NovelToon NovelToon
​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​💔 Dikhianati & Dibangkitkan: Balas Dendam Sang Ibu
​Natalie Ainsworth selalu percaya pada cinta. Keyakinan itu membuatnya buta, sampai suaminya, Aaron Whitmore, menusuknya dari belakang.
​Bukan hanya selingkuh. Aaron dan seluruh keluarganya bersekongkol menghancurkannya, merampas rumah, nama baik, dan harga dirinya. Dalam semalam, Natalie kehilangan segalanya.
​Dan tak seorang pun tahu... ia sedang mengandung.
​Hancur, sendirian, dan nyaris mati — Natalie membawa rahasia terbesar itu pergi. Luka yang mereka torehkan menjadi bara api yang menumbuhkan kekuatan.
​Bertahun-tahun kemudian, ia kembali.
​Bukan sebagai perempuan lemah yang mereka kenal, melainkan sebagai sosok yang kuat, berani, dan siap menuntut keadilan.
​Mampukah ia melindungi buah hatinya dari bayangan masa lalu?
​Apakah cinta yang baru bisa menyembuhkan hati yang remuk?
​Atau... akankah Natalie memilih untuk menghancurkan mereka, satu per satu, seperti mereka menghancurkannya dulu?
​Ini kisah tentang kebangkitan wanit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Konferensi Pers: Kejujuran Melawan Kecurigaan

sebelum konferensi pers, Natalie dan Tuan Hadiningrat menyusun strategi pertahanan.

​"Nyonya, pengacara Aaron sangat cerdas. Mereka tidak menuduh Anda mencuri, tetapi menuduh Anda melanggar etika korporat dan memiliki konflik kepentingan, yang bisa menjadi alasan dewan untuk mencabut mandat Anda," jelas Hadiningrat, terlihat cemas. "Bukti fisik tender Bengkel Kayu Jujur memang kuat, tetapi bukti emosional—hubungan pribadi Anda dengan Tuan Arif—sangat fatal."

​"Kita harus jujur, Tuan Hadiningrat. Kita tidak akan menyangkal hubungan itu, tetapi kita akan membuktikan bahwa tender itu adil," kata Natalie tegas.

​Ia teringat bagaimana Aaron mendapatkan informasi ini. Itu terjadi seminggu yang lalu, saat Aaron menugaskan mata-mata untuk melacak Maya, berharap menemukan bukti Kenzo digunakan untuk pencucian uang warisan. Mereka bukannya menemukan uang, malah menemukan Maya menghabiskan sore di bengkel bersama Kenzo dan Arif, yang terlihat seperti keluarga bahagia. Maya, yang sedang tergesa-gesa, bahkan sempat menyebut Natalie sebagai "bos" saat berbicara dengan Arif tentang deadline. Informasi itu, ditambah dengan data bank dari Doni (yang diam-diam juga menyimpan dendam karena Natalie mengancam bisnisnya), menjadi senjata Aaron.

​"Tuan Hadiningrat, panggil Pak Heru, kepala pengadaan. Dia harus bersaksi tentang integritas proses tender," perintah Natalie. "Dan siapkan semua laporan keuangan Bengkel Kayu Jujur."

​Ruang konferensi pers Whitmore Group penuh sesak. Semua lampu kamera tertuju pada podium. Natalie masuk, tampil sempurna dengan setelan biru tua, memancarkan ketenangan yang dingin. Di sampingnya berdiri Tuan Hadiningrat, Pak Heru, dan yang paling menarik perhatian—Arif.

​Arif mengenakan kemeja rapi yang baru, tetapi tangannya masih terlihat kasar. Ia terlihat sedikit gugup, namun tegak. Kehadirannya yang kontras dengan lingkungan korporat mewah itu menarik perhatian media.

​Natalie memulai konferensi pers dengan nada tegas: "Saya ada di sini hari ini untuk menanggapi tuduhan tak berdasar yang dilontarkan oleh Tuan Aaron Whitmore mengenai kebijakan tender UMKM kami."

​Seorang reporter langsung menyela: "Nyonya, tuduhan itu jelas. Apakah benar Anda, selaku CEO, memberikan kontrak pengadaan kepada sebuah bengkel kecil—Bengkel Kayu Jujur—yang dimiliki oleh kekasih Anda?"

​Natalie menatap lurus ke kamera. "Izinkan saya meluruskan. Ya, saya sedang menjalin hubungan pribadi dengan Tuan Arif, pemilik Bengkel Kayu Jujur."

​Seketika, ruangan gaduh. Flash kamera menyala tak terkendali.

​"Namun," lanjut Natalie, suaranya meninggi, memotong kegaduhan. "Hubungan pribadi saya tidak pernah, dan tidak akan pernah, memengaruhi integritas profesional perusahaan ini. Saya meminta Tuan Arif hadir di sini bukan untuk membela tender itu, melainkan untuk membela kejujuran."

​Natalie menoleh ke Arif. "Tuan Arif, silakan."

​Arif melangkah maju, tangannya sedikit gemetar. Ini bukan ruang rapat, ini panggung yang bisa menghancurkannya.

​"Selamat siang. Nama saya Arif. Saya pemilik Bengkel Kayu Jujur," kata Arif, suaranya sedikit kaku. "Saya memenangkan tender dari Whitmore Group bukan karena saya pacar Nyonya Natalie, tapi karena kerja keras, harga yang jujur, dan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan."

​Seorang reporter sinis bertanya: "Tuan Arif, bagaimana Anda, seorang pemilik bengkel kecil, bisa membiayai produksi untuk perusahaan sebesar Whitmore Group? Bukankah Anda baru-baru ini mengajukan pinjaman bank? Apa CEO Natalie Ainsworth menjamin pinjaman Anda secara ilegal?"

​Arif tersentak. Ia tahu ini akan terjadi. Ia menatap Natalie sejenak, lalu mengambil napas panjang.

​"Ya," jawab Arif, jujur dan lantang. "Saya memang mengajukan pinjaman bank. Dan ya, Nyonya Natalie, melalui Yayasan yang ia kelola, pernah berniat menjamin pinjaman saya secara rahasia."

​Ruangan kembali riuh, Aaron, yang menonton dari jauh, pasti sedang tersenyum.

​"Tetapi," Arif mengangkat tangannya. "Ketika saya mengetahui niat itu, saya menolak. Saya meminta Nyonya Natalie menarik jaminan itu. Saya katakan padanya, saya tidak mau satu pun uangnya. Saya membenci kebohongan, dan saya membenci kekayaan yang datang tanpa kerja keras. Saya bersedia berdiri di sini hari ini, karena saya yakin pada kualitas produk saya, dan saya yakin pada diri saya sendiri. Saya tidak butuh jaminan siapa pun."

​Arif menoleh pada Pak Heru, Kepala Pengadaan. "Pak Heru, tolong jelaskan bagaimana Bengkel Kayu Jujur memenangkan tender."

​Pak Heru, yang tadinya ragu, kini bangkit karena melihat integritas Arif. "Ya. Saya bersaksi bahwa Bengkel Kayu Jujur memenangkan slot pasokan untuk lima kantor cabang karena price to quality ratio mereka 15% lebih baik dari penawar lain, dan proposal mereka dinilai yang paling inovatif. Tidak ada instruksi dari Nyonya Natalie untuk memenangkan mereka."

​Setelah Arif selesai, Natalie kembali ke podium, tatapannya tajam ke kamera.

​"Tuan Aaron Whitmore menuduh saya menggunakan perusahaan untuk kepentingan pribadi. Tuan Aaron Whitmore menuduh saya tidak profesional. Sementara Tuan Aaron Whitmore sendiri, selama lima tahun memimpin, menggunakan aset perusahaan untuk menyembunyikan kejahatan pajak dan memanipulasi keuangan untuk kepentingan pribadi dan menipu warisan keluarganya."

​Natalie memberi isyarat kepada Tuan Hadiningrat, yang dengan cepat membagikan dokumen ke media.

​"Ini adalah bukti-bukti yang kami kumpulkan, yang menjadi dasar tuntutan hukum perdata kami terhadap Tuan Aaron. Sekarang, mari kita bandingkan," lanjut Natalie, suaranya penuh otoritas.

​"Di satu sisi, ada Tuan Aaron Whitmore, yang menggunakan kekuasaan untuk kejahatan finansial. Di sisi lain, ada saya, yang menggunakan kekuasaan untuk memberikan kesempatan yang jujur kepada UMKM, yang dipimpin oleh seorang pria yang bahkan menolak kekayaan saya, demi menjaga harga dirinya."

​"Pilihan mana yang merupakan pelanggaran etika dan mana yang merupakan kepemimpinan yang berintegritas? Tuan Aaron Whitmore mencoba mengalihkan perhatian dari kejahatan yang ia lakukan, dengan menyerang hubungan pribadi yang saya bangun dengan kejujuran, setelah saya berjuang bertahun-tahun melawan trauma pengkhianatannya."

​Natalie mengakhiri dengan kalimat penutup yang menusuk: "Tuan Aaron Whitmore telah kehilangan perusahaan, dan dia akan kehilangan sisa-sisa reputasinya. Sementara saya, saya akan terus memimpin perusahaan ini dengan integritas, dibantu oleh orang-orang jujur seperti Tuan Arif. Sekarang, kami akan kembali bekerja."

​Natalie dan Arif berjalan keluar ruangan, meninggalkan media dalam kebingungan.

​Di luar ruangan, Arif menatap Natalie. Wajahnya pucat, tapi matanya bersinar bangga.

​"Kamu hebat, Nat," bisik Arif.

​"Kamu juga hebat, Rif. Kamu menyelamatkanku dengan kejujuranmu," balas Natalie, menggenggam tangan Arif erat-erat. Ia telah menggunakan setiap senjata yang ia miliki—kekuasaan, kejujuran, dan cinta—untuk memenangkan pertarungan terberatnya.

1
partini
dari sinopsisnya ngeri " sedap menarik
Himna Mohamad
lanjut thoor
putri lindung bulan: siap akan saya lanjutkan
total 1 replies
Himna Mohamad
good thoor sat set
Himna Mohamad
👍👍👍👍👍
Himna Mohamad
sdh mampir thoor,,lanjut
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir , salam kenal ya
total 1 replies
Himna Mohamad
awal yg bagus thoor👍👍👍👍👍
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
putri lindung bulan
untuk sahabat adri selamat datang di dunia nataly.semoga kalian suka novel.jika suka jangan lupa beri like,dan sisipkan komentar.salam kenal semuanya🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!