Dihianati, di Fitnah dan diperlakukan curang oleh orang-orang yang disayangin dan dipercaya membuat kematian Azzura tidak terima dan bersumpah bahwa dendamnya akan terus menghantui mereka yang menyakitinya.
Azzura dihukum mati karena difitnah telah berzina dengan pamannya yang seorang jendral. yang mana sanga Paman juga dihukum mati.
Saat itu Azzura mengucapkan sumpahnya dihadapan para penghianat dengan tatapan mata tajam penuh dendam.
Setelah sadar ternyata dia kembali dikehidupan saat umurnya berusia 15 tahun. Disaat sang Ayahnya akan diangkat menjadi Raja.
Dan dari sinilah balas dendamnya dimulai.
Bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikuti cerita Azzura...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon young bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Dia menghampiri sang paman dengan tersenyum manis. Para Kepala pengawal yang melihat kedatangan Azzura langsung menunduk memberi hormat gerakan itu membuat Felix berbalik untuk melihat siapa yang datang.
Saat tahu itu Azzura dia langsung tersenyum dan kembali berbincang dengan mereka, Azzura dengan tenang berdiri dibelakang Pamannya seraya melihat sekeliling. Setelah Felix selesai dengan para Kepala Pengawal dia hendak pergi namun diikuti Azzura.
Karena sadar Azzura mengikutinya, felix langsung berhenti dan berbalik menatap Azzura. "Ada yang kau butuh kan Azzura?" Tanya nya.
Azzura hanya menggeleng. Felix yang mendapat jawaban itu langsung berjalan kembali menuju ruang kerja kakaknya Yaitu Tuan Cariann dan dengan manis Azzura masih mengikutinya.
"Azzura... " Panggil sang paman yang merasa Azzura menempel padanya.
"Paman, apa kau akan ikut ke Kastil?" Azzura memulai pertanyaannya.
"Hmm.. Tentu, "
"Apa kau akan pergi bersamaan dengan kami?"
"Kemungkinan tida, setelah memastikan semuanya sudah berangkat baru aku akan berangkat," Felix menjawab dengan masih berkutat pada pekerjaannya.
"Apa kau akan makan siang bersama kami?"
"Tentu,"
"Apa ibu akan berangkat bersama kami?"
"Entahlah mungkin tidak, karena dia sudah bersiap untuk pergi saat ini," Felix masih sabar menjawab pertanyaan Azzura.
Azzura tahu Ibunya akan berangkat setelah sarapan tadi.
"Felix berhenti dari kesibukannya dan langsung menatap Azzura yang ingin melanjutkan pertanyaannya. "Apa yang kau butuh kan?" Potong Felix.
Mendengar itu dan melihat Pamannya sudah melipat tangan didada Azzura berhenti dan tersenyum manja.
"Paman ku dengar kau tahu tentang sihir," Ucapnya ragu.
Mendengar pertanyaan Azzura Felix langsung berdiri tegak dan mendekatinya. "Azzura kau tahu dari mana hal ini?" Ucap Felix khawatir.
Azzura yang ditatap seperti itu menjadi ragu. "Lola, Lola memberi tahu ku. " ucapnya cepat.
"Lola?" Pikirnya aneh.
Untung sebelum nekat bertemu dengan pamannya Azzura sudah menekankan pada Lola jika suatu saat Pamannya bertanya apapun padanya dia harus mengatakan iya atau diam saja.
Setelah mengatakan itu Azzura tersenyum dengan menunjukan giginya yang rapih dan putih itu kepada Pamannya. Felix langsung melepaskan pegangannya pada pundak Azzura.
"Mengapa kau bertanya tentang hal ini?" Ucap Felix menjauhi Azzura.
"Aku pernah bertanya tentang daun Phalaris pada mu, aku membaca sebuah buku bahwa daun itu bisa digunakan untuk sihir." Jelas Azzura mengarang.
Felix berbalik dan menatap Azzura dengan tajam. "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan Azzura?" Ucapnya tegas.
Azzura menjadi ragu namun ini sudah kepalang tanggung. "Aku sempat memergoki Selir Luisa memberikan sebuah teh pada Ayah, dia bilang itu teh herbal. Tapi karena tumpah baunya menjadi sangat menyengat. Aku merasa aneh."
Azzura langsung mengeluarkan sebuah kantung berisi daun didalamnya dan diserahkan pada Felix. "Karena penasaran aku mengikuti Selir dan menemukan benda ini terjatuh dari bajunya, jadi aku mengambilnya. Saat ku cium aromanya sama dengan teh yang diberikan pada Ayah." Azzura memberikan kantung tersebut.
Sebenarnya Azzura sudah mengetahui kandungan teh yang dibawa Selir Luisa, dan mencari tahu tanaman tersebut dengan menyelinap ke kamar Selir Luisa dan Anaknya.
Namun dia belum tahu hubungannya dengan sang Ayah yang bisa sangat menurut padanya. Apalagi buku dari sang kakek menunjukan tulisan mengenai sihir.
"Apa kau yakin ini dari baju Selir Luisa?" tanya Felix dengan ragu.
Azzura mengangguk cepat. "Apa Ayah dalam bahaya Paman?" tanya Azzura polos.
Felix hanya menatap Azzura tanpa menjawab pertanyaannya.
"Dengar, jangan ceritakan hal ini kepada siapapun. dan apapun yang kau ketahui segera beritahu aku." Felix memberikan peringatan.
Azzura hanya diam dan tidak mengatakan setuju atau apapun.
"Bisa kah aku mengetahui apakah Ayah dalam bahaya atau tidak Paman?" Azzura masih bertanya.
"Azzura kau masih terlalu kecil untuk mengetahui hal ini," dengan khawatir Felix memberitahunya.
Azzura yang sudah tidak sabaran menjadi kesal.
"Aku bukan anak kecil lagi paman, Ibu mengatakan Aku akan menjadi Putri Mahkota yang harus melindungi rakyat ku." terlihat Azzura sudah marah.
"Jika Ayah dalam bahaya itu juga termasuk tanggung jawab ku, jika kau tidak mau memberi tahu kepada ku kebenarannya maka aku akan mencari tahunya sendiri." Azzura berteriak dan hendak pergi namun ditahan oleh Sang Paman.
"Azzura tunggu." dengan menarik lengan Azzura untuk menghentikannya dan kembali berhadapan pada Felix.
"Maaf kan aku, aku benar-benar tidak bermaksud membuat mu kesal." Saat Felix mendengar ucapan Azzura tadi, dia merasakan aura yang berbeda.
"Azzura benar-benar berubah, " batinnya.
"Ayo duduk dulu baru ku jelaskan." ajak Felix dengan lembut.
Azzura menurut dan menunjukan wajah tenangnya. Mereka berdua duduk dan belum mengatakan apapun. Felix membuka kantung itu dan mengeluarkan isinya yang berupa daun Phalaris dengan aroma yang sangat menyengat.
Tanpa menciumnya dari dekat saja aromanya sudah menyebar disaat keluar dari kantung nya Felix memang merasakan ada kekuatan sihir di daun ini.
"Dari mana dia mendapatkannya," bisik Felix namun terdengar oleh Azzura.
Felix memasukan daun itu kembali ke kantung nya dan menatap Azzura kembali.
"Apa kita bisa bekerja sama?" tanya Felix dengan serius.
Azzura langsung membalas tatapannya dan tersenyum. "Apa yang bisa ku lakukan." jawabnya.
Felix langsung menggelengkan kepalanya, si gadis manja sudah berubah menjadi gadis berani.
"Untuk sementara kau cukup awasi Selir Luisa, jika terjadi hal aneh maka laporkan pada ku. sementara aku akan mencari tahu efek apa yang ada dalam kandungan tumbuhan ini," jelas Felix.
"Apa benar ada aura sihir didalamnya paman?" tanya Azzura penasaran.
Felix mengangguk. "Tidak terlalu kuat namun jika terus menerus kemungkinan akan permanen pada seseorang, aku juga mencium aroma sihir penggoda." ucapnya.
"Sihir penggoda?" Azzura penasaran.
Felix memandang kantung itu, dari penglihatannya ada percikan warna merah muda pada kantung tersebut.
Jelas ini Sihir. Namun dia tidak mengerti maksud Selir Luisa menggunakan Sihir pada suaminya.
Azzura hanya diam memandangi tingkah Paman Felixnya. "Paman," Panggilnya.
"Ah, ya. Kita belum tahu maksud dari semua ini. Jadi kau berhati-hati lah." Felix mengingatkan.