Kisah Cinta sederhana lelaki biasa yang mencintai gadis india pada pandangan pertama. sedalam apa kisahnya.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Yang Pertama..
Masih disaat yang sama namun di tempat berbeda, Mizan dan Mikki sedang berselancar di dunia maya guna mencari info keluarga Sanjana atas perintah Abah dan Emaknya. Bukannya mereka mau mengkhianati Mithun, Toh ini semua demi kebaikan mereka berdua. Karena jika dibiarkan terlalu lama tinggal bersama takut ada hal hal lain yang bisa saja merugikan nama mereka. Apalagi ini Indonesia, negara yang punya aturan tersendiri terutama bagi pria dan wanita yang tinggal satu atap bersama.
Canggihnya tekhnologi jaman sekarang memang begitu sangat membantu kehidupan manusia. Seperti saat ini, hanya mengetik sebuah nama lengkap, di layar ponsel nampak berbagai info yang mungkin. Dua pemuda itu nampak sibuk meneliti setiap foto foto hasil pencarian yang muncul setelah mengetik nama Sanjana Sing Rayzada.
"Apa ini Sanjana.??" Tanya Mizan antusias sambil menunjukkan sebuah foto ke arah Mikki.
"Ah iya, benar, coba di klik.." Ucap Mikki semakin antusias. Dan Mizanpun tanpa pikir panjang mengklik sebuah situs sosial media yang terkenal dengan berbagi foto dan video.
Benar saja, di aplikasi media itu terpampang begitu banyak foto Sanjana dan kehidupannya saat di negara India. Bahkan ucapan pencarian dan kehilangan serta mengharapan juga begitu banyak. Tapi yang membuat kedua sahabat Mithun itu heran. Sepertinya tidak ada balasan apa apa dari Sanjana. Mungkin Sanjana memang sengaja tak membuka akun medianya agar tak agar tak terlacK keberadaanya.
"Mungkin ini foto keluarga Sanjana Zan.?" Tunjuk Mkki.
"Gilla, Bapaknya serem bener, kaya aktor dia. apa mungkin Sanjana anak sultan??" Ujar Mizan.
"Coba aja di klik semuanya. Kali aja dapat info lebih."
Dan mereka pun mulai mengklik apapun yang berhubungan dengann akun Sanjana Sing RayZada.
"Kalau pakai bahasa inggris, aku bisa sedikit ngerti, tap ini udah pakai bahasa India dan nggak tahu bacanya apa.." Keluh Mizan.
"Ya coba yang lain lah.."
"Tanpa disuruh juga aku sudah melakukannya kali Mik.."
"Sekarang kita kerumah sakit. Jenguk Sanjana sekalian ngomongin masalah ini Mik.."
"Bagaimana kalau Mithun marah??"
"Ya bilang aja, disuruh emak dan abah. Masa kita ngga bisa cari alasan lain sih.."
"Ya udah yok.."
####
Sementara itu di Rumah sakit.
"Apa semalam kamu bermimpi yang aneh??" Pertanyaan Mithun membuat Sanjana mengerutkan keningnya.
"Bermimpi yang aneh?? maksudnya??" Tanya Sanjana tanpa kecurigaan sedikitpun.
"Ya bermimpi yang aneh, misalnya bibirmu dikecup berkali kali oleh pria gitu??"
Sanjana terkesiap, matanya membelalak, sedangkan Mithun senyum senyum tanpa merasa berdosa.
Cekittt...!!!
"Auwwwhhh...!! sakit Na..!!! Pekik Mithun sembari mengusap usap pinggangnya. Sedangkan Sanjana langsung menutup muka begitu malu.
Mithun tersenyum renyah melihat tingkah gadis di depannya. Siapa yang tidak malu kalau kalau keisengannya di denger bahkan di praktekkan langsung.
Begitupun Sanjana. Dia tidak pernah berpikir kalau bercandanya semalam malah di dengar langsung oleh pria yang sedang menyuapinya. Sudah tertangkap basah dan saat ini dia terpojok. Seandainya mampu, dia ingin menghilang saat ini juga.
Sementara Mithun, dia malah sangat menikmati rasa bersalah dan malu yang Sanjana lakukan. Hatinya benar benar dibuat bahagia hanya dengan hal hal kecil yang sedang terjadi diantara mereka.
"Ini buburnya belum habis Na.. Hey..!!" Sanjana hanya menggeleng. Dia begitu malu sampai enggan meneruskan sarapannya.
"Mau aku paksa??" Goda Mithun.
"Bhai ihh.."
"Ya ini dihabisin terus minum obat.."
"Kenapa semalam nggak bilang kalau belum tidur?? Protes Sanjana.
"Loh, nggak ada yang tanya, gimana mau bilang.." Bantah Mithun sambil dengan senyum senyumnya yang begitu nakal.
"Ya harusnya bilang aku belum tidur gitu, jadi aku kan tidak...." Ucap Sanjana namun sengaja berhenti. Tak meneruskan kata yang ada di benaknya.
"Tidak apa??" Keputusan Sanjana salah. Justru hal itu menjadi senjata Mithun yang digunakan untuk terus menghodanya.
"Bhai, aku beneran nangis nih.." Rengek Sanjana dan membuat Mithun semakin tak tahan untuk tertawa.
"Sekarang gini, yang menyuruhku tidur duluan siapa?? yang mendekatiku siapa?? yang mengungkapkan perasaan siapa??"
"Ya harusnya nggak pura pura tidur.."
"Yang pura pura tidur siapa Sanjana?? Orang wajah dibuat mainan gitu yab siapapun pasti akan terbangunlah.."
"Tapi kan harusnya bilang, ngasih tahu, biar aku ngomong yang enggak enggak.."
"Ya kan seenggaknya aku jadi tahu kalau kamu sangat ingin..."
"Jangan diterusin, lagian siapa juga yang minta dicium.."
Mithun tergelak. Sanjana benar benar menggemaskan.
"Yang bilang di cium siapa?? aku nggak bilang.."
Mendengar sanggahan Mithun, Sanjana semakin tak berkutik di balik selimut yang menutupinya. Dia mendengus sebal. Hatinya benar benar tak karuan rasanya. Tapi apa daya, dia benar benar sudah tak bisa berkutik. Apalagi Mithun semakin menggodanya.
"Udah buka selimutnya, ini buburnya di habisin, trus minum obat. Kalau atau sengaja kaya gitu kanena minta di cium lagi??"
Merasa di ancam, Sanjana langsung membuka selimut yang menutupi wajahnya. Wajah Mithun menunduk tapi sembari senyum senyum membuat Sanjana mendengus sebal.
Kembali Mithu menyuapi Sanjana secara perlahan dengan wajah yang tak lepas dari senyum meledeknya. Hal itu membuat Sanjana semakin mendengus tapi tak bisa berbuat apa apa.
"Dasar mesum.." Maki Sanjana yang membuat Mithun semakin tak tahan menahan tawanya.
"Yang mesum aku atau kamu?? bukankah semalam yang bermain main bibirku kamu??"
"Tapi kan aku hanya memegang, nggak mencuri.."
"Terus, yang bilang pengin dicuri ciumnya siapa??"
Skak..
Sanjana tak berkutik. gadis itu hanya bisa mendengus sembari menguyah buburnya.
"Salah satu keinginanmu sudah terkabulkan, kenapa mesti marah??"
"Tapi kan aku takut Bhai, nanti aku di kira perempuan gimana gitu, bukankah kamu nggak suka perempuan yang agresif ke kamu??"
"Iya, aku memang nggak suka, malah membencinya.." Jawab Mithun santai membuat Sanjana agak tersinggung.
"Ya kamu benci saja aku, nggak apa apa, aku yang salah.."
"Tapi aku suka kalau kamu yang menginginkannya Na..."
Deggg
Jantung Sanjana tiba tiba berdegup kencang.
"Aku suka apapun yang kamu inginkan dariku, aku suka apapun yang kamu lakukan padaku, aku suka Na. Aku suka semuanya tentang kamu Na.."
Sanjana terkesiap. Entah dia harus senang atau sedih, namun yang pasti dia juga merasakan hal yang sama seperti yang Mithun katakan.
"Bhai.."
Kini mata mereka beradu, mereka saling menyelami isi hati masing masing lewat tatapan itu.
"Aku suka kamu Na, kamu perempuan pertama yang mampu menembus hatiku, membuatku bahagia, marah, khawatir, takut, sedih. Kamu yang pertama Na.."
"Tapi Bhai.."
"Aku tahu, kamu merasakan hal yang sama, tapi kamu takut dengan ayahmu kan??"
Sanjana tak mengangguk, namun juga tak menggeleng. Dia terus menatap wajah yang membuat hatinya bergetar tak karuan.
"Asal kamu mau dan mendukungku, aku akan berjuang Na, aku akan hadapi ayahmu.."
Hati Sanjana berdesir, dadanya sesak, dan airmatanya mulai mengalir kemudian
Greppp..
Dia langsung memeluk memeluk erat tubuh pria itu.
"Aku mau Bhai, aku mau.."
Dan Mithun membalas pelukan itu tak kalah erat dengan senyum tersungging sempurna
@@@@@
ke bayang malu y tun.
asyik di kawinin baru mau y 🤩🤩.
hadeuh mitun itu si emak saking cinta nya sama pilm india ya ampe nama anak di namain nama india udah gitu nama2 para eyang2 yang tampan pada masa nya Sekarang udah tua ya.
kalau ajay mungkin agak keren ya 🤩🤩🤩.
sekian lama g baca karya si kk skrng aku ke sini lagi kangen karya nya.
ikut tersanjung jg nih inyong e...😃😃😃
sukses yak bwt author2 kesayangan inyong...😉
lope yu pulll sadayana...👄👄👄
mbok dukung authore to yo ..
sak akeh2 e...
ben authore cemungut...💪
d karya mana..aja..pst ada...😄😄😄
jgn2 yg nolongin si govinda ayah siva.
smoga wae...emg jodoh mitun.
lgsg ke igt tek...hritik roshan n kareena kapoor....😉😃😃😃
yeeeyyy......👏👏👏
critane koyo si jiwo menikahi yg bukan dr negara sendiri ujung2nya...😊
yo wess lah..sak karep pe author waelah..
nyong gari menikmati karya2 author gk usah protes..😆😆😆