Elwin Jenaro Redman seorang pria yang berusia 30tahun, namun kehidupannya begitu sangat menyedihkan sekali.
Elwin dinyatakan mengidap penyakit Autisme sehingga membuat dirinya diasingkan oleh kedua orang tuanya.
Walaupun dia memiliki wajah yang begitu tampan namun karena penyakitnya itu membuat kedua orang tuanya mengurungnya terus didalam kamar, dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar itu apa lagi untuk berkumpul dengan mereka.
Dia adalah putra satu-satunya dari pasangan Danu dan Agita, akan tetapi mereka mengatakan dia adalah hanyalah beban hidup.
Namun disuatu ketika, Danu memaksa putranya untuk menikahi salah satu gadis dari sahabatnya gadis itu bernama Rissa Amanda Soraya dia berusia 25tahun memiliki wajah yang begitu cantik dan hati yang lembut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Bukan Papaku
30 menit kemudian.
Mereka telah tiba dirumah sakit, dengan cepatnya Ferry menggendong Rissa dan membawanya kepada UGD. Saat tiba disana dengan cepatnya para Dokter serta Perawat menangangi Rissa.
Pendarahan dihidungnya benar-benar tidak bisa berhenti sejak diperjalanan tadi. Rissa yang masih ditangani kini Ferry mencoba untuk menghubungi Farrel.
" Kerumah sakit sekarang juga"
" Apa yang sudah terjadi?"
" Papa memukul Rissa sehingga membuat hidungnya pendarahan"
" Apa?"
Ferry langsung mengakhiri panggilannya, dimana dia masih menunggu kabarnya Rissa yang sedang ditangani oleh Dokter diruang tindak.
Lalu setelah beberapa menit Dokter itu keluar membuat Ferry dan lainnya menghampiri Dokteri itu.
" Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya Ferry
" Penyebab pendarahan dihidungnya disebabkan tulang hidungnya patah, mungkin pukulan itu begitu sangat keras sehingga membuatnya patah, jadi kami ingin meminta persetujuan untuk mengoperasi pasien agar pendarahannya bisa dihentikan"
" Baik dok lakukan saya yang terbaik untuk adik saya"
" Tolong ada tanda tangani surat ini, lalu selama adik anda melakukan operasi anda bisa mengurus administrasinya terlebih dahulu"
" Baik dok"
Ferry menandatangani surat tersebut, lalu tak lama Dokter itu pergi. Rasanya benar-benar membuat Ferry tidak bisa menahannya lagi.
Kini Ferry berjalan mendekat kearah Darius dengan tatapan yang penuh dendam.
" Ferry benar-benar kecewa dengan Papa, seharusnya Papa memberikan dia support bukan seperti ini, jika Mama melihat semuanya maka dia juga ikut kecewa, kepergiannya Mama bukan salah Rissa melainkan memang sudah takdir, jadi dari sekarang kita putus saja hubungan anggap saja bahwa Ferry bukan anak Papa sekarang ini"
Dug!
Jantung Darius berdebar begitu cepat sekali saat mendengar ucapannya Ferry, rasanya begitu sakit sekali saat dia mengatakan bahwa dirinya bukan Ayahnya lagi.
Namun dimana para Dokter serta Perawat itu membawa Rissa untuk keruang operasi, matanya hanya menatap kepergiannya mereka. Tetapi dia masih ingin tau bagaimana keadaan Rissa selanjutnya nanti.
****
" Kalian dimana?"
" Ruang operasi"
Farrel mengakhiri panggilannya dan berlari kembali menuju ruang operasi, hatinya sangat begitu panik sekali saat mendapatkan kabar tentang Rissa.
Setelah beberapa menit, akhirnya dia tiba diruang operasi namun pandangannya langsung tertuju kepada Darius yang sedang berdiri menunggu.
Bugk!
Farrel memukul Darius karena dia benar-benar sudah sangat emosi sekali kepadanya.
" Apa yang sudah kau lakukan kepada Rissa?" teriak Farrel membuat Danu dan Ferry menghampirinya
Dimana Ferry mencoba menenangkan Farrel namun dia sudah begitu lepas kendali sekali. Begitu juga Danu memegangi Darius hanya saja dia diam seperti patung.
" Kau tidak punya hati, jika Mama melihatnya maka dia akan sangat kecewa besar" teriak Farrel kembali
Darius masih terdiam sambil menundukkan kepalanya.
" Farrel, kecilkan suaramu ini dirumah sakit" ucap Danu menegur Farrel
Namun tatapan Farrel beralih kearah Danu.
" Pasti ini juga ulah om bukan?"
Danu menggelengkan kepalanya dengan cepat agar dia tidak dituduh oleh Farrel.
" Bukan, semuanya itu adalah rencana Papamu Farrel, om sangat terkejut saat dia menjemput om dan mengatakan ingin pergi menjenguk Rissa dan Elwin, awalnya om tidak percaya namun dia memaksanya akhirnya om mau, tapi saat dia tiba disana pikirannya begitu berubah dia masih memaksa Rissa untuk melahirkan anak tetapi Rissa mengatakannya tidak mungkin dia bisa hamil dengan cepat, om sudah membenarkan ucapannya Rissa namun Papamu malah menyuruh mereka bercerai"
Seketika Farrel semakin menjadi marah saat mengetahui semuanya dari Danu.
" Cerai?" ulang Farrel dengan nada marahnya" Papa kira pernikahan itu hanya permainan saja yang sesuka Papa menyuruh mereka cerai ha? Kemarin Papa sendiri memaksanya untuk menikah namun sekarang Papa juga memaksanya untuk cerai? Benar-benar manusia yang sangat egois" sambung Farrel
Darius tidak berkata apapun lagi, dia hanya diam karena merasa begitu salah kepada Rissa.
" Papa lihatlah Elwin, dia begitu sangat sedih karena Papa telah menyakiti Rissa, dia begitu menyayangi Rissa sehingga dia rela membela Rissa didepan Papa dan Om Danu walaupun dia autisme, seharusnya Papa memberikan dukungan kepada Rissa bukannya malah membuatnya sakit begini" jelas Farrel
Farrel melepaskan cengkramannya dari kerah bajunya Darius bukan berarti dia tidak emosi, namun emosi Farrel masih sangat memuncak sekali.
" Dari sekarang kau bukan Papaku lagi, jangan pernah mencariku serta Rissa, kedepannya aku akan membawa Rissa dan Elwin pergi dari kota ini agar kau tidak mengganggunya lagi"
Farrel meninggalkan Darius, dimana rasa hati Darius begitu sangat sedih sekali. Awalnya Ferry berkata seperti itu namun sekarang Farrel juga berkata seperti itu.
Dia merasa sangat menyesal sekali telah melakukan itu kepada Rissa, rasanya ingin sekali memutar waktu kembali. Tetapi sayangnya itu tidak bisa.
Kini Danu menepuk pundaknya Darius.
" Kau harus sabar, inilah yang aku katakan jika kamu terus-menerus mengganggu Rissa maka Farrel dan Ferry akan marah"