintu bercat putih bersih itu terbuka, menampilkan sosok Damian dengan wajah semrawut dan bau alkohol yang menyengat.

"Dam, lo...." Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Damian sudah menyeretnya masuk, dan menutup pintu kamarnya kembali.

Bahkan tanpa belas kasihan ia membanting tubuh Gwen di atas ranjang. Gwen ketakutan, dia yakin Damian tengah mabuk saat ini.

"Dam, lo mabuk, ya?" Gwen waspada. Apalagi Damian sekarang tersenyum aneh, membuat Gwen bergidik dibuatnya.

Ia ingin bangkit dari atas ranjang, namun Damian dengan beringas menekan kedua lengannya. Orang mabuk tenaganya sangat kuat, bahkan Gwen kewalahan.

Damian mendekatkan wajahnya, menghapus jarak di antara mereka berdua. Tanpa ijin ia langsung mencium bibir Gwen dengan paksa.

"Empph, le-pas," ujarnya. Ia terus memberontak, namun tenaga Damian kali ini begitu kuat.

"Gue nggak bakal lepasin lo kali ini."

Wajah Gwen berubah pucat pasi. Ia tahu apa yang akan Damian lakukan kali ini. Apalagi ketika kedua tangannya melepaskan cekalan di lengan Gwen, namun tetap saja ia tak bisa bergerak, lutut lekaki itu menekan pahanya kuat. Mengungkung Gwen dalam rasa takut luar biasa.

Damian menyeringai, ia melepaskan kaosnya hingga sekarang bertelanjang dada.

"Lo harus tanggung jawab dengan apa yang lo perbuat, berengsek."

"Gue ngapain, gue nggak ngapa-ngapain!"

Damian tak mau mendengar karena kini ia berusaja merobek seragam milik Gwen.

Gadis itu menangis, tubuhnya tak bisa bergerak. Ia takut sekarang.

"Nikmati neraka lo sekarang, Mariana Axelir Gwen."

Gwen menutup kedua maniknya, air matanya lolos begitu saja. Mulutnya merapal doa, hingga tiba-tiba....

"Damian!"

...***Bersambung***...

1
Lasmin Alif nur sejati
kenapa aku ikut deg degan ya 🤣🤣🤣🤣
Lasmin Alif nur sejati
ceritanya seru thorr, semangat terus nulisnya ya thorr🤭
Ciaaaa: Terima kasih banyak kak, author makin semangat nulis kisahnya🤩
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk yg banyak q ksih bunga lagi deh
kalea rizuky
q ksih bunga biar banyak up ya thor
Ciaaaa: hihii boleh dong, tapi sabar yaa author lagi ada kerjaan nanti di up lagi😊
total 1 replies
kalea rizuky
nah gt jangan mau di injak injak Gwen gue suka cwek. tegas g menye2
Lasmin Alif nur sejati
lanjut thor
Ciaaaa: sabar ya kak, masih mikir kata" yang akan di rilis😄
total 1 replies
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr
Lasmin Alif nur sejati
mau jadi suami bucin nantinya 🤣
Lasmin Alif nur sejati
kasihan sekali si gwen
Lasmin Alif nur sejati
semangat thorr💪
Ciaaaa: Terima kasih kak, silahkan baca bab selanjutnya🙏
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
jangan mau Gwen cowok bekas
kalea rizuky
dih Damian tukang celup ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!