NovelToon NovelToon
Takdir Yang Telah Di Tentukan

Takdir Yang Telah Di Tentukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Riris Sri Wahyuni

dikisahkan ada seorang gadis desa bernama Kirana, ia adalah gadis yang pintar dalam ilmu bela diri suatu hari, ayahnya yaitu ustadz Mustofa menyuruh Kirana untuk merantau ke kota karena pikirnya sudah saatnya ia untuk membiarkan putrinya itu mempelajari dunia di luar desa

Kirana memenuhi permintaan sang ayah dan pergi ke kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung halamannya. dan di sinilah Kirana mulai di hadapkan dengan situasi yang menguji keberanian serta kesabarannya, pertemanan, Cinta segitiga sampai akhirnya ia bertemu dengan takdir yang memang telah di putuskan untuk dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riris Sri Wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terluka

Nenek yang sejak tadi menunggu di dekat pintu langsung terkejut melihat keadaan mereka.

“Astaga Nak, kamu terlukai?” tanya nenek panik sambil menatap luka di lengan Kirana.

“Tidak apa-apa, Nek,” jawab Kirana pelan sambil tersenyum menenangkan, meski wajahnya masih sedikit pucat. “Cuma tergores sedikit.”

"yasudah kamu bersihin luka kamu dulu! ini kain basah untuk luka kamu. " ucap nenek. Kirana menerima kain tersebut dan ia duduk di bangku depan rumah dan mulai memgusap lengannya yang berdarah dengan kain itu.

"mau di bantu? " Reyhan menawarkan diri untuk membantu merawat luka Kirana. tetapi Kirana menggeleng pelan.

"nggak usah Rey, aku bisa sendiri kok. " Reyhan akhirnya diam namum matanya tetap memperhatikan Kirana yang masih mengusap luka tersebut untuk membersihkannya. sesekali, ia melihat Kirana yang mendesis kesakitan akihat luka itu. "

"apakah sakit? " tanya Reyhan lagi.

"sedikit, " balas Kirana.Reyhan merogoh sakunya dan ia mengeluarkan plester dari dalamnya dan memberikan plester tersebut kepada Kirana.

KIrana menatap plester yang diulurkan Reyhan itu, lalu mendongak menatap wajahnya. kemudian Kirana menunduk, tersenyum kecil. “Terima kasih." Ia menerima plester itu dengan hati-hati, tapi ketika hendak menempelkannya, tangannya sedikit gemetar mungkin karena perih atau lelah setelah perkelahian tadi.

“Biar aku bantu,” ucap Reyhan lagi, suaranya kali ini lebih lembut.

Kirana sempat hendak menolak, tapi tatapan Reyhan yang tenang membuatnya tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya diam, membiarkan Reyhan duduk berlutut di depannya. Dengan gerakan hati-hati, Reyhan menempelkan plester itu di bagian luka yang sudah dibersihkan. Sentuhannya lembut, seolah takut membuatnya makin sakit.

“Udah. Harusnya besok nggak terlalu perih lagi,” katanya sambil menepuk pelan tangan Kirana.

Kirana mengangguk pelan, matanya menatap Reyhan sejenak lalu berkata pelan tapi tulus, "Terima kasih. "

"aku yang harusnya makasih sama kamu, dan juga... aku minta maaf karena gara-gara aku kamu terluka begini. "

Kirana memengangguk, "nggak papa, aku aman kok. " raut wajah Reyhan tiba-tiba berubah serius, ia benar-benar di buat ingin tau siapa sebenarnya orang yang ingin mencelakakan dirinya dengan mengirim pria-pria tadi. Kirana yang melihat Reyhan diam pun bertanya pelan. "mikirin apa? "

Reyhan kembali menoleh dan melihat Kirana yang kini juga menatap balik ke arahnya."nggak, aku cuma ingin tau sama orang yang sengaja ngirim mereka buat nyelakain aku. "

Kirana menatap wajah Reyhan yang kini terlihat jauh lebih serius dari biasanya. Sorot matanya dalam, penuh pikiran yang berputar. Malam yang tadinya tenang kini seolah diselimuti ketegangan yang tak terlihat.

Kirana menarik napas pelan, suaranya lembut tapi tegas, “aku rasa, targetnya kali ini bukan cuma kamu, tapi aku juga. "

Reyhan menggeleng pelan. “Nggak. Dari cara mereka ngikutin, dari tatapan mereka waktu tadi sore… jelas tujuannya aku.” Ia menatap lurus ke depan, seolah mencoba menelusuri jejak siapa yang mengatur semua ini.

Kirana menunduk sejenak, kemudian berkata dengan nada penuh keyakinan, “Kalau memang begitu, berarti ada seseorang yang benar-benar ingin kamu celaka rey. "

Reyhan mengangguk sambil tersenyum tipis, tapi matanya tetap tajam.

"iya, tapi aku nggak tahu siapa di balik semua ini, tapi aku yakin cepat atau lambat aku bakal nemuin jawabannya.”

Kirana menatapnya lama. Ia bisa merasakan keteguhan dalam suara Reyhan bukan karena marah, tapi karena keyakinannya yang kuat. Ada sisi tegas dan teduh dari dirinya, seperti seseorang yang selalu menimbang segala sesuatu dengan hati yang bersih.

Ia lalu berkata lirih, “Tapi tetap saja mereka tidak akan menyerah sebelum ambisi mereka terlaksana. kau bertindak gegabah maka itu bisa berbahaya. "

Reyhan menoleh perlahan, tatapannya lembut. “Tenang aja, aku nggak akan nyari masalah. Aku cuma pengen tahu kebenarannya, biar nggak ada yang disakiti lagi.”

"hmm... "

Reyhan tersenyum samar. “kamu tenang aja! aku sama sekali nggak akan ngelibatin kamu ke masalah ini. "

Kirana menatap balik Reyhan lalu berkata dengan yakin. "walaupun begitu tapi aku sudah melibatkan diri dalam hal ini dan mereka tidak akan diam saja mereka pasti akan mengincarku juga dan Aku pastikan padamu kalau sampai mereka datang lagi, aku tidak akan membiarkan mereka lolos lagi. "

Wajah Reyhan berubah lembut ada prihatin yang nyata, tapi juga rasa kagum. Ia menatap Kirana beberapa detik, lalu menarik napas pelan seolah merangkai kata-kata yang tepat.

namun Kirana tiba-tiba berdiri, gadis itu sadar bahwa sudah waktunya untuk pulang karena malam sebentar lagi larut. "sudahlah! kita harus pulang sekarang, malam sebentar lagi larut. " Reyhan mengangguk setuju. dan kebetulan pada saat yang sama, sang nenek keluar dari rumah sambil membawa dua buah labu berukuran sedang untuk mereka berdua.

"sudah mau pulang ya? " hanya sang nenek

"iya nek, malam sebentar lagi larut dan besok kami juga masih harus pergi kuliah. " jawab Kirana dengan sopan.

"baiklah tapi sebelum pulang bawalah dua labu ini sebagai tanda Terima kasih dari nenek karena kalian berdua sudah banyak membantu nenek hari ini."ucapnya sambil menyodorkan kedua labu tersebut. namun, keduanya menolak dengan lembut karena bagi Reyhan dan Kirana mereka membantu sang nenek bukan karena ingin meminta imbalan, tetapi karena mereka sendiri yang menginginkannya.

"kalau begitu, kami pamit pulang dulu nek. " ucap Kirana..lalu keduanya mengucapkan salam dan kembali pulang ke rumah masing-masing.

1
knovitriana
update
knovitriana
keren Thor
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Johana Guarneros
Aku bener-bener kagum, teruslah menulis thor!
kawaiko
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
Riris Sri Wahyuni: Udah update nih, ayo buruan baca dan berikan komen kamu 🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!