Rasa kecewa,sakit hati,dan hancur harus Leona rasakan, saat mengetahui perselingkuhan suaminya dengan gadis yang umurnya jauh di bawahnya,
Luka yang ia rasakan, memang akan selalu berbekas, namun Leona wanita yang cerdas dan mandiri, ia bisa menerima semua kesalahan suaminya, kecuali pengkhianatan, karena sekali berselingkuh maka akan berselingkuh lagi, karena Selingkuh adalah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Lebih baik di lepaskan sebelum menggerogoti hati secara perlahan.
Hingga Leona bertemu dengan Tian Alvaro.
Hidup nya berubah setelah ia di cintai oleh Tian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31 Ketidak Sabaran Mami
Leona dan Veni masih sama-sama menikmati suasana kota itu dengan begitu tenang, setelah banyak hal yang Veni tanyakan pada Leona, sampai pertemuan nya dengan Presdir Tian.
"Dia hanya khawatir akan karyawan nya, dia hanya bertanggung jawab itu saja"ucap Leona.
"Iss..kau bodoh atau memang polos na, itu sudah jelas-jelas kalau Tuan Tian menaruh rasa padamu, apa karena kau masih sangat mencintai Arsa, sehingga kau tidak mau melihat cinta yang lainnya?"
"Baiklah, seperti nya kita sudah lama ada di luar, kau tidak mau kembali!?"tanya Leona.
"Kita jalan-jalan sebentar lalu kembali bagaimana?"tanya Veni.
"Baiklah, Ayo"ucap Leona seraya bangun dari duduknya.
"Na...kita sahabat sekarang, apapun yang terjadi pada kita, kita harus berbagi"ucap Veni seraya menatap Leona yang berjalan di samping nya.
"Setuju, sahabat... Terimakasih karena kau datang setelah aku tidak punya siapa-siapa"ucap Leona.
Namun... betapa terkejutnya Leona dan Veni saat melihat seorang wanita yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari 2 orang pria, wanita itu terlihat menarik tas nya dan berusaha minta tolong.
"Ven, tunggulah tolong pegangkan tas ku"ucap Leona.
"Leona sebaiknya kita jangan ikut campur deh, kau lihat, mereka bertubuh besar"ucap veni, namun sudah terlambat, Leona sudah berlalu, dan menendang kedua pria bertubuh besar itu dari arah belakang.
Untungnya Leona memakai celana saat ini, sehingga memudahkannya untuk bergerak.
"Kau ... jangan ikut campur urusan kami!!" bentak salah satu preman itu.
"Tubuh kalian besar dan sehat, tapi kerja kalian hanyalah merampas, apa tidak malu dengan tubuh kalian?"ucap Leona.
"Kurang ajar kau"ucap salah orang itu dan bangun hendak menghajar Leona, namun Leona sudah memasang persiapan, sehingga ia bisa melawan mereka satu persatu, perkelahian antara Leona dan kedua bajingan itu kini menjadi sebuah tontonan di pinggir jalan,
Banyak yang kagum dengan apa yang leona lakukan.
Sehingga kini pertarungan itu selesai saat petugas keamanan sudah datang.
"Kamu tidak apa-apa nak?"tanya wanita cantik itu.
"Tidak apa-apa tante, Tante sendiri bagaimana?"tanya Leona, seraya mengusap ujung bibir nya yang terluka.
"Kau terluka, mari ikut Tante" ucap wanita itu.
"Tidak usah Tante, aku baik-baik saja"ucap Leona menolak dengan lembut.
"Leona...kau baik-baik saja"ucap Veni yang nafasnya tersengal-sengal, karena berlari menghampiri Leona.
"Kau hebat sekali na, ternyata kau jago beladiri ya"ucap Veni bangga.
Wanita itu seakan berfikir bagaimana caranya bisa membawa wanita ini kerumahnya.
"Nak, biar tante obati"ucap wanita itu lagi.
"Tidak usah Tante, kalau begitu Leona dan Veni pamit Tante, Tante hati-hati"ucap Leona namun tiba-tiba.
"Aduh... kepalaku pusing"ucap sang wanita seraya menjatuhkan tubuhnya di tanah.
Sontak Veni dan Leona terkejut. .
"Tante kenapa?"tanya Veni dan Leona bersamaan.
"Seperti nya Vertigo Tante kumat, tidak apa-apa jika kalian ingin pulang, Tante bisa pulang sendiri"ucap wanita itu seraya terus memijit keningnya.
"Dimana alamatnya Tante, biar kami antar Tante"ucap Leona.
"Alamat nya Tante,..... ..... dan ......"ucap Wanita itu seraya terus memegang dahinya.
Akhirnya Veni pun menghentikan taksi dan mengantarkan Wanita itu pulang kerumahnya.
Tak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di sebuah rumah mewah dan elegan, Leona dan Veni tidak percaya, kalau orang yang mereka tolong adalah orang kaya.
"Ini benar alamat rumah Tante? tanya Veni.
"Benar, masuklah ayo"ucap Wanita itu yang kini sudah tidak menunjukkan rasa pusing nya,
Apa jangan-jangan hanya akting ya ekwkwkkeke.
"Pi...mami datang....!!" teriak wanita itu seraya menatap kearah atas.
Leona dan Veni hanya heran dengan tingkahnya, sekaligus kagum dengan kemewahan rumahnya.
Rumah sebesar ini, namun terasa sepi.
"Pi.... Papi dimana?"teriak lagi wanita itu.
"Iya Mi..iya ...papi akan segera turun"teriak seorang pria, yang juga terdengar oleh Leona dan Veni.
"Bik... siapkan makanan untuk mereka"ucap wanita itu pada pembantunya yang mulai mendekat kearah kami.
"Ah, tante tidak usah, kami sudah makan tadi"ucap Leona dengan cepat.
"Baiklah... siapkan makanan ringan saja bik, aku ingin mengobrol lama dengan kalian? tidak keberatan kan?"ucap wanita itu, sepertinya itu bukanlah suatu permintaan tapi sebuah perintah, yang mana kedua manusi itu harus mau bicara dengannya meski tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan.
Suara langkah kaki membuat mereka sama-sama menoleh kearah tangga rumah itu.
Yang mana seorang pria gagah turun dengan begitu tampannya, meski usianya sudah berumur tapi kewibawaan dan ketampanan nya masih sangat terpancar, Veni dan Leona yakin kalau semasa mudanya, pria itu menjadi pria idaman semua wanita.
"Eh na, kau nyadar gak? wajahnya kok agak mirip- mirip sama presdir kita ya?"bisik Veni di telinga Leona.
"Kenapa di fikiran mu hanya ada Presdir itu Ven"ucap Leona.
"Emang kenyataan nya begitu kok"ucap Veni.
Leona memerhatikan pria itu memang sekilas mirip begitupun dengan wanita itu.
"Mana ada kebetulan, mungkin saja memang mirip kan?"ucap Leona dalam hati.
"Kalian duduklah, mengapa masih berdiri di situ, ayo duduk"ucap ramah Wanita itu dan juga Pria itu.
Akhirnya Leona dan Veni pun duduk.
"Kita belum kenalan, namaku Diana, dan ini suami saya Alvaro,kami pasangan yang serasi kan?ucap Nyonya Diana dengan senyum nya.
Membuat Leona dan Veni saling berpandangan.
"Saya Leona Tante, Om"ucap Leona membuat kedua pasangan itu saling berpandangan.
"Saya Veni tante"ucap Veni.
"Ini loh Pi, Leona ini jago bela diri ternyata, tadi dia yang menolong mami"ucap sang Mami.
Pembantu pun datang dengan beberapa cemilan dan minuman jus untuk ke empat orang itu.
"Terimakasih untuk mewakili istri saya, jarang sekali sekarang wanita yang bisa bela diri"ucap Sang papi.
"Hanya bisa sedikit saja Om, hanya untuk menjaga diri sendiri"ucap Leona.
"Tapi hebat loh Pi"ucap Diana mengingat bagaimana Leona menghajar Preman sewaan nya.
*****
"Benarkah?!, iss... Mami kenapa gak sabaran sekali"ucap Tian saat mendengar Leona sudah ada di dalam rumah maminya.
"Nona melawan preman sewaannya nyonya besar Tuan"ucap orang itu.
"Apakah dia terluka?"tanya Tian.
"Tidak sama sekali Tuan, Nona Leona tidak memberi preman itu kesempatan untuk memukul nya"ucap orang itu.
"Menarik"hanya kata itu yang Tian ucapkan.
Tersirat senyum di bibir Tian, ia sangat penasaran apa yang mami dan papinya bicarakan dengan Leona, ia gelisah sendiri, merasa deg-degan sendiri, memikirkan apa yang Maminya bahas.
Meskipun Tian tahu, maminya tidak lah mungkin berkata yang tidak-tidak pada Leona.
Hanya saja Mami nya tidak sabaran untuk bertemu dengan wanita keberuntungan putranya.