Penderitaan yang di alami Lara di masa lalu membuatnya mendekap dalam penjara, namun beruntungnya Lara memiliki seorang kakak tiri yang tegas namun baik hati, akankah Lara jatuh hati pada kakak tirinya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weta anjelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30
Lara yang begitu kesakitan menahan sakit di bagian perutnya tiba-tiba hilang begitu saja saat melihat tatapan Wendi yang begitu perhatian padanya
"Ya tuhan, kenapa kak Wendi menatap perutku seperti itu!"
Gumam Lara dengan cepat menutup bagian perutnya itu, membuat Wendi tiba-tiba terkejut melihat tingkah istri kecilnya itu
"Apa kau masih sakit?" Ujar Wendi mencoba menanyakan hal itu kepada Lara
"Tidak Mas, sudah agak mendingan" Ujar Lara dengan sedikit tersenyum
Di dalam hati Lara begitu malu saat Wendi melihat perutnya yang sedikit membuncit itu, bagaimana tidak dulu Wendi sangat membenci Lara sekarang suaminya itu malah mengelus-ngelus perutnya, rasa malu yang begitu besar membuat Lara sedikit canggung
"Kenapa kau bertingkah seperti itu?" Ujar Wendi dengan tatapan sinisnya
"Tidak kok Mas, Lara,,, Lara"
"Lara apa?" Ujar Wendi menyambung pembicaraan Lara dengan cepat
"Lara cuma pengen mau berdiri kak, kan udah pagi!" Balas Lara dengan begitu gugupnya
"Dasar ya kamu, kirain apaan!" Ujar Wendi melepas tangan Lara dari pegangannya
Lara hanya tersenyum melihat suaminya yang begitu kesal dan bergegas untuk bangkit dan berdiri
Lara berusaha untuk bangkit dan melihat kearah sekitar, kota yang begitu indah, mobil yang begitu mewah harganya, melintas kesana kemari di jalan raya itu, membuat Lara begitu kagum
Namun berbeda dengan Wendi yang begitu murung saat melihat kondisinya tidur di atas kertas kardus saja, hatinya luluh saat memandang istri kecilnya itu begitu terobsesi dengan salah satu gedung mewah itu
"Mas, seandainya kita punya gedung semewah ini, pasti kita akan kaya raya kan Mas, dan kita juga bisa melahap semua nakanan enak yang ada di kota ini!" Ujar Lara dengan begitu polosnya, membuat hati Wendi begitu tersentuh
"Jangankan gedung, kita punya rumah kecil saja sudah begitu bahagia istriku, setidaknya kita akan tau arah jalan untuk pulang!"
Gumam Wendi tampa sadar ia telah meneteskan air matanya, entah kenapa perkataan Lara bisa membuatnya begitu tersentuh, padahal selama ini Wendi tidak pernah mendengarkan ocehan dari istri kecilnya itu
"Seandainya kita kaya, emang makanan apa yang kau mau?" Balas Wendi mencoba menghibur Lara
"Mie ayam, bakso, sate pokoknya semua nya Mas!" Ujar Lara mengoceh tampa henti, membuat Wendi tersenyum lebar
"Dasar wanita kampungan, seleranya begitu standar sekali!" Balas Wendi dengan tersenyum sinis, memacing kemarahan Lara
"Mas ngomong apa! standar? emang apa makanan yang lebih enak selain itu!" Ujar Lara berteriak begitu kencang di depan suaminya itu
"Kau tidak tau ya, makanan di kota ini begitu banyak seperti berger, seafood dan lain sebagainya!" Balas Wendi tak mau kalah
"Apa makanannya seenak sate Mas?" Ujarnya lagi dengan begitu polos
"Jauh lebih enak dari itu!" Ujar Wendi dengan begitu bangganya
"Kalau begitu, nanti kalo ada uang kita beli makanan itu ya Mas!" Balasnya dengan begitu semangat
Wendi hanya tersenyum tidak membalas ajakkan dari istrinya itu, ia tidak ingin membuat wanita yang telah ia angap sebagai istrinya itu kecewa karena Wendi takut keinginannya untuk makan berger dan seafood tidak kesampaian, sedangkan Wendi tidak memilki uang sedikit pun
"Mas kenapa melamun, kita jadi makan makanan yang Mas sebutkan tadi kan Mas!" Ujar Lara mendesak Wendi dengan begitu semangatnya
"Iya Lara, nanti kalo Mas udah punya uang, Mas akan bawa kamu kesana ya!" Ujar Wendi dengan sedikit tersenyum menatap wajah polos istri kecilnya itu
"Janji!" Ujar Lara dengan begitu senangnya sembari membengkokkan jari kelengkengnya itu di depan Wendi
"Iya Mas janji" Balas Wendi sembari mengaitkan jari kelengkengnya itu