Cathalina Brea yang sering dipanggil Rea terlahir sebagai anak orang kaya. Di kehidupan keluarga besarnya orang tua Rea adalah pewaris usaha hotel dan Restoran terkaya di kotanya. Namun semasa kecil dia hanya dibesarkan oleh papinya yang adalah satu - satunya pewaris keturunan Setiawan.
Rea tumbuh dewasa dan menjadi seorang dokter spesialis anak. meskipun hidup berkelimpahan harta namun Rea tidak perna sombong.
Sebelum papanya meninggal semua saham perusahaan diberikan kepada Cathalina Brea Setiawan.
Keluarga besar marah, karena Rea adalah seorang perempuan. Saudara sepupu papanya Rea menjodohkan Rea dengan Simon Elias sebagai syarat Rea bisa memiliki semua peninggalan papinya. Ternyata penghianatan yang dia terima serta kekerasan dalam rumah tangga.
Rea mmenceraikan Simon dan memilih meninggalkan kota besar itu mengabdi di sebuah desa kecil disebuah pulau.
Apakah Rea bisa mendapatkan ketenagan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisye Titiheru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manja
Musibah yang menimpa Elon, membuat Rea sangat ketat dalam merawatnya, dari makanan sampai obatan yang dikonsumsi maupun yang di oles diperhatikan olehnya. Hal ini membuat seorang tentara berpangkat Kapten menjadi manja. Malam hari Rea harus tidur seranjang dengannya, kalau tidak Elon tidak bisa tidur. Makan harus disuap, tidur dikeloni.
"Mas malu sama anggota."
"Ngapain malu. Pacar cantik begini."
"Janda loh mas???"
"Iya janda kembang setaman."
"Mas....."
"Kamu masih ragukan cinta mas sayang."
Seharian ini, Elon masih diperlakukan seperti anak bayi. Semua perhatian Rea harus kepadanya. Rea harus pintar membagi waktu agar tugasnya melayani pasien lain dan pacarnya bisa berjalan dengan baik. Pukul tujuh Berto datang membawa roti yang masih hangat buatan mamanya. Dia juga berencana mau menjaga Kapten Elon bersama dokter Rea. Sebelum kembali ke rumah dinas Lita, nita dan tante sin bersama - sama menikmati roti yang enak ini.
Pagi - pagi sekali Rea sudah bagun, dan membersihkan dirinya dirumah dinas. Tampak juga Berto sudah mandi. Hari ini dia akan belajar, di kantor sambil di pantau oleh pegawai puskesmas. Sedangkan Elon masih tidur. Obat yang diberikan memang membuat dia harus banyak istirahat. Semalam ulah dia membuat Rea harus tidur seranjang dengannya. Elon bagaikan seorang bayi. Untung semua ners di puskesmas mengerti dan memahami hubungan mereka.
"Selamat pagi Kapten Elon. Hows your feeling to day?"
"Selamat pagi sayang. Iam happy. Semalam bisa berpelukan dengan kekasih hati."
"Mas..... "
Rea sangat takut sekali, takut kecewa dengan perasaannya. Bagaimana orangtua dan keluarganya bisa menerima dia. Di Jogja keluarga Elon sangat terkenal dan terpandang. Di akui anak - anaknya sukses karena memang mereka mampu dan pintar, meskipun kekuatan papanya bisa menyukseskan anak - anak mereka. Namun segala akomodasi papanya tidak dimanfaatkan.
Elon bercerita bagaimana dia bisa lolos masuk di sekolah akademi militer angkatan laut itu melalui proses yang tidak mudah. Satu tahun bersekolah baru mereka tahu Elon adalah anak dari Keluarga besar Subandi. Kalau dokter Sara, Rea tahu memang dia pintar dan berwibawa.
Malam ini Rea sedang duduk di teras rumah dinas yang menghadap ke laut. Melihat keindahan cahaya lampu - lampu kecil di laut sangat senang hati Rea. Tidak terasa sudah mau setahun dia disini di kampung ini, yang sebenarnya adalah kampung halamannya sendiri, dimana mamanya dilahirkan. Namun karena satu dan lain hal, mereka keluarga maminya diusir dari kampung ini. Sekarang Rea mau membuktikan pengabdiannya mengantikan peran maminya, peran keluarga maminya. Meskipun kami disakiti, namun kami tidak membalas sakit hati itu.
Rea sedang berbicara dengan antie Lely sahabat papi dan maminya yang adalah tim pengacara keluarganya.
"Rea takut antie, sangat takut."
"Kenapa harus kamu takut sayang."
"Rea takut tidak di terima oleh keluarga besarnya Elon antie."
"Rea sayang, kamu ngak kekurangan. Masa lalu mu itu adalah pelajaran. Bukan Rea yang salah. Kalau skenario hidup Rea tidak begini tidak mungkin Rea bisa bertemu dengan Elon dan memiliki perasaan cinta. Jangan sembunyi lagi sayang, keluarkan identitas aslimu, agar orang tidak meremehkan kamu. Ingat antie dan uncle ada bersama kamu, mengantikan papi dan mamimu."
Malam itu Rea dan antienya menangis bersama - sama. Rea sedikit lega mendengar nasehat antienya. Ingin sekali dia berada dalam pelukan antienya namun jarak memisahkan mereka.
"Buat apa aku sembunyi. Sudah saatnya aku keluar."
Ternyata kesendirian Rea dan pembicaraan Rea bersama antie Lely didengar oleh Elon.
"Kenapa harus sembunyi? Apa yang kamu takuti sayang?"
"Mas....."
Elon memeluk Rea. Dan dia menemani Rea duduk di teras rumah. Ya besok Elon dan anggotanya akan di tarik kembali ke pasmar satu di Jakarta markas mereka. Pasukan yang menganti sudah ada di kota besok akan bertolak ke kampung ini.
"Sayang, besok mas sudah kembali ke Jakarta. Tetapi cinta mas tetap disini. Mas menunggu kamu. Mau kah kamu menikah dengan ku Cathalina Brea Setiawan?"
Elon malam ini datang untuk melamar Rea. Cincin yang sudah disiapkan jauh - jauh hari diberikan kepada Rea. Elon masih berlutut, sementara di dalam rumah ada Lita, Nita, Paul dan tante Since yang melihat ini.
"Jangan kalian melihat didalam, keluarlah jadilah saksi buat kita berdua." Mereka berempat yang sembunyi diketahui oleh Elon akhirnya ke teras depan juga. Sementara Rea masih bingung melihat apa yang diperbuat oleh Elon.
"Cathalina Brea Setiawan, maukah kamu menikah denganku?" Rea langsung mengambil cincin itu. "Sayang apa jawabannya?"
"Mau mas?"
"Puji Tuhan." Elon langsung memeluk Rea dan mencium keningnya. Cincin berlian itu langsung dipasang dijari manis ditangan kanan Rea. Semua yang disitu bergembira melihat kejadian ini.
Karena besok Elon dan semua anggotanya sudah ditarik ke pusat, maka malam ini Elon mau memiliki waktu berdua dengan kekasihnya.
"Masih enam bulan lagi kita bertemu di Jakarta."
"Iya?? Kamu bisa menunggu kan?"
"Bisa dong. Ini bulan oktober, berarti Maret kita bertemu di Jakarta."
"Iya."
"Rea, aku mencintaimu. Bisa kah perasaan ku ini kamu jaga?"
"Bisa mas, aku janji. Namun apakah mas bisa juga menjaga cintaku ini?"
"Mas janji, mas bisa."
Malam itu mereka berdua menikmati malam yang penuh bintang. Rea tertidur di dalam pelukan Elon pacarnya. Sampai jam lima subuh.
"Sayang bangun sudah pagi?"
"Mas.... Selamat pagi."
"Selamat pagi sayang. Mas akan kembali ke posko mau siap - siap jam tujuh kita akan serah terima dengan pasukan yang baru. Mas akan menitipkan kamu kepada mereka dengan pesan menjaga calon istriku." Rea tersenyum.
"I love you mas Elon."
"Love you more dokter Rea."
Pukul enam tiga puluh dua truk tentara sudah berdatangan. Tampak aparat kampung sudah berada di lokasi posal. Mereka akan mengadakan upacara. Pukul tujuh semua masyarkat sudah ada, mereka memberi kain tenun kepada setiap anggota yang berjumlah dua belas itu. Mereka berpamitan satu dengan yang lain. Rea dan kawan - kawan nersnya juga ada. Elon memeluk Rea. Dan komandan serta anggota yang baru tahu, bahwa itu adalah pacar dari Kapten Elon Andrew.
"Jaga diri baik - baik I love you Rea."
"Love you more mas Elon."
Elon memeluk Rea begitu erat. Tidak ada air mata. Karena semalam mereka sudah berjanji untuk menjaga cinta mereka walau jarak jauh. Elon bersama anggotanya meninggalkan kampung ini dengan semua kenangan.
"KAPTEN, SAYA AKAN MENJAGA DOKTER DISINI."
"TERIMA KASIH BERTO."
Elon memberi hormat kepada Berto dan dibalas dengan hormat yang sama.
Sudah seminggu Rea dan Elon menjalin hubungan jarak jauh, mereka saling memberi kabar lewat vidio call. Elon sudah di Jakarta sedangkan Rea masih di Kampung Nelayan ini.
Aktivitas rutinnya sebagai dokter dan keguatan yang diprogramkan berjalan dengan baik. Rea selalu memperhatikan kesehatan masyarkat di kampung ini. Kadang jam satu pagi dia harus menolong pasien di rumah mereka. Bersama dengan keluarga merujuk pasien ke kota dengan bantuan anggota tentara juga sering di lakukan. Komandan di posal ini sangat baik. Beliau adalah senior Elon, bapak beranak dua.