"Kenapa kamu menikahi ku?" Wanita itu menatap nanar.
"Karena kamu adalah wanita yang tidak di inginkan!" tegasnya tanpa perasaan.
Bercerita sebuah kisah Alexsa Bethrix, seorang wanita yang pernah menjadi seorang ibu.
Anak kedua dari seorang seorang Marquess, istri kedua yang tidak di cintai oleh Marquess. Ibunya pun telah meninggalkannya dan dia menjalani hidup penuh luka. Hingga di jodohkan dengan seorang Duke demi kepentingan politik.
Suatu hari dia menerima kenyataan pahit dalam hidupnya, setelah satu hari pernikahannya, dia di kejutkan oleh Duke Vixtor Alendrix yang membawa seorang wanita dan seorang anak.
Alexsa pun menerima kenyataan itu, ia rela mempertahankan pernikahannya. Hingga suatu hari, perasaannya tidak bisa lagi bertahan dan membuatnya kehilangan kesadaran, saat membuka matanya Alexsa berubah menjadi sosok yang tidak di kenal oleh siapa pun. Dia berubah menjadi wanita yang kuat setelah sebuah misteri terungkap dan berkata "Aku tidak akan mengemis sebuah cinta"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putri Terakhir.
Hentakan demi hentakan sepatu berwarna biru itu membuat semua orang menatap ke arahnya membuat ruangan itu menjadi hening.
Kedua langkah kakinya berhenti tepat di tengah-tengah mereka. Dia pun memberikan hormat. "Salam Baginda,"
Baginda Kaisar berdiri, terlihat kedua sudut air matanya telah basah. Dia melangkah menuruni anak tangga. Memegangi kedua bahu Duchess Alexsa. "Bagaimana kabar mu? Bagaimana kabar ayah mu?"
Deg
Duchess Alexsa menunduk. Bagaimana mungkin ia tahu, sedangkan ia tidak tahu di mana ibunya? dimana kakeknya? semuanya masih menjadi pertanyaan untuknya.
"Saya sangat baik Baginda. Tapi, saya tidak tahu kabar mereka," jawab Duchess Alexsa. Kedua mata birunya mengembun dan siap menjatuhkam tetesan. Kini ia bisa mengubah dan mengontrol sesuai kekuatannya. Jadi ia tidak perlu khawatir, semua orang akan mengenalinya sebagai anak dari Duke Aiken.
"Maksud mu, apa?"
"Maaf, Baginda. Saya tidak bisa mengatakan nama saya. Karena saya harus mencari sesuatu yang tidak bisa membuat saya mengungkapkan identitas saya."
"Sebenarnya, saya cucu dari Duke Aiken. Saya bukan putrinya."
Baginda Kaisar tercengang. "Jadi kamu cucu Duke Aiken."
"Benar!" Tegas Duchess Alexsa. Semua orang hanya menyimak. Mereka juga penasaran akan keturunan Duke Aiken.
"Panggil saja saya Rose. Dan untuk masalah ibu dan kakek. Mereka meninggalkan saya sewaktu saya masih berumur 5 tahun." Tutur Duchess Alexsa.
"Lalu, ayah mu."
Duchess Alexsa mengepalkan tangannya. Bola mata berwarna biru itu menajam. "Ayah saya tidak pernah menganggap saya sebagai putrinya. Saya di telantarkan, karena baginya, kehadiran saya perusak rumah tangga mereka."
Baginda Kaisar mencerna perkataan Duchess Alexsa. Ia bingung, bagaimana mungkin anak dari Duke Aiken tidak di inginkan? ini sangat lucu baginya. Semua orang menggadang-gadang ingin menikahkan putranya untuk putri dari Duke Aiken. Bahkan Duke Aiken pun banyak wanita yang menggilainya. Namun, karena setianya pada Almarhum sang istri, Duke Aiken memilih sendiri, membesarkan kedua putrinya. Menjadi sosok seorang ibu dan ayah.
"Ayah saya tidak tahu, bahwa ibu saya keturunan Duke Aiken."
Marquess Ramon mengerutkan dahinya. Rasanya tidak mungkin semua orang tidak tahu putri dari Duke Aiken. "Tidak mungkin, putri pertama Duke Aiken semua orang mengetahuinya. Namun, putri kedua dari Duke Aiken. Semua orang tidak mengetahuinya."
"Yaaa," Duchess Alexsa tersenyum sinis. Ia memang sudah menyangka, bahwa ibunya putri kedua dari Duke Aiken. Sehingga semua orang tidak mengetahuinya. "Begitulah, hidup ku kelam. Sosok ayah yang seharusnya menjaga ku, malah menelantarkan ku."
"Orang itu pasti sangat rugi, menelantarkan putrinya. Saya tidak menyangka masih ada seorang ayah yang seperti itu," sanggah Marquess Ramon. Tanpa sadar, ia membicarakan dirinya sendiri.
"Benar, saya sangat membencinya. Bahkan saya juga tidak ingin mengakuinya."
"Siapa ayah dari Nona? saya membantu Nona untuk meminta keadilan," ujar Marquess Ramon menawarkan. Sejujurnya ia sangat kesal dengan ayah yang menelantarkan putrinya.
"Tidak perlu, saya tidak butuh sosok ayah."
Baginda Kaisar menunduk sedih, seharunya keturunan Duke Aiken. Dialah yang menjaganya dan memberikan kenyamanan. "Maafkan aku, yang tidak bisa menjaga mu. Tapi, mulai saat ini. Jangan berbicara formal. Kamu bisa keluar masuk istana. Kakek mu sangat istimewa bagi kami."
Baginda Kaisar mengelus pucuk kepala Duchess Alexsa dan membuat Duchess Alexsa tersenyum.
"Dan untuk ku, jangan berbicara formal." Sanggah Marquess Ramon. Begitu pun dengan Duke Vixtor dan Putra Mahkota Delix.
"O iya, aku dengar. Marquess juga memiliki tiga orang anak. Dua putri dan satu putra, tapi aku dengar, Marquess Ramon tidak menyukai putri terakhir." Perkataan Duchess Alexsa sukses membuat Marquess Ramon langsung menunduk.
lahir dan lgsg di culik diganti dengan yg sdh meninggal atau aleksa di bohongi
wkwkwk /Facepalm/