Bagaimana rasanya di tinggalkan untuk selamanya di hari pernikahan. Hari yang harusnya membuat bahagia, namun itu membuat luka.
Dan gadis cantik itu pun harus menerima cacian dan makian, juga di cap sebagai gadis pembawa sial.
Lalu tiba-tiba, ada seorang laki-laki yang bersedia menikahinya agar membuang kesialan itu. Laki-laki yang tidak dia kenal sama sekali, tiba-tiba menjadi suaminya.
Siapakah Laki-laki itu? Dan bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka? Apakah cinta akan tumbuh di hati mereka?
Simak yuk, hanya di Novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurmay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepekaan Agra
''Sayang, apa kau marah?'' tanya Agra yang sedari tadi melihat Kiran yang hanya diam saja sampai di dalam mobil.
''Maafkan Mas ya, seharusnya Mas tidak berkata itu ya?'' Agra sudah menekuk wajahnya sedih karena dia pikir Kiran belum juga mau mempublikasikan hubungan mereka kesemua orang.
''Bukan begitu Mas, aku malu pada Lisa. Pasti besok aku akan di ledeknya terus menerus,'' sahut Kiran dengan wajah yang benar-benar menggemaskan.
''Hah? bukan karena tidak ingin mereka tahu hubungan kita?'' Kiran menggelengkan kepalanya.
''Astaga sayang ku, kamu benar-benar menggemaskan.'' Agra mencubit pelan pipi Alisha.
''Mas sakit!''
''Haahhh... ada-ada saja. Oh ya yang bernama Lisa itu apa gadis tadi yang bersama dengan mu?''
''Heum, dia sahabat ku, namanya Lisa.''
''Lumayan juga,'' gumam Agra, dan dapat di dengar Kiran yang langsung menolehkan kepalanya.
''Apa maksud mu Mas?Mas menyukai sahabat ku?!'' tanya Kiran dengan nyalang.
''Hah? Astaga! tidak sayang. Bukan itu maksud ku, Mas sedang berpikir ingin mencarikan jodoh untuk Anas, karena hidupnya
hanya tahu bekerja saja.''
''Benarkah?''
''Iya Kiran Wulandari istri tuan Agra... mana mungkin Mas berpaling dari mu.'' Kiran tersenyum malu, entah itu hanya ucapan atau memang tulus dalam hatinya, tapi Kiran mendengarnya benar-benar bahagia.
Di Kampus tadi, keadaan kantin kampus terasa dingin sehingga membuat semua orang bergidik merinding. Karena ada sebuah fakta yang baru mereka ketahui. Orang yang selama ini mereka gunjingkan dengan gosip yang tidak baik yang tersebar dengan berita bahwa Kiran adalah simpanan pria beristri. Itu semua tidak benar!
Karena Agra pun sudah mengklarifikasi secara tidak langsung dengan caranya sendiri. Sehingga semua orang pun merasa malu atas perbuatannya sendiri.
Dan Agra pun sudah keruangan dosen, bertemu dengan dekan langsung disana.
Sebenarnya bagaimana bisa Agra datang di waktu yang tepat seperti itu? ya itu semua karena pesan dari Kiran yang bertanya perihal pembayaran semester. Yang kebetulan Agra sedang dalam perjalanan ingin ke kantor dan menerima pesan dari Kiran yang tentunya membuatnya penasaran kenapa Kiran bisa mempertanyakan itu padanya, lalu berpikir kalau ada sesuatu yang terjadi pada istri kecilnya itu.
Dan bahkan di ruangan dosen, Agra disambut baik dengan dekan disana, bahkan di suguhkan beberapa buah dan makanan kecil untuk menemani mereka mengobrol. Tapi Agra tetaplah Agra yang sangat tidak suka berbasa-basi dan membenci seorang yang memiliki dua wajah.
''Langsung saja, saya ke sini hanya ingin bertanya. Apa istri saya melakukan kesalahan?'' tanya Agra pada pria paru baya yang berkepala pelontos.
''Istri nak Agra? maaf saya kurang tahu, dia jurusan apa ya?''
''Ck, nama dia Kiran Wulandari, kaki tangan ku sendiri yang mengurus semua berkasnya satu tahun lalu.'' Papar Agra dan pria paru baya itu terlihat sedang mengingat-ingat nama itu.
Tanpa sengaja nama yang di sebutkan Agra terdengar jelas oleh dosen perempuan yang tak lain adalah Maria yang baru saja menegur Kiran dan Lisa di ruangan yang sama pula.
Mata Maria terbelalak kaget ketika pria tampan dan berkarisma itu menyebut nama lengkap Kiran dan menyebutnya sebagai istrinya.
''Aahh iya saya baru ingat! sepertinya dia tidak berbuat salah, memangnya kenapa, nak?''
''Tidak ada apa-apa, kalau begitu saya permisi ingin mencari istri saya.'' Agra bangun dari duduknya dan berlalu pergi melewati tubuh Maria yang wajahnya sudah pucat pasih.
Ya begitulah alasan Agra bisa sampai berada di sana, hanya karena pesan Kiran yang sepele. Tapi tidak menurut Agra, dia menganggap pertanyaan Kiran ini memberikan tanda kalau Kiran sedang dalam masalah.
Agra melajukan mobilnya buka ke arah rumah, melainkan jalan ke kantornya. Kiran yang bingung pun bertanya, ''Mas kita mau kemana?'' tanya Kiran.
''Ikut ke kantor ku ya, aku ingin memperkenalkan mu pada semua karyawan ku.''