Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
031: Babak Penyisihan
Suara gong berbunyi sebagai isyarat untuk kedua peserta agar memulai pertarungan mereka.
Yuan Long yang membawa tombak bermata kuning keemasan, segera melesat ke arah Xie Han yang menggunakan pedang sebagai senjatanya.
TRAANG
Suara Pedang dan tombak beradu, pertukaran serangan pun segera terjadi diantara keduanya dengan gerakan yang cukup cepat.
Saat pertukaran serangan memasuki belasan jurus, Yuan Long mulai terdesak oleh serangan Pedang Xia Han.
Seperti apa yang dikatakan oleh Zhu San sebelumnya, Yuan Long akhirnya terpental keluar arena, saat Xie Han berhasil mendaratkan tendangan keras yang sama sekali tidak diduga oleh Yuan Long hingga tendangan itu mengenai perutnya.
Terlihat wajah kecewa Yuan Du, Ayah dan juga Ketua Sekte Tombak Emas, saat melihat Yuan Long harus kalah dengan cepat dari Xie Han.
“Ketua Xie … Selamat atas kemenangan Puteramu yang luar biasa itu.” Ketua Yuan Du memberi selamat kepada Xie Bing yang segera dibalas dengan hormat oleh Ketua Sekte Pedang Api itu.
“Ketua Yuan … Puteramu hanya sedikit lengah saja. Kemampuannya juga luar biasa mengingat usianya masih cukup muda.”
Beberapa Ketua Sekte tersenyum setelah mendengar jawaban yang rendah hati dari Ketua Xie Bing.
Sangat terlihat jelas perbedaan Xie Han dan Yuan Long. Jurus-jurus Pedang yang dimainkan oleh Xie Han sangatlah lentur dan gerakannya sangat efisien.
Berbeda dengan Yuan Long yang masih terlihat kaku dengan jurus tombaknya dan masih banyak melakukan gerakan yang tak efisien sama sekali.
Pertandingan pun dilanjutkan, seorang pemuda dari Sekte Aliran Putih akan bertarung dengan seorang gadis perwakilan dari keluarga bangsawan.
Hal ini karena tidak semua Sekte mengirimkan dua utusannya sebagaimana yang diminta dalam undangan.
Sekte Pedang Api dan Sekte Pulau Bunga Es adalah dua sekte yang tidak membawa dua orang murid mereka dalam turnamen beladiri kali ini.
Sehingga pihak istana kekaisaran Liu, memutuskan untuk mengikutsertakan dua orang peserta dari pihak Keluarga Bangsawan Istana.
Salah satunya adalah gadis bernama Liu Lin berusia enam belas tahun yang memiliki kecantikan tak kalah dengan Qin Yu.
Liu Ling adalah keponakan Kaisar Liu Feng, Ayahnya yang bernama Liu Han adalah adik kandung Kaisar Liu Feng yang meninggal karena sakit saat Liu Ling masih Kecil.
Liu Ling adalah murid ke dua Zheng An, Seorang Pendekar tak bersekte yang mengabdi kepada kaisar Liu Feng dengan menjadi pengawal Pribadi Sang Kaisar.
Lawan dari Liu Ling adalah seorang pemuda cukup tampan yang berasal dari Sekte Aliran putih yaitu Sekte Lembah Suci.
Pemuda bernama Hou Kin adalah murid terbaik kedua dari Sekte Lembah Suci yang dipimpin oleh Ketua Hao Jian yang berjuluk Pendekar Tangan Suci.
“Gadis ini memiliki tenaga dalam yang tinggi dari pancaran energinya yang terasa hangat ini. Jangan-jangan ..”
Suara gong tanda dimulainya pertandingan, menghentikan pemikiran Zhu San ketika Ia merasakan aura tenaga dalam Liu Ling yang tengah bersiap dengan pertarungannya.
Pada pertarungan kedua ini, Kedua peserta sama-sama belum menggunakan pedang yang tersarung rapi di pinggang mereka.
Entah apa alasan keduanya yang pasti keduanya kini sedang bertukar serangan tinju dan tendangan yang semakin lama semakin cepat.
Suara penonton semakin meriuh saat pertarungan keduanya telah memasuki puluhan jurus.
Beberapa ketua Sekte terlihat berdecak kagum dengan bakat yang dimiliki oleh Liu Ling.
Mereka sudah mengetahui jurus tangan kosong apa yang sedang digunakan oleh gadis cantik itu.
Jurus itu adalah Jurus Tapak Neraka jurus tangan kosong terkuat ketiga yang dimiliki oleh Zheng An yang berjuluk Pendekar Tapak Sakti.
Penguasaan Liu Ling terhadap jurus itu telah memasuki tahap penguasaan sempurna. Sehingga dalam beberapa saat kemudian Hou Kin tampak terdesak.
Beberapa kali terjadi benturan antara Tinju Hou Kin dan Tapak Liu Ling. Dari benturan itu terlihat jika Hou Kin selalu terpental beberapa langkah dengan tenaga dalam yang mengalir kacau.
Wajah Hou Kin pun terlihat sedikit jerih, karena Ia merasakan hawa panas, merasuki tubuhnya saat setiap kali tinjunya bertemu dengan tapak Liu Ling.
Hal itu membuat Hou Kin semakin terdesak hebat, bahkan beberapa kali wajahnya hampir terkena serangan kejam dari teknik Tapak Neraka itu.
Menyadari dirinya kalah dalam teknik dan tenaga dalam, Hou Kin yang tidak ingin dirinya terhantam tapak berhawa panas itu, segera melompat mundur dan segera berada di luar arena pertarungan.
Ketua Sekte lembah Suci yang beberapa saat tadi telah berdiri, menarik nafas lega. Ia berencana menghentikan pertarungan karena tak ingin murid berbakatnya itu, mengalami luka serius dalam turnamen ini.
Sementara Zheng An mendapat ucapan selamat dari Kaisar Liu yang terlihat senang karena keponakannya itu menunjukan pertarungan yang hebat.
Sorak penonton yang menyaksikan pertandingan itu kembali menjadi riuh karena berteriak mengelu-elukan nama Liu Ling.
Biksu Fanzeng pun segera mengumumkan Liu Ling sebagai pemenang. Lalu Ia segera memanggil peserta yang akan melakukan pertarungan ketiga di babak penyisihan ini.
Pertarungan ketiga berlangsung dengan cepat karena perbedaan kekuatan diantara keduanya.
Pertarungan cepat lainnya segera menyusul yaitu pada pertarungan ke empat dan pertarungan ke lima.
Di pertarungan ke enam babak penyisihan, terjadi sedikit ketegangan antara perwakilan dari Sekte Tombak Emas dengan Sekte Pedang Bintang.
Perwakilan dari Sekte Tombak Emas adalah seorang pemuda yang bernama Yang Xio, berusia delapan belas tahun dan jauh lebih kuat dari Yuan Hong putera Ketua Sektenya.
Ketegangan itu karena Yang Xio berusaha menyerang dengan nafsu membunuh kepada lawannya, seorang pemuda berusia sembilan belas tahun.
Pemuda perwakilan Sekte Pedang Bintang itu bernama Gao Yan. Ia adalah Putera pertama Tetua Gao Shin, tetua terhebat Sekte Pedang Bintang.
Ketegangan terjadi saat Biksu Fanzeng menghentikan sementara pertarungan itu, Ia pun memberi teguran kepada Yang Xio, terkait aura membunuhnya dan serangan tombaknya yang selalu mengarah ke leher lawan.
Terjadi sedikit perdebatan antara Yang Xio dan Biksu Fanzeng. Perdebatan berakhir saat Ketua Sekte Tombak Emas membentak Yang Xio agar diam dan mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
Pertarungan pun dilanjutkan kembali, namun Gao Yan terlalu hebat untuk dikalahkan oleh Yang Xio.
Setelah bertukar serangan hampir seratus jurus, tendangan kuat dari Gao Yan, mengakhiri langkah Yang Xio dalam turnamen tersebut.
Dengan menahan rasa marah dan sakit di punggungnya, Yang Xio meninggalkan arena tanpa melakukan penghormatan kepada lawan sebagaimana yang telah ditetapkan.
Hal itu membuat wajah Ketua Yuan Du menjadi merah menahan marah dan malu. Sementara Zhu San hanya tersenyum melihat ketipisan mental Yang Xio.
Pertarungan pun kembali dilanjutkan, hingga saat menjelang sore hari barulah memasuki pertarungan terakhir.
Pertarungan terakhir adalah pertarungan yang dinantikan oleh Zhu San. Karena Gadis yang diam-diam telah mencuri hatinya itu akan bertarung pada pertarungan penutup dalam babak penyisihan.
*****