Nafisa Azzahra adalah seorang anak SMA yang pintar dalam biang bela diri, dia juga seorang wanita Jenius dalam segala hal apapun satu kata untuk Nafisa yaitu sempurna.
Devano Sbastian seorang Badboy yang bersikap dingin, kejam, dan irit bicara dia sering di julukan kulkas 22 pintu oleh orang-orang termasuk teman dekatnya.
Devano dan Nafissa di pertemukan dalam satu ikatan yaitu pernikahan karena perjodohan orang tuanya. Apakah Nafissa bisa melukuhkan hati Devano, sedangkan kehidupan Devano terbanding terbalik dengan Nafissa pergaulannya begitu bebas apalagi dia adalah ketua geng motor yang begitu banyak musuh, lantas apakah Devano akan luluh oleh Nafisa atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rs_31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Istimewa
"Nafisha bangun sayang, " ucap seorang pria paruh baya, sembari membuka pintu kamar anak gadisnya siapa lagi dia jika bukan ayahnya Nafisha yaitu Narendra.
"Eeeeunghhh." Terdengar suara lenguhan Nafisha dengan nyaring yang membuat Narendra geleng-geleng kepala.
"Bangun sayang, sebantar lagu kita akan kedatangan tamu istimewa, dia itu teman lama ayah," lanjut Narendra kepada Putrinya mengelus kepalanya dengan pelan.
"Trus apa hubungannya sama Nafisha ayah, ini juga masih siang,belum sore,"jawab Nafisha dengan suara parau khas bangun tidur.
Dia beberapa kali menggesek matanya dengan kedua tangannya dengan pelan sebelum dia benar-benar membuka matanya dengan sempurna.
" Cepet bangun sayang terus mandi ya, jangan lupa dandan yang cantik, nanti ayah tunggu di ruang tamu," ucap Ayah Narendra kepada Nafisha setelah itu dia langsung keluar dari kamar putri semata wayangnya.
Nafisha Azzahra adalah anak dari pasangan Narendra Kusuma dan juga Anjani Maharani, ibunya meninggal dunia saat melahirkan Nafisha, dia mempunyai satu kakak yang begitu menyayanginya Rafael Rahardian Kusuma.Nafisha begitu beruntung telah lahir dari keluarga Kusuma, meskipun ibunya meninggal akan tetapi Nafisha tidak kekurangan kasih sayang dari ayahnya maupun kakaknya, karena Nafisha adalah putri satu satunya maka dirumah dirinya di perlakukan seperti seorang ratu.
Tak
tak
tak
Suara langkah kaki Nafisha terdengar dari arah tangga dia berjalan menuruni tangga menghampiri ayah dan kakak nya yang sudah siap dan rapi untuk menyambut kedatangan tamu. Nafisha mengernyitkan dahinya dengan heran, menatap kakak dan ayahnya yang begitu sangat gelisah sembari menunggu kedatangan tamu.
"Emangnya siapa sih yang datang? Sampai membuat ayah dan kakak terlihat begitu gelisah bagaikan cacing kepanasan," gumak Nafisha dalam hati.
Waktu yang di tunggu tunggu pun tiba mobil Dion Alexander memasuki gerbang utama kediaman Kusuma bisa terlihat didepan sana Narendra Kusuma dan Rafael Rahardian Kusuma sedang menyambut kedatangannya.Tepat di depan pintu masuk rumahnya Dion Alexander beserta keluarga di sambut hangat oleh keluarga Narendra Kusuma dengan senang hati.Mereka semua bercengkrama dengan hangat saling melepaskan rindu yang sudah lama mereka lewatkan.
"Apa kabar Narendra?" tanya Dion Alexander sambil memeluk Narendra.
"Aku baik Bro, Wah ternyata anakmu sudah besar Ion," ucap Narendra antusias. Menatap ke arah seorang Pria muda yang berdiri di tengah-tengah nya bersama dengan istrinya.
"Iya dia sudah besar, sebentar lagi dia menginjak Dewasa Naren."
"Ekh mbak Arini apa kabar," Sapa Narendra kepada Istri Ion saat matanya tidak sengaja melihat wanita itu di samping anaknya.
"Aku baik Naren,"
"Ayah udah dong ngobrolnya masa tamunya gak di ajak masuk sih," ucap Rafael yang sedari tadi hanya diam saja menyaksikan dua laki laki yang berbeda generasi itu saling melepas rindu.
"Ekh iya mari masuk," ajak Narendra sambil membukakan pintu dengan lebar. Mempersilahkan mereka masuk berjalan dengan pelan diikuti oleh
Dion Alexander dan keluarganya mengikuti Narendra dari belakang.
"Silahkan duduk." Narendra mempersilahkan mereka untuk duduk dan memperlakukan mereka seperti raja.
"Kak panggil adek kamu untuk berkumpul di sini,bilang tamunya sudah datang," ucap Narendra kepada Rafael.
"Baik ayah," jawabnya sambil berlalu meninggalkan ruangan tersebut menuju tempat dimana adeknya berada sekarang, sedangkan Narendra dan Dion ngobrol hangat kesana kemari menceritakan tentang kisah masa lalu mereka sewaktu muda bahkan hingga seperti ini, sudah mempunyai keluarga masing-masing dan tentunya sudah punya anak.
"Ayah," panggil Nafisha saat dia baru saja masuk ke ruang tamu bersama dengan Kakaknya.
Narendra yang mendengar suara putrinya pun langsung menoleh. Menatap ke arah Nafisha sembari tersenyum.
"Nafisha kenalin ini temen Ayah yang waktu itu Ayah ceritakan kepada kamu," kata Narendra memperkenalkan secara resmi sahabat terbaiknya dulu.
Nafisha yang mengerti ucapan ayahnya pun langsung berjalan mendekat kearah Dion dan keluarganya untuk memperkenalkan diri sembari mencium tangan mereka semua.
"Nafisha om tante," ucapnya lembut dengan sopan sembari tersenyum ke arah semua keluarga Alexander.
Arini yang melihat Nafisha langsung tertegun dan di buat kagum dia terpana dengan sifat dan sikap Nafisha yang begitu lemah lembut sopan santun serta mempunyai etitute yang baik.
"Cocok nih di jadiin mantu," ucap Arini dalam hati matanya dari tadi tidak lepas dari pandangan Nafisha. Membuat Nafisha menjadi sedikit malu dan canggung.
Devano yang melihat interaksi keluarga Alexander dengan keluarga Narendra dia tidak banyak berbicara dia hanya diam menunggu acara ini cepat selesai. Beberapa kali menghela nafas kasar karena sudah merasa bosan di ruangan itu.
Devano menoleh ke arah Nafisha menatapnya dengan lekat. Memperhatikan setiap detail dari cara berpakaian wanita di hadapannya ini.
"Dasr wanita aneh, kenapa harus pakai penutup wajah coba, bagaimana gue bisa lihat dia cantik atau enggaknya," ucap Devano dalam hati.
"Narendra boleh nggak Nafisha aku bawa pulang," kata Arini dengan nada bergurau sambil tersenyum ke arah Nafisha
"Hah kamu apa apaan sih mah,jangan bercanda," ucap Dion yang sudah tidak heran dengan tingkah Istrinya itu.
"Ikh papa diam aja pokoknya,"jawab Arini menatap tajam Dion suaminya.
Lalu menoleh kembali menatap Narendra dengan mata berbinar."Jadi gimana Naren?" tanya Arini kepada Narendra dengan serius.
"Mbak serius?"
Narendra tidak menyangka kalau ternyata ucapan istri sahabatnya itu ternyata serius.
"Ya nggak lah Narendra.Tapi, kalau serius juga dengan sennah hati aku membawa anakmu pergi," ucap Arini sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Jadi mau mama apa?" tanya Papa Devano yang kesal dengan tingkah Istrinya.
"Mama mau Nafisha jadi mantu mama," jawab Arini dengan santai seolah yang dia bicarakan itu hanyalah hal biasa.
"APA," ucap Devano dan Nafisha bersamaan.
" Hah." Sedangkan Rafael, Dion dan Narendra hanya bengong dengan milut menganga mendengar ucapan Arini.
"Kalian kenapa sih kok pada kaget gitu?" tanya Arini dengan muka tanpa dosanya.
"Ya kaget lah mba orang mbak tiba-tiba mjnta Nafisha jadi calon mantumu,lagian ya Mba Nafisha itu masih kecil masih sekolah," jawab Narendra dengan kesal.
"Lah emangnya anakku juga enggak sekolah? Mereka itu sama, sama-sama masih sekolah Narendra."
"Terserah mbak saja lah." Narendra benar-benar kalah telak jika berbicara dengan Arini kaum perempuan ras terkuat di dunia.
"Jadi gimana, boleh apa enggak?" tanya Arini lagi.
" Kalau aku sih gak masalah tapi aku gimana Nafisha, jika dia mau ya silahkan, tapi jika tidak jangan marah loh mbak," kata Narendra di selingi candaan menatap Arini sambil terkekeh pelan.
"Gimana Nafisha maukan?" tanya Arini dengan muka malas kepada Nafisha.
"Hah, Ekh Tante," ucap Nafisha sambil Garuk tengkuknya yang tidak gatal.Dia bingung harus menjawab apa kepada Arini karena menurutnya pertanyaan itu begitu sangat tiba-tiba.
"Ma, udah dong kasihan tuh orangnya, kaget begitu," Devano yang tadinya diam saja angkat suara, bukan dia mau caper atau peduli pada Nafisha akan tetapi Devano begitu malas jika sudah seperti ini.
"Lagian mama mau jadiin Nafisha mantu mama buat siapa kak Arjuna," sambungnya.
Devano Alexander adalah anak bungsu dari keluarga Alexander dia mempunyai kakak laki-laki yang umurnya tidak beda jauh dengannya hanya selisih dua tahun saja dengan dirinya, dia adalah Arjuna Alexander.
" Bukan tapi buat kamu Devano Alexander,"
"APA ?AKU?" tanya Devano sembari menunjuk ke Arah dirinya sendir. Devano terkejut, bagaimana bisa mamanya mencatikan calon menantu untuknya memangnya dia mau nikah muda apa.
"Iya kamu Trus siapa lagi?" tanya Arini sembari menaikan sebelah Alisnya menatap Devano sembari tersenyum miring. Arini tidak habis fikir dengan putra semata wayangnya itu sudah bagus dia mencarikan istri yang baik untuknya tap Devano justru malah bersikap seolah-olah tidak tahu.
"Kenapa aku,kok bukan Arjuna saja?" tanya Devano dengan tidak habis pikir jalan pikiran mamanya.
"Lah iya kamu emannya siapa lagi Devano? lagian kalau kakakmu Arjuna, itu normal masih suka sama wanita lah kamu kalau nggak di cariin sama Mama kamu bisa-bisa belok Devano, dasar kulkas," ucap Mama Arini.
"Ck, Mama," timpal Devano sembari mencebikan bibirnya dengan kesal.
Setelah pertengkaran Alot antara ibu dan anak akhirnya Ayah Devano menengahi di antara keduanya.
"Sudah-sudah, Devano yang mama kamu katakan itu benar bahkan ayah sangat setuju jika Nafisha menjadi mantu kita, benarkan ma?" tanya Dion kepada istrinya seolah meminta persetujuan kalau mereka berdua telah sepakat untuk menjadikan Nafisha menjadi menantu keluarga Alexander.
"Denger tuh, kata orang tua Devano,"
Devano hanya menghela nafasnya dengan lelah, dia tidak banyak bicara karena dia tahu jika ayahnya sudah berbicara seperti itu maka keputusannya tidak bisa di ganggu gugat. Perkataan ayahnya itu perintah bukan sebuah pilihan jadi percuma saja jika dia ngomong panjang lebar jika akhirnya hasilnya akan tetap sama.
"Ck, Terserah ayah sama mama aja dekh kalau begitu Devano ngikut kalian saja, yang terpenting kalian bahagia," ucap Devano dengan pasrah sembari menundukan wajahnya.
"Jadi gimana Nafisha???" tanya Arini kembali.
"Emmm aku terserah ayah saja jika ayah setuju maka aku ngikut saja karena Ridho orang tua adalah Ridhonya Allah,"jawab Nafisha dengan lembut sembari menundukan pandangannya. Kedua tangannya saling tertaut memainkan jari tangannya dengan pelan seolah itu adalah penenang dari rasa grogi yang melandanya.
"Masyaallah mantu mama solehah banget," puji Arini kepada Nafisha.
"Hmm baiklah sekarang kita sepakat Nafisha dan Devano akan secepatnya menikah," ucap Dion kepada semua orang yang berada di sana
"Me-Ni-Kah," kata Nafisha dengan gugup.
"Apaan sih Pa aku tuh masih sekolah, yang benar saja, itu ilegal ma menikahi anak di bawah umur," kata Devano tidak setuju dengan ucapan Papanya itu.
"Lah siapa yang bilang kalian sudah lulus sekolah, toh jika kalian di nikahkan cepat juga nggak akan ada halangan kok asal kalian jangan bocor aja sama teman kalian, toh nikah nya juga hanya kita aja yang hadir, jadi gak masalah kan? Mama sama papa akan pastikan bahwa pernikahan kalian legal sah secara agama dan negara."
"Hmm terserah," Devano Pasrah.
" Baiklah jika sudah setuju kalian akan menikah minggu depan," ucapan ayah Nafisha begitu menggelegar membuat Nafisha dan Devano begitu syok melototkan matanya ke arah ayah Nafisha.
"APA???"
biar tau rasa devan
nafisa harus pisah ,dpt penganti yg jaya ..
tulus setia mencintaix ..
di madu .semoga nti x suami nya menyesal gk berujung..