Hana Nayaka tidak percaya, jika pria yang menikahinya dua tahun lalu dengan mudah menjatuhkan kata talak hanya karena dia mendatangi kantor tempat suaminya itu bekerja.
Sudah hampir 3 bulan belakangan ini, Adam Husain melewatkan sarapan dengan alasan harus datang ke kantor pagi-pagi sekali karena pekerjaannya sedang banyak dan mendesak.
Braakkk...
Rantang makanan yang dibawa Hana dilempar hingga semua isinya berhamburan.
"Dasar istri tidak berguna sudah miskin, udik, kampungan lagi. Untuk apa kamu datang ke kantor, mau buat aku malu karena punya istri macam kamu."
"Mulai hari ini, Hana Nayaka bukan istriku lagi. Aku jatuhkan talak satu." Ucap Adam lantang.
"Mas... Kamu kenapa tega padaku? Apa salahku?" Tangis Hana pecah di depan lobby perusahaan tempat Adam bekerja sebagai manager keuangan.
Hana pergi dengan membawa luka yang menganga dan dendam membara.
"Aku pasti akan membalasmu, Adam. Kamu lupa siapa aku." Gumamnya.
JANGAN MENABUNG BAB!
SUPAYA CERITA INI BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Berbaikan
Sudah 1 minggu sejak kejadian, tapi Hana masih enggan bertemu dengan Langit ataupun membalas pesannya. Bahkan Hana sengaja membiarkan ponsel miliknya mati karena kehabisan daya.
Mungkin memang benar, darah Mafia mengalir deras di pembuluh nadinya. Tapi selama 27 tahun hidup, Hana tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang pria dewasa.
Bukankah, ayah adalah cinta pertama anak gadisnya? Ayah mengajarkan keberanian. Ayah juga yang menjadi obat dikala sang Putri mendapat luka. Dan Hana tidak pernah mendapatkannya. Lingkungan tempat tinggalnya yang dahulu adalah Panti Asuhan yang orang yang mengasuhnya hanya dua perempuan. Yang satu seorang janda karatan, yang satunya lagi perawan tua.
Dunia Hana berputar tentang perempuan, sikap lemah lembut Ibu Yanti dan sikap penyayang Ibu Rukmini. Memang Hana punya keberanian, tapi tidak sekuat dan sehebat perempuan-perempuan yang mempunyai sifat badas.
Hana cenderung mengalah dan pasrah, itu sebabnya dia mudah dipermainkan perasaannya oleh Adam dan Ibunya. Rasa percaya diri itu terkikis.
Apalagi saat hatinya sudah kembali berlabuh pada satu nama baru. Langit, sesuai namanya dia terlalu tinggi jika harus bersanding dengannya. Rasa cinta yang mulai bermekaran, tapi akarnya belum terlalu kuat. Penyebab Hana tidak berani berjuang, takut jatuh, takut kembali terluka. Dan takut jika semua yang dia rasakan hanya sebatas fatamorgana.
Tuan Thomas masuk ke dalam kamar Hana, kamar bernuansa ungu itu didesign atas permintaan Hana. Anak yang kehilangan sosok ayah selama 27 tahun itu, terlihat bagaikan anak kecil yang manja. Itu wajar, mungkin Hana sedang dalam fase kehilangan masa kecil yang mana dia harus tumbuh dewasa sebelum waktunya. Inner child!
"Satu minggu sepertinya sudah cukup. Ayah tahu kamu sedang terluka, tapi bukankah Langit tidak melukaimu? Bahkan dia begitu mencintaimu, Hana. Lantas, apa yang membuatmu takut? Dan karena kamu tidak mau dihubungi olehnya, tahukah kamu jika Langit kini sakit? Dia sedang dirawat di Rumah Sakit sudah sejak 5 hari yang lalu."
"Langit terus memikirkanmu, hingga tidak mau makan. Dia terpuruk Hana. Bukan hanya kamu yang terluka, Langit bahkan lebih banyak mengalaminya. Dia sudah terluka sejak 5 tahun yang lalu hanya karenamu. Betapa besarnya cinta Langit untukmu. Pria seperti itu termasuk spesies yang langka yang jarang ditemui. Tidakkah kamu merasa rugi melepaskannya?"
"Masalah Ane ataupun perempuan lain, seharusnya kamu melawan mereka semua. Kamu pertahankan apa yang sudah menjadi milikmu, toh Langit tulus. Dia tidak menyakitimu, tidak mengecewakanmu. Jadi, ayo semangat kembali Hana. Kamu adalah Putri kandung Ayah, itu artinya kamu Putri Mafia. Harusnya kamu buktikan jika kamu tak terkalahkan oleh siapa pun."
"Buktikan jika kamu wanita tangguh, jangan hilangkan rasa percaya dirimu. Kamu cantik Hana, wajahmu seperti almarhum Ibumu. Kamu punya kharisma. Apa yang membuatmu minder dari Ane? Tubuh langsingnya? Atau apa? Yang Ayah dengar, justru Langit lebih suka dengan tubuh gendutmu. Katanya Langit itu kamu empuk, sangat nyaman untuk diuyel-uyel."
Pipi Hana bersemu merah setelah mendengar kalimat terakhir dari Ayahnya. Benar, Langit suka bentuk tubuhnya. Dan Hana bisa lihat ketulusannya saat berbicara, Langit tidak berbohong. Langit juga sangat mencintai dirinya, bahkan menunggunya selama 5 tahun. Langit pun tak pernah mengecewakannya, lantas kenapa dia menghukum Langit.
"Ayah, ayo kita jenguk Langit."
"Baiklah, Ayah tunggu di bawah." Ucap Tuan Thomas sambil tersenyum.
Hana tampil begitu menawan, tubuh gemuknya tidak membuat kecantikannya luntur. Memakai dress polos berwarna peach, potongan leher berbentuk V membuat Hana terlihat jauh lebih fresh. Sembab mata yang mulai menghilang, meskipun binar itu belum terlihat. Setidaknya Hana berusaha untuk tersenyum.
Hana tidak membawa buah-buahan, tapi dia membawakan puding buah. Hana tahu, lambung Langit bermasalah. Untuk itu membuat makanan lembut dan manis adalah pilihan Hana. Jika bubur, pasti Langit menolak. Karena pria itu tidak suka dengan nasi lembek, apalagi bubur.
Krieettt...
Pintu ruang itu dibuka. Langit masih menutup kedua matanya.
Tuan Angkasa dan Nyonya Senja terkejut saat melihat Hana datang. Mereka ingin membangunkan Langit, tapi Hana menggelengkan kepalanya untuk menahan.
"Biar saya saja yang membangunkan." Ucap Hana tapi tanpa suara.
Hana berjalan dengan langkah pelan, kemudian duduk di samping brangkar.
"Mas Langit, aku datang. Maafkan aku yang kemarin sudah egois."
"Ayo bangun, aku bawakan puding. Lihatlah karena masak buru-buru, jariku melepuh terkena panci panas. Aku rindu kamu mas Langit, aku... aku ingin dipeluk kamu." Ucap Hana lirih tapi masih bisa terdengar para orang tua.
Hana berbicara sambil meneteskan air mata, tidak tega melihat orang yang dicintainya tergeletak tak berdaya.
Perlahan Langit mengerjapkan kedua matanya, bayangan wajah Hana tersenyum kepadanya. Langit pikir dia sedang berhalusinasi. Sehingga dia bergumam sambil menangis.
"Hana... Saking rindunya aku padamu, bahkan setiap aku membuka mata hanya ada bayang-bayang wajahmu. Tapi gak apa meskipun ilusi, setidaknya aku masih bisa melihatmu. Hana... Jangan pergi meninggalkanku." Ucapnya.
"Aku tidak akan pergi lagi, aku juga merindukanmu Mas Langit. Aku mencintaimu, dan maafkan aku. Setelah ini, aku janji akan lebih kuat memperjuangkan cinta kita. Aku tidak akan membiarkan celah para pelakor menghancurkan lagi kebahagiaanku. Aku akan mempertahankan yang menjadi milikku, termasuk kamu Mas Langit. Meskipun dia teman masa kecilmu."
"Hana... Kamu kah itu sayang? Aku tidak sedang bermimpi kan? Cium aku supaya aku percaya jika ini bukan hanya mimpi." Ucap Langit yang pandai mengambil kesempatan setiap kali bersama Hana.
CUP
Bukan pipi, tapi bibir kering itu Hana kecup dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Sejenak dunia Langit berhenti berputar.
"Hana... Kamu mencuri ciuman pertamaku?" Ucap Langit masih tidak percaya.
"Jadi benar, aku yang pertama? Maaf tapi kamu yang kedua. Kamu hanya mendapatkan barang bekas, sedangkan aku mendapatkan barang ori. Jadi, bukankah aku sangat beruntung? Lantas kapan wanita beruntung ini akan menjadi sangat beruntung?" Tanyanya.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu?"
"Kamu selalu bilang mau menikahiku, tapi itu hanya omong kosong. Tanpa ada bukti nyata darimu." Ucapan Hana membuat Langit bingung.
"Aku serius sayang, bukan omong kosong seperti yang kamu bilang." Ucap Langit dengan tatapan sendu.
"Meskipun aku bisa beli sendiri, apalagi aku sekarang punya Ayah. Setidaknya belikan aku cincin berlian..."
"Cincin termahal dan satu-satunya di dunia, sebagai bukti ketulusanmu. Jadi, jika orang melihat jariku. Orang akan tahu jika aku sudah ada yang punya, tanpa aku memberi tahu pada mereka." Ucap Hana sambil memperlihatkan jarinya.
"Astaga... Maafkan Mama sayang, ini kesalahan Mama yang tidak mengingatkan Langit tentang harus membeli cincin."
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Ma. Anak Mama ini terlalu manja, dia tidak punya inisiatif sendiri. Bisanya hanya nangis di pojokan, kadang Papa malu punya anak seperti Langit, malu sama tattonya. Rambut gondrong sudah mirip preman. Tapi nyali lembek kayak tempe mendoan." Tuan Angkasa berucap mengejek.
"Beruntung kamu Putra tunggal." Lanjutnya.
Bibir pucat Langit memberengut lucu.
"Harusnya, kalian berdua. Langit dan Hana tidak mudah menyerah apalagi patah semangat menghadapi para pengganggu. Terutama Langit, kamu harus bisa membuktikan padaku jika kamu bisa melindungi Hana dari serangan musuh. Dan untuk Hana, jangan mudah pasrah apalagi berfikir untuk mundur. Kalian harus bisa saling menjaga."
"Saling mempertahankan dan saling support. Saling berpegangan tangan dalam berjuang. Ini adalah cinta dan hidup kalian, jangan terus mengandalkan kami. Karena lambat laun kami pasti aku pulang kembali pada-Nya. Dan kalian akan dituntut mandiri, menyelesaikan semua masalah kalian sendiri." Ucap Tuan Thomas memberi petuah.
"Berumah tangga bukan sekedar cinta."
"Bagaikan perahu yang berlayar di Lautan, badai akan selalu datang. Pilihannya hanya satu, kalian kuat. Maka kalian akan sampai tujuan. Tapi kalau kalian terlalu lemah, pasti kalian berdua akan tenggelam. Jadi, pastikan hati kalian kuat. Terutama Hana, tolong jangan mudah goyah dengan rintangan yang menghadang." Tuan Angkasa ikut menambahkan nasehatnya.
"Baik, akan aku coba lakukan. Tapi tolong Mas Langit kuatkan jika aku masih sering lemah. Kalau begitu, aku pamit pulang. Aku tunggu 3 hari lagi di Markas, lamar aku secara resmi di hadapan para anak buah Ayah. Tidak perlu pesta mewah, tapi cincin berlian harus yang termahal." Ucap Hana tegas.
"Baik, tunggu aku 3 hari lagi sayang. Aku pastikan kamu tidak akan kecewa." Jawab Langit.
"Akhirnya..." Nyonya Senja berucap sambil mengusap wajahnya seolah mengaminkan doanya.
Sementara itu, di rumah Ane. Wanita itu masih tidak terima. Dia menentang perintah orang tua.
"Terserah kalian, tapi aku tetap tidak akan menyerah mendapatkan Langit."
"Memangnya siapa sih calon istrinya? Kok kamu kalah dengannya." Ejek Veronika sambil mengusap perut buncitnya.
"Aku juga tidak tahu, aku sudah minta ahli IT untuk mencari identitas Putri Tuan Thomas. Tapi sepertinya memang mereka menyembunyikannya. Entah karena apa, tapi yang pasti aku akan terus mencarinya. Karena Langit diciptakan hanya untukku."
"Hah... mungkin saja dia buruk rupa. Makanya jati dirinya disembunyikan. Mungkin sejelek wanita gendut itu. Gajah bengkak itu apa kabar? Apa sekarang sudah jadi kurus karena bercerai dari suami tercintanya." Ucap Veronika masih menyimpan dendam.
"Apa-apaan kalian berdua ini? Ane jangan ganggu Langit lagi. Jangan sampai perusahaan keluarga bangkrut."
di berikan keajaiban..,.plus di tambah bonus lagi...bukan hanya satu tapi tiga sekaligus..... waaahhh....daebaaaakkk......
amazing Author......lope lope sekebon....🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
aku cuma baca, tp aku ngerasa malu sm kelakuan para tokoh yg absurnya ga karu2an.. 😭🤣
Jadi ortu ya pantau, beri nasehat, dan do'akan saja..
Jangan pula selalu mengekang kehidupan nya..
Perlakukan anak sesuai dengan usianya..
Jangan memperlakukan Langit seperti anak lelaki usia remaja..
Sebab dia sudah dewasa..
Sudah tumbuh bulu di mana² juga..
Ngapain di paksa²..
Daripada gak bahagia nantinya..
Pasti bakal gak berkah pernikahannya..
Jadi, kita sebagai orang tua..
Hargailah keputusan anak, agar mereka juga menghargai orang tua.. 😁