NovelToon NovelToon
Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:618.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: neng_yanrie

sekian tahun Tasya mencintai suaminya, selalu menerima apa adanya, tanpa ada seorang anak. bertahun-tahun hidup dengan suaminya menerima kekurangan Tasya tapi apa yang dia lihat penghianatan dari suami yang di percaya selama ini..

apakah Tasya sanggup untuk menjalankan rumah tangga ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

"Bahkan aku memilikimu yang begitu aku sayangi, tapi tidak pernah menyayangiku. Tidak ada yang perlu membuat mu iri," ucapnya sambil mengambil berkas dan mengecek isinya.

Setelah Tasya diam, ia tidak lagi banyak bicara, sampai Rara keluar dari ruangan tanpa sepatah kata untuk membalas ucapan sepupunya itu. Tapi denyut sakit di hati dan dadanya tidak begitu saja hilang, ia menyeret langkah dengan lunglai dan tidak langsung masuk ke dalam ruangan, tapi lebih memilih ke kamar mandi dan menumpahkan segala sakit itu.

Pernah ada di satu titik, Rara pun begitu menyayangi Tasya selayaknya apa yang sudah Tasya berikan, tapi waktu mengubah segalanya bara menjadi api.

Di kantor, Tasya tidak pernah menunjukkan apa yang sedang terjadi padanya. Ia bersumpah, beberapa waktu setelah semuanya ini selesai, ia akan melihat dirinya yang berbeda. Mendengar nama Devan tidak akan lagi merusak hatinya, cukup menjadi sejarah yang tidak akan pernah terulang.

Ada suatu yang ia sadari kemudian, pertahanan yang sudah ia lakukan dan dendam yang begitu membara, hanya menambah sakit di hati.

Ia kembali menghela napas, kemudian beranjak dari ruangannya. Ia menghampiri beberapa meja karyawan dan mendiskusi sejenak, setelahnya naik ke lantai atas untuk melaksanakan rapat rutin. Devan turut hadir di sana, keduanya bersikap profesional dan layaknya rekan kerja.

*****

Tasya menutup rapat dengan cantik dan elegan, semua mata tertuju padanya, memuji ide-ide cerdasnya. Kepercayaan diri kembali membara dalam jiwa, ia yakin akan menjadikan perusahaan ini kembali berjaya pada tangan dinginnya.

"Saya yakin semuanya akan kembali baik di tangan Ibu," ucap salah satu karyawannya yang juga memiliki jabatan cukup tinggi di perusahaan ini. Keduanya berjalan beriringan menuju pintu keluar, sementara Devan ada di belakangnya.

"Semua yang sudah saya sampaikan tadi harus segera dilaksanakan, saya beri waktu seminggu untuk laporannya." jawabnya sambil melangkah meninggalkan rekan kerjanya itu . Sedikit pun, ia tidak melihat ke arah Devan atau pun meliriknya.

Langkahnya tergesa menuju ruangannya, ia lihat benda melingkar pada tangan kanannya, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, ada janji dengan Bu Shinta dua jam lagi.

Tidak lain membahas tentang perceraian dan hal lain menyangkut harta mereka.

Setelah itu, ia akan bertolak ke Bandung untuk melihat sang Nenek, tidak akan lama, mungkin besok subuh akan pulang.

Ada energi yang berbeda setelah malam itu, setelah segala kelemahan itu, setelah rapuh yang Devan ciptakan. Sementara Devan semakin tersiksa karena jarak yang kian rentang, Tasya lambat laun semakin semar dan mungkin sebentar lagi hilang.

Riuh rendah suasana kantor hari ini lebih dari biasanya. Semua staff nampak sibuk untuk sebuah projek yang sudah Tasya perintahkan, ia berharap semua ini bisa menyelamatkan ribuan karyawan dari pemutusan hubungan kerja.

Tepat pukul empat, Tasya keluar dari ruangannya, turun ke lantai basemen untuk segera pergi menemui janjinya. Dering telpon dari Bu Shinta menghentikan langkahnya, ia mengabari dengan berat hati bila hari ini harus membatalkan janji.

Tasya mendengus kesal, ia masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan ke Bandung. Menerobos kemacetan di sela-sela kepulangan jam kantor.

Ia tidak memberitahukan pada Radit tentang kepergiannya ini, karena pasti ia akan khawatir dan meminta untuk mengantar. Komunikasi dengan sahabatnya itu memang semakin intens, membuat Devan semakin terbakar.

Dulu... Saat Devan dan Tasya masih berpacaran, pernah sekali waktu Devan datang dan memberi peringatan agar Radit menjauh. Karena ia merasa Radit selalu lebih unggul di mata Tasya.

Malam pekat tanpa terlihat sinar bulan, hujan datang menderas ketika Tasya memarkirkan mobilnya di sebuah halaman rumah mewah, ia mendengar Oma sudah dibawa kerumah.

Sedikit berlari, Tasya masuk ke dalam dan segera menghampiri sang Nenek yang ternyata belum tertidur di kamarnya.

Tidak seperti biasanya, Oma menyambut kedatangan cucu kesayangannya itu dengan diam dan dingin, bahkan wanita yang masih cantik di masa tuanya itu pun sama sekali tidak melirik.

"Oma sudah lebih baik?" Tasya menghampiri Neneknya yang duduk terdiam di sebuah kursi. Seperti saat kecil, dia duduk di bawah dan wajahnya berpangku pada paha sang Nenek, kemudian Oma akan mengelusnya lembut, tapi kali ini tidak.

Oma bergeming, ia masih membuang muka, dan enggan melihat ke arah Tasya.

"Oma kecewa padamu?" ucapnya pelan dan lirih.

"Maaf, Oma. Semua bukan Tasya yang berkehendak."

"Tapi kamu bisa memilih. Maafkan suamimu, dia terlalu baik sebagai suami, bukankah kalian saling mencintai?"

"Cinta saja tidak cukup, Oma," ucap Tasya lirih seraya mendaratkan kepalanya pada pangkuan Oma.

"Cinta saja tidak dapat memenuhi semua kebutuhan. Cinta butuh ketulusan, kesetiaan, dan saling menghormati. Kriteria saja ternyata tidak cukup, karakter itu penting. Dan kesalahan Tasya adalah memilih laki-laki hanya karena cinta saja. Sementara dia tidak pernah mencintai Tasya, dan belasan tahun ini hanya bertepuk sebelah tangan."

Oma sedikit melunak dan melihat ke arah Tasya yang masih terpangku dengan mata yang sendu.

"Seberat apa masalah kalian sampai harus ada kata cerai?"

"Berat, Oma. Tasya tidak sanggup."

Tangan yang sudah berkeriput itu membelai halus rambut cucunya. Oma berusaha menetralisir perasaannya. Betapa ia mengenal Tasya sejak dulu, dia bukan seorang yang begitu saja mengambil keputusan.

Sementara Devan terdiam ketika sampai kerumah dan mendapat sebuah surat dari pengadilan agama untuk sidang perceraiannya.

Ia diam sendiri di kamar, hancur dan sedikit pun tidak terima atas satu langkah yang sudah Tasya ambil. Membayangkan, bukan lagi dirinya yang menjadi suaminya ternyata sesakit ini.

Keangkuhan dan dendam seolah luruh seketika, tangis takut kehilangan seorang, Devan untuk pertama kali hancur malam ini dengan hening.

.

.

.

.

.

.

"Kenapa sesakit ini, untuk kehilangan mu!"

kakak-kakak yang cantik dan ganteng, minta like, vote, dan hadiahnya biar semangat update nya.

1
Ryani
Sedarahh?????
Ryani
aduh ini cerita gmna sih, masa Tasya sok²an ikut ngurus selingkuhan Suaminya.. Aneh
Ryani
haruskah aku bilang Waooowwwhhh😲😲😲
Ryani
ohh ya Ampun, pengen aku lempar aja HP ku🤣🤣🤣... bemua jadi yg di bobol Devan
Ryani
baru awal dah bikin naik darahh... ohh Astaga
Ika Surya Ningsih
koq cerita nya gtu" trus sih.. g ada ujungnya.. pdhl bc uda ku lompat" tpi gtu trus
Azalea New
Luar biasa
Rizky Sandy
Tasya ikut sibuk ngurusin gundik suaminya, ceritanya agk aneh,,,,
Depp Kazieh
kirana mntan devan jg ya
Dewa Dewi
kasian Tasya
Dewa Dewi
akhirnya Tasya sadar juga dari koma 👏👏👏👏
Dewa Dewi
Kapan nih Tasya sadarnya?
Dewa Dewi
Semoga Tasya cepat sadar dr koma
Dewa Dewi
congrats ya Tasya & Radit👏👏
Dewa Dewi
Tasya hamil .....Semoga engga keguguran lagi ya
Dewa Dewi
Happy wedding Radit & Tasya ❤️❤️🌹🌹💐🍾🎉🍷🍷🎉🎉
Modish Line
ini kapan bahagianya sih thor? Hidup Tasya sama Radit kok susah terus sih?
Modish Line
kakakmu bejat sekali Sintia 🤬🤬🤬🤬
Modish Line
setuju...m
Modish Line
rasain lu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!