Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Peringatan dari Dennis
Setelah makan bersama Jingga dan Dylan keluar bersama. Mereka menuju tempat dimana anak-anak muda sering nongkrong.
"Wah tempatnya bagus sekali Dylan, dulu aku hanya sering melihat tempat ini didalam internet saja" kata Jingga sambil melihat kesekeliling yang banyak orang sedang mengambil gambar.

Garden By the Bay Singapore
"Hm... Makanya kamu keluar Jingga biar tahu disini itu banyak tempat yang indah walau pun Indonesia juga Indah"
"Entahlah, Aku lebih suka dikamar, aku tidak bisa berinteraksi dengan banyak orang itu membuat energiku terkuras," balas Jingga.
Dylan tersenyum tipis lalu menggandeng Jingga ketempat duduk. "Duduk lah aku ingin bicara sesuatu denganmu"
Jingga pun duduk dan mendengarkan apa yang akan dikatakan Dylan.
"Jingga aku tahu kamu sudah menikah dan aku juga tahu pernikahan kamu sedang tidak baik-baik saja, mungkin aku sangat lancang mengatakan ini semua kepadamu, tapi aku ingin kamu tahu tentang perasaanku, dari sekian banyak perempuan tidak ada yang bisa membuatku jatuh cinta, tetapi sejak pertama kali aku melihatmu aku sudah jatuh cinta denganmu Jingga. Selama beberapa bulan ini aku selalu meyakinkan hatiku dan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaanku ini"
Jingga pun tersenyum tipis yang mendengar ungkapan dari Dylan. "Dylan, sebelumnya aku minta ma'af kepadamu, aku sangat menghargai keputusanmu, kamu lelaki baik, tampan dan mapan, kamu bisa mendapatkan perempuan yang lebih segalanya dariku, ya memang rumah tanggaku sedang tidak baik-baik saja, tapi tujuanku kesini bukan untuk mencari orang baru dalam kehidupanku, aku kesini hanya untuk mengadu nasib, tapi aku lebih senang kalau kamu menganggapku hanya sebagai adikmu saja itu lebih baik, dan ikatan persaudaraan itu tidak akan berakhir kan? kalau tentang Asmara bisa saja kita akan berakhir dan akan menjadi musuh dan aku tidak mau itu terjadi. Aku sudah menganggap Mr Wang sebagai ayah keduaku, begitupun kamu sudah aku anggap kakakku sendiri, terimakasih atas semuanya aku harap kamu paham akan tentang ini"
Dylan pun mengangguk dan tersenyum hangat karena Ia sudah tahu jawaban Jingga akan menolak dirinya. "Tidak apa-apa aku juga menghargai perasaanmu, sudah lupakan saja ya, aku minta ma'af kepadamu sungguh aku malu sekali"
"Tidak apa-apa, jangan malu, kamu bersikap seperti biasa saja, sudah yu kesana aku mau naik ke atas sana boleh?" pinta Jingga sambil menarik tangan Dylan.
"Boleh apa pun yang kamu inginkan aku akan mengabulkannya untuk adikku yang comel" kata Dylan lalu mereka pun pergi ke atas.
***
Malam hari di acara pesta pernikahan Bayu dan Nessa. Satria pun hadir bersama Dennis sedangkan Arya dan Gea tidak bisa hadir.
"Daddy aku jadi ingat mbak, coba kalau mbak ada pasti seru" kata Dennis sambil melihat orang-orang yang sedang sibuk berbincang dan mengucapkan selamat kepada Bayu dan Nessa.
"Hm... memangnya mbakmu mau diajak ketempat seperti ini? Kalau pun mau dia akan diam saja bukan."
"Iya juga sih, mbak itu orang special makanya aku suka, mbak tidak seperti perempuan lain dan mbak hanya suka dikamar tapi sekalinya pergi malah tidak mau kembali" ujar Dennis dengan sendu.
"Bukankah kamu yang bilang mbak mu akan kembali, kenapa kamu sedih sekarang hm?"
"Namanya juga kangen, bahkan aku selalu teringat mbak sering duduk melamun dikamar, mbak itu kesepian Daddy tidak ada teman bercerita, makanya aku kalau pulang sekolah langsung ke kamar mbak" tutur Dennis.
Satria pun terdiam yang mendengar ucapan Dennis yang begitu perhatian sama Jingga, sedangkan dirinya malah sibuk diluar. Ia merasa tertampar dengan ucapan putranya sendiri.
"Perasaan cinta dalam rumah tangga itu penting, agar kita bisa paham sama keadaan pasangan kita, seringkali Jingga mengeluh minta ditemani dan lainnya, tapi aku mengabaikannya dengan alasan setiap hari juga bertemu, setelah kepergiaannya aku baru menyadari perasaanku yang begitu besar, perasaanku nyata tapi seringkali aku menepisnya" batin Satria dengan menyesal.
"Dad, kenapa diam? ayo kita ke om Bayu mengucapkan selamat lalu pulang aku bosan disini" kata Dennis sambil menarik tangan Satria.
"Memangnya kamu tidak lapar?"
"Lapar sih, kita makan dulu lalu pulang!"
"Ck... Kenapa kamu yang mengatur-aturku" kata Satria dengan kesal.
Bukannya menjawab Dennis pun melenggang pergi. "Kalau dia dewasa bisa gawat, bisa saja dia yang akan mengambil Jingga dariku" gumam Satria lalu pergi mengikuti Dennis untuk menuju pelaminan.
"Bayu Congratulation, ini ada tiket bulan madu untukmu." kata Satria sambil menyalami Bayu dengan khas wajah datarnya sambil memberikan kadonya.
"Terima kasih Bos, aku senang sekali bos sudah hadir dalam pesta pernikahanku" balas Bayu.
Nessa pun menatap lekat wajah Satria dan membayangkan sesuatu ke hal yang lain. Satria hanya melirik saja.
"Ayo kesana katanya kamu lapar," ajak Satria kepada Dennis tanpa menyalami Nessa karena ia sangat muak.
"Menyebalkan sekali Satria itu, sedari tadi aku menunggu bersalaman dengannya tapi dia malah pergi begitu saja, tanpa mengucapkan apa pun" batin Nessa.
Satria dan Dennis duduk. Dennis sedang makan dengan lahap sedangkan Satria sedang membuka ponselnya.
Dari kejauhan asisten pribadi Satria melihat Satria sedang duduk bersama Dennis. "Eh lihat itu pak Satria yang aku ceritain itu loh, kan dia tampan sekali, mana Duda lagi" ucapnya yang tidak tahu Satria sudah menikah lagi.
"Astaga... Mimpi apa kamu sampe mempunyai Bos sepertinya Kanaya." heboh para teman Kanaya yang ikut melihat Satria.
"Yang jelas aku senang sekali, setiap hari bertemu dan berinteraksi dengannya bahkan berbincang," bohong Kanaya.
"Ya ampun kalau gitu gepel saja Kanaya siapa tahu kamu akan menjadi menantu Wijaya ya kan guys."
"Iya tepat sekali sudah sana temani ini kesempatan bagus untukmu" ucap para teman Kanaya sambil mendorong Kanaya untuk mendekati Satria.
Kanaya pun berjalan pelan untuk menuju dimana Satria berada. "Mampus aku, malah terjebak sama ucapan sendiri" gumamnya.
Kanaya sampai dimeja Satria. "Hai Pak selamat malam, aku kira bapak tidak hadir di pesta ini" kata Kanaya dengan lembut dan sopan.
Satria hanya diam sibuk dengan gawainya tanpa menoleh kearah Kanaya yang sedang menyapa dirinya.
Dennis yang habis makan pun menoleh sambil mengerutkan kedua alisnya. "tante siapa?" tanya Dennis.
"Hai tampan, kenalin aku teman Daddymu namaku Kanaya" ucapnya sambil mengusap kepala Dennis.
"Sudah makannya? ayo pulang!" kata Satria. Dennis pun mengangguk lalu melenggang pergi begitu saja tanpa menghiraukan Kanaya yang tengah berdiri didekatnya.
"Ck... Malu sekali aku di kacangin begitu saja, sudah mati-matian aku menahan malu untuk menghampirinya malah pergi begitu saja."
Satria berjalan dan melewati teman-taman Kanaya yang sedang memperhatikan Satria. Ketiga teman Kanaya pun ternganga yang melihat Satria begitu tampan dengan tubuh tinggi dan badannya yang kekar.
"Ya tuhan itu sih jelmaan dewa Yunani bukan sih, dia tampan sekali. wangi, tapi Cool banget lihat si Kanaya di cuekin begitu saja" hebohnya ketiga teman Kanaya.
"Woy Kanaya sedang apa kamu disitu cosplay jadi patung hahaa... Kamu bukan tipenya dicuekin begitu saja" serunya.
Kanaya pun berjalan dengan cepat sambil menghentakan heels nya ia begitu malu sekali atas apa yang barusan terjadi.
Didalam mobil Satria pun fokus menyetir sambil melihat-lihat kearah jalanan ia masih berharap di pertemukan dengan Jingga di jalanan.
"Daddy siapa perempuan tadi?" tanya Dennis.
"Tidak tahu, dia adalah karywan Daddy pengganti om Bayu untuk sementara" sahut Satria.
"Awas ya Daddy kalau Daddy sampai bermain perempuan aku tidak akan mema'afkan Daddy kalau itu sampai terjadi! karena aku sudah sayang sama mbak Jingga."
"Mana ada seperti itu jangan berpikiran jelek sama Daddy, Daddy tetap akan Setia menunggu istri Daddy!"
"Hm... Good Job Daddy aku suka itu, kalau misalkan mbak Jingga tidak kembali-kembali bagaimana? nanti Daddy keburu tua dong,"
"Daddy tidak akan tua! Dan Daddy akan terus mencarinya dan menunggunya sampai kapan pun! Dan itu tidak bisa di ganggu gugat!"
"Yakin? Sedangkan banyak perempuan yang berusaha mendekati Daddy"
"Kamu meragukan Daddy? Apa selama dengan Ibumu Daddy selingkuh? Tidak kan, Daddy itu setia makanya nanti kalau kamu dewasa kamu juga harus setia sama pasangan. ikuti jejak Daddy!" ucap Satria dengan bangganya.
"Setia saja tidak cukup kalau cuek sama mbak Jingga, buktinya mbak Jingga kabur" celetuk Dennis.
"Heh diam kau! Atau aku lempar keluar! Kamu itu masih kecil masih 8 tahun tau apa tentang soal beginian?"
"Aku tidak tahu, yang aku tahu mbak selalu bersedih saat menikah dengan Daddy yang berarti Daddy tidak bisa membuatnya bahagia, Daddy pernah lihat tidak mbak Jingga tertawa terbahak-bahak?" tanya Dennis.
Satria pun terdiam dan mengingat-ingat hari-hari yang sudah Ia lalui dengan Jingga.
"Fuck... Aku tidak pernah melihat Jingga tertawa lepas yang aku ingat dia mendesah dibawah kungkunganku dan diatas tubuhku" batin Satria dengan segala pikiran mesumnya.
"Tidak kan? Makanya Daddy diam saja, tapi aku sudah berhasil membuat Mbak Jingga tertawa lepas dan itu membuatnya makin semakin cantik" kata Dennis dengan sengaja mengompori Satria.
"Diam! Atau aku lempar kau keluar!" kata Satria sambil memberhentikan mobilnya.
Dennis hanya mengangkat kedua bahunya saja. Hatinya begitu puas yang sudah membuat Daddynya emosi.
hempas yang gak baik jingga 😍😍😍
cwettt banget dachh 😍😍😍