NovelToon NovelToon
PESONA TETANGGA BARU

PESONA TETANGGA BARU

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

"Bagaimana rasanya... hidup tanpa g4irah, Bu Maya?"

Pertanyaan itu melayang di udara, menusuk relung hati Maya yang sudah lama hampa. Lima tahun pernikahannya dengan Tama, seorang pemilik bengkel yang baik namun kaku di ranjang, menyisakan kekosongan yang tak terisi. Maya, dengan lekuk tubuh sempurna yang tak pernah dihargai suaminya, merindukan sentuhan yang lebih dalam dari sekadar rutinitas.

Kemudian, Arya hadir. Duda tampan dan kaya raya itu pindah tepat di sebelah rumah Maya. Saat kebutuhan finansial mendorong Maya bekerja sebagai pembantu di kediaman Arya yang megah, godaan pun dimulai. Tatapan tajam, sentuhan tak sengaja, dan bisikan-bisikan yang memprovokasi h4srat terlarang. Arya melihatnya, menghargainya, dengan cara yang tak pernah Tama lakukan.

Di tengah kilau kemewahan dan aroma melati yang memabukkan, Maya harus bergulat dengan janji kesetiaan dan gejolak g4irah yang membara. Akankah ia menyerah pada Godaan Sang Tetangga yang berbaha

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

Maya memejamkan mata, membiarkan cluman Arya melenakannya. Ia tahu ia sudah melampaui batas, sebuah langkah yang tak bisa ditarik kembali. Sensasi b!bir Arya di bib!rnya, tangan Arya yang memeluk erat, dan bisikan-bisikan hasr4tnya, semua itu terasa begitu nyata, dan memabukkan. Keraguan masih ada, sebuah bisikan samar tentang Tama dan pernikahannya, namun daya tarik Arya terlalu kuat.

Arya melepaskan clumannya, namun ia tidak menjauh. Matanya menatap Maya dalam, memancarkan galrah yang membakar. "Anda menginginkan ini, Mbak Maya. Jangan berbohong pada diri sendiri."

Maya menunduk, pipinya memerah. Ia tidak bisa lagi menyembunyikannya. "Saya... saya tidak tahu, Arya." Suaranya bergetar.

Arya terkekeh pelan, sebuah suara yang serak dan sensu41. Ia mengangkat dagu Maya, memaksa mata mereka bertemu. "Saya bisa melihatnya di mata Anda.

Ketakutan itu... bercampur dengan hasr4t."

Ia mengusap bib!r Maya dengan ibu jarinya, sebuah sentuhan ringan yang membuat bulu kuduk Maya meremang. "Di sini, Mbak Maya, tidak ada yang perlu Anda takutkan. Hanya ada kita berdua. Dan apa yang kita rasakan ini... nyata."

Maya menelan ludah. Kata-kata Arya menembus hatinya, merobohkan benteng-benteng pertahanan terakhirnya. Ia merasa begitu rentan di hadapan pria ini, namun anehnya, juga begitu aman.

"Saya tahu Anda ragu," Arya melanjutkan, suaranya melembut, namun tetap persuasif. "Tapi pikirkanlah, Mbak Maya. Berapa lama lagi Anda akan hidup dalam kehampaan itu? Berapa lama lagi Anda akan menyangkal kebutuhan Anda sendiri?"

Pertanyaan itu menghantam Maya seperti tamparan. Kehampaan. Sebuah kata yang begitu akrab baginya. Ia merasa seperti Arya bisa melihat langsung ke dalam jiwanya, melihat setiap kekosongan yang ia rasakan.

"Saya bisa memberikan Anda apa yang tidak bisa diberikan orang lain," bisik Arya, ia mendekatkan wajahnya lagi. "Kebahagiaan sejati. Galrah yang membakar. Sentuhan yang membuat Anda merasa hidup."

Napas hangat Arya menerpa wajah Maya. Ketegangan sensu4l memuncak. Maya bisa merasakan bib!r Arya berjarak sangat tipis dari bib!rnya. Ia memejamkan mata, menunggu.

Tangannya bergerak, mengusap 13her Maya perlahan, lalu turun ke bahunya. Jemarinya membel4i kul!t Maya yang halus, sebuah sentuhan yang begitu lembut, namun juga begitu menggoda. Maya mendes4h pelan. Seluruh tubuhnya diliputi panas.

"Saya ingin sekali... merasakan Anda, Mbak Maya,"

Bisik Arya, ia membalikkan tubuh Maya perlahan agar menghadapnya, tanpa melepaskan pelukannya.

"Arya..." Maya mencoba memanggil namanya, sebuah bisikan yang nyaris tak terdengar.

Arya ter senyum tipis. Ia me ngulur kan tangan nya, me nyentuh p!pi Maya. Jemari.nya me ngusap kul!t Maya per lahan.

"Jangan ber pikir, Mbak Maya," bisik Arya, suara nya begitu lembut, dan men desak. "Rasakan saja."

Ia me nunduk kan kepala nya, bib!r nya men dekat ke bib!r Maya. Kali ini, clu*man itu tidak lagi ragu-ragu. C! u*man itu dalam, me nuntut, penuh galrah. Maya me rasa kan se luruh tubuh nya me remang. Ia mem balas clu*man Arya, se buah balasan yang datang dari lubuk hati ter dalam, dari hasr4t yang se lama ini ter pendam.

Tangan nya me l!ngk4ri leher Arya, me narik nya lebih dekat. Arya me m3luk p!nggang Maya, men dekap nya erat. Tubuh mereka saling me n3mpel, me rasa kan ke hangatan satu sama lain. Sebbuah batas yang mulai kabur, bahbkan mungkin sudah runtuh.

Clu*man itu se; makin intens, se makin panas. Maya me rasa kan tangan Arya ber gerak, masuk ke dalam b4ju nya, me ngusap punggung nya per lahan.

"Anda begitu indah, Mbak Maya," bisik Arya, ia me lepas kan clu*man nya se jenak, me natap Maya dalam. Mata nya me mancar kan ke kaguman, se buah tatapan yang mem buat Maya merasa begitu di ingin kan, begitu ber harga.

Ia men clum kening Maya, lalu turun ke pipi nya, dan kembali ke bib!r nya. Maya me rasa kan dunia di se keliling nya meng hilang. Hanya ada dia dan Arya, di dalam kamar ter sembunyi ini, di bawah remang cahaya perapian.

Tangan Arya ber gerak lagi, kini turun dari p!nggang Maya, mengus4p pah4 baglan dalam nya. Se buah sentuhan yang lebih berani, lebih int!m. Maya ter kesiap, namun ia tidak me nolak. Tubuh nya me respons dengan cara yang tidak ia duga. Se buah gelombang panas men jalar ke seluruh tubuh nya.

"Anda me rasa kan ini, kan, Mbak Maya?" bisik Arya, suara nya serak. "Galrah ini. Hasr4t ini. Jangan me nyangkal nya."

Maya me mejam kan mata, me rasa kan napas nya mem buru. Ia tidak bisa me nyangkal nya. Ia me nginginkan nya. Sangat me nginginkan nya.

"Saya ingin sekali... mem beri kan Anda semua yang Anda ingin kan," Arya ber bisik, ia me ngangkat Maya per lahan, meng gendong nya dalam pelukan.

Maya ter kejut, namun ia tidak mem berontak. Ia me lingkar kan kaki nya di pinggang Arya, me m3luk leher nya erat. Wajah nya ter sembunyi di bahu Arya. Aroma tubuh Arya me menuhi indra pen cluman nya, begitu me mabuk kan.

Arya mem bawa nya menuju se buah pintu di sudut ruangan yang tadi tidak Maya sadari. Ia mem buka pintu itu dengan siku, lalu me langkah masuk. Ruangan itu adalah se buah kamar tidur. Se buah r4njang besar dengan seprai sutra putih me nempati bagian tengah ruangan. Lampu redup me mancar kan cahaya hangat, men cipta kan sua sana sen su4l yang pekat.

Arya me nurun kan Maya per lahan ke r4njang. Tubuh mereka saling mebn3mpel erat. Arya me natap nya dalam, se buah senyum tipis terukir di b!bir nya.

"Malam ini, Mbak Maya," bisik Arya, suara nya begitu rendah. "Malam ini, Anda akan tahu apa arti ke bahagiaan yang se sungguh nya."

Ia men condong kan tubuh nya, men clum b!bir Maya lagi. Clu*man itu se makin dalam, se makin me nuntut. Maya me mejamkan mata, mem biar kan diri nya teng gelam dalam sen sasi itu. Ia tahu ia sudah me langkah ter lalu jauh. Tidak ada jalan kembali. Ia telah me milih. Me milih Arya. Se buah peng khianatan yang me mabuk kan, yang kini terasa begitu manis, begitu benar.

1
Mar lina
kalau sudah ketagihan
gak bakal bisa udahan Maya..
kamu yg mengkhianati Tama...
walaupun kamu berhak bahagia...
lanjut Thor ceritanya
lestari saja💕
klo sdh kondisi gtu setan gampang bgt masuk menghasut
lestari saja💕
ya pasti membosan kan bgt.bahaya itu
lestari saja💕
mampir,penulisannya bagus,semoga ga berbelit2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!