Novel ini bercerita tentang cewek tomboy dan juga cowok dingin.
Anggraini
Dwi Deka Sasendri gadis tomboy yang berpakaian seperti laki-laki, bahkan di sekolah pun malah menggunakan celana bukan rok. Apalagi hobinya olahraga dan juga beladiri menambah kesan laki-lakinya. Anggra selain tomboy dia juga gadis yang periang dan banyak teman.
Namun bagaimana jadinya bila ia harus sekelas dengan Dion Albarnista. Dion adalah pria yang pendiam dan juga suka menyendiri. semua Dion lakukan karena ada alasannya tersendiri.
Anggra yang sebagai ketua kelas ia ingin semua orang saling berteman. Bagaimana cara Anggra membuat Dion untuk bergabung?
Selain itu, ada kejadian yang membuat mereka di paksa menikah dengan berbagai syarat. Akankan mereka dapat membatalkan pernikahan itu? Lalu bagaimana kehidupan setelah pernikahan mereka? Akankah menumbuhkan cinta? Akankah banyak rintangannya?
Yuk saksikan kisahnya.
Jangan lupa baca juga
I hate You status (kisah orang tua Anggra)
Sifat tersembunyi my husban (kisah orang tua Dion)
Ibarat lagu waktu yang salah cinta ini bersemi. Kau masih mencintainya dan aku menyukai orang lain. walau ku ingkari perlahan hati ini memilihmu.
-Angraini Dwi Deka Sasendri
Kamu datang dihidupanku ibarat lagu lumpuhkan ingatanku, karena kamu datang menghapuskan dia dari hatiku. Lalu jika kamu pergi siapa yang menghapuskan kamu dari hatiku wahai gadis tomboyku
-dion albarnista
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erni Permata Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Waktu istirahat tiba, Anggra langsung berdiri akan keluar.
"Mau kemana, Nggra?" Tanya Dedy
"Ke toilet, Ded. Ada apa?"
"Oke. Kita tunggu" kata Variel
"Engga usah di tunggu, Var. Kalian ke kantin aja. Gua ada urusan"
"Urusan apa, Nggra?" Tanya Bagas
"Emm" Anggra melirik Dion sejenak, namun Dion sibuk dengan HP-nya.
"Urusan.. Gua mau ke karate, Gas. Kenapa?"
"Ada apa dengan karate? Sampai Anggra engga ke kantin. Nanti Della beliin roti deh"
"Engga usah, Del. Gua nanti berhenti ke kantin sebentar"
"Beneran ya, Nggra. Della engga mau Anggra sakit Loe. Kalau engga makan"
"Hayo Nggra. Jangan kasih lepas. Pepet terus, Del. Pepet" ujar Reki
"Loe, mau gua bunuh, Rek? Jaga ucapan Loe" pelotot Anggra.
"Ampun bos"
"Udah ah. gua pergi! Nanti keburu masuk lagi" Ucap Anggra meninggalkan kelas.
"Ada apa tuh anak?" Tanya Reki pada Bagas.
"Aku kurang tau, Rek. Tadi pagi aja dia ribut sama Dion"
"Anggra ribut sama Dion tadi pagi? Masalah apa?" Ujar Dedy.
"Beneran Gas? Perasaan Anggra yang suka deketin Dion" Ujar Reki.
"Masalah kecil. Kurang jelas juga gua masalahnya"
"Engga mungkin masalah kecil. Gua tau Anggra emang mudah emosian tapi ia cuma main kok" ujar Variel.
"Engga tau gua, Var. Tanya aja langsung sama Dion" ujar Bagas.
"Mungkin Anggra ada masalah keluarga?" Ujar Afif nimbrung.
"Loe tau apa masalahnya?" Tanya Dedy penasaran.
"Kan gua bilang mungkin kan?"
"Kalau loe engga tau. Engga usah ngomong deh, Fif. Nanti bisa jadi gosip tapi salah" ujar Bagas
"Iya loe ini, Fif. Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan" ujar Variel
"Siapa yang fitnah?" Tanya Afif ****.
"Loe" ucap Bagas, Dedy, Reki, dan Variel bersamaan
Mengingat kejadian tadi pagi Tion mendekati Dion. Namun sebelum Tion sampai, Dion sudah berdiri.
"Mau kemana, Yon?" Tanya Tion.
"Cari angin" jawab singkat Dion dan memasukkan earphone ke dalam telinga nya.
"Gua mau ngomong sama Loe.
"Di rumah aja,Yon. Gua lagi engga mood" ujar Dion menghidupkan musik dan melangkah pergi.
"Tunggu Yon. Gua mau ngomong sama Loe" Tion Memenggang bahu Dion agar berhenti"
"Anggra nunggu dari tadi loe Tion. Bicaranya di rumah aja kenapa sih?"
"Kan bisa kita bicarakan di rumah, Yon!"
"Tapi gua maunya sekarang, Dion"
"Loe engga usah nyebelin kek Anggra deh, Yon" ujar Dion dilihat semua orang yang masih di kelas. Apalagi Bagas, Variel, Afif, Jono, Dedy, dan Reki. Mereka tidak suka kata Dion tadi.
Melihat tatapan para teman, Tion melepaskan tangannya dan membiarkan Dion pergi.
Saat Dion melangkah melewati Bagas dan lainnya. Bagas dan Variel memberhentikan Langkah Dion.
"Loe ada masalah apa sama Anggra, Dion?" Tanya Variel.
"Bukan urusan Loe"
"Anggra itu teman kita. Emang ada masalah apa, Dion?"
"Kok masalahnya makan ribut sih? Please gue cuma mau pergi"
" Iya gua tau lah loe temennya Anggra. Tapi semua tentang Anggra engga harus kamu tahu kan?" Ucap Dion dan melangkah pergi.
"Tunggu, Dion" Bagas Memegang tangan Dion.
"Lepasin gua, Gas!"
"Engga! Loe kasih tau dulu. Ada apa loe sama Anggra?"
"Lepasin engga! kalau engga..."
"Kalau engga kenapa? loe mau laporin gua. Mentang Loe ketua osis. Iya? Gua engga takut" Dion hanya diam.
"Udah, Gas. Biarin Dion pergi" Ujar Dedy.
"Katakan dulu"
"Gua engga mau. Kenapa?" Jawab Dion
"Gas, lepasin Dion" ujar Variel dan menghempaskan tangan Bagas yang memegang tangan Dion dan Dion langsung pergi.
"Loe kenapa sih, Gas? Itu urusan mereka berdua. Kita engga berhak ikut campur" ujar Dedy
"Kita berhak ikut campur. Anggra teman kita"
"Iya. Anggra teman kita tapi masalah dia biar dia selesain. Lagipula mereka cuma adu mulut engga berantem kan? Dan kata kamu tadi masalah kecil kan? Jangan sampai kita yang memperkeruh keadaan. Dion juga teman kita, Gas" ujar Variel.
"Kan Dion sama Anggra juga sering ribut kan? Tapi baikan lagi" ujar Dedy.
"Tapi tadi Dion bilang Anggra nyebelin. Kalian malah belain dia sih" ujar Bagas dan duduk kesal di kursinya.
"Sabar-sabar"
"Tion, Loe tau masalah Anggra sama Tion kan? Masalah apa?"
"Gua engga punya hak membeberkan masalah orang, Gas. Gua engga bisa ikut campur kalau mau tanya langsung ke Anggra aja" jawab Tion "Jon, Sol. Kantin yok" ujar Tion pada Jono dan Soleh.
"Udah Gas. Kita ke kantin juga yok. Mungkin Bagas efek laper" ujar Dedy.
"Mungkin. Yok ke kantin" ujar Bagas.
"Loe seram kalau lapar" ujar Dedy menirukan iklan.
"Bodo, Ded" ujar Variel.
pendek banget
mampus Dion huuuu