NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takut Berbuat Nekad

"Yank, ini boleh kan?" Tunjuk Anna pada vas bunga kecil.

"Boleh sayang, ambil aja terserah kamu. Kita cuma melengkapi perlengkapan yang kecil-kecil mungkin." Kata Deril.

Ia menggenggam tangan istrinya seakan tidak ingin melepaskannya barang sedikit pun. Keduanya berjalan dan memasukkan banyak barang kebutuhan rumah.

"Yank, kan aku yang bayar. Kamu kan udah kasih kartunya sama aku." Ucap Anna berbisik ke telinga suaminya.

"Itu buat kebutuhan pribadi kamu sayang." Deril melanjutkan pembayaran di kasir. Ada beberapa barang yang harus di angkut menggunakan truck.

Karena tadi Anna dan Deril membeli box bayi juga beberapa perlengkapan untuk di kamar bayinya nanti. Anna merasa terharu pada suaminya ini. Ia mengangguk pelan.

Ketika keduanya akan masuk mobil, tiba-tiba ada wartawan yang menghampiri mereka. Menanyakan berita kehamilan Anna. Dengan cepat Deril segera menyuruh istrinya masuk ke dalam mobil.

"Permisi ya mas." Deril berpamitan pada beberapa wartawan itu dibantu oleh security di mall itu. Keadaan agak ricuh.

Di dalam mobil tangan Anna bergetar, ia takut jika aib-nya terbongkar ke publik. Deril merogoh ponselnya dan menghubungi Bima, asisten mamahnya.

"Segera urus, Bim. Saya enggak mau ada kejadian seperti tadi lagi." Kata Deril dengan suara mematikannya.

Ia menoleh pada istrinya dan memeluknya. "Tenang, ada aku. Kita pulang yah."

"Iya yank aku takut." Lirih Anna.

-

-

Berbeda dengan di kediaman keluarga Anna, kini mereka tengah menonton berita tentang kehamilan Anna yang semakin mencuat.

Athala merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang untuk membereskan berita yang sudah beredar. Orang tua mereka hanya bisa menghela nafasnya. Namun ia mendapat kabar, jika Deril sudah mengurusnya lebih cepat.

"Kejadian ini pasti terjadi, cepat atau lambat orang pasti tahu." Kata papih Alarich.

"Ternyata Deril sudah mengurusnya. Tenang aja mih, Anna akan baik-baik saja." Jawab Athala dengan penuh penekanan.

"Kasihan Anna... Mamih takut dia tertekan." Lirihnya.

"Itu juga karena kesalahannya." Celetuk papih Alarich.

Mamih Aleesya berdiri menatap tajam suaminya. "Kita yang salah pih. Anna begitu karena kita kurang perhatian sama dia. Kita terlalu sibuk mengurus ketiga kakaknya Anna. Sampai Anna terabaikan. Aku enggak suka papih nyalahin Anna." Ucap mamih Aleesya dengan marah.

Ia pergi dari hadapan suami dan anaknya. "Mih.." Teriak Athala.

"Biarkan!" Kata papih Alarich mencegah anaknya. Namun ia segera menyusul istrinya ke kamar.

Di dalam kamar, pria berwajah tampan di usianya yang tak lagi muda ini menghampiri istrinya yang sedang menangis di teras balkon kamarnya.

"Sayang..."

"Apalagi pih? Aku enggak suka papih salahin Anna terus. Anna memang salah, tapi kita orang tuanya juga salah. Semua ada sebab akibat, pih. Waktu papih tampar Anna, papih juga hajar Athala dan Atharya. Itu buat aku sakit, pih." Kata mamih Aleesya yang sedikit membentak suaminya dengan suara seraknya.

Papih Alarich merangkul istrinya dan mengecup keningnya dalam-dalam. "Maafkan aku sayang.. Aku tidak bermaksud melakukan itu semua. Terutama Anna, waktu itu aku hancur, terluka... Seperti ada lobang besar di hatiku." Lirih papih Alarich memandang lurus kedepan.

Mamih Aleesya berdiri dan melangkah ke depan. "Aku juga...! Kemarin Anna bilang, aku pilih kasih. Anna juga bilang, kalau dia merasa anak pungut. Anna butuh support dari kita sebagai orang tuanya. Bukannya mengabaikannya." Lirihnya.

Kedua tangan suaminya melingkar di perut mamih Aleesya, ia menyandarkan dagunya di bahu sang istri tercinta. "Sayang, aku mencintaimu. Aku minta maaf yah, besok kita ke tempat Anna."

"Benar ya pih? Aku kangen sama Anna. Dia pasti sekarang sedih." Lirih mamih Aleesya. Ia ke dalam kamar bersama suaminya dan menghubungi Anna.

Benar saja ketika mereka menelepon Anna, ia sedang menangis. Deril yang menjawab teleponnya. "Anna sayang.. Ini mamih nak." Ucap mamih Aleesya.

"Mamih..." Anna masih menangis di pelukan suaminya.

"Besok papih sama mamih ke sana ya sayang. Mau di bawain makanan apa sayang?" Tanya papih Alarich.

"Ap-apa aja pih. Anna mau yang manis sama yang segar ju-juga." Ucap Anna dengan isak tangisnya. Deril juga meminta maaf jika harus melihat keadaan Anna seperti ini.

"Titip Anna ya nak Deril. Kamu juga jaga kesehatan yah."

"Terima kasih mih. Siap mih."

-

-

-

Mamah Mona datang membawakan makanan untuk menantunya ini. Ia juga memijat kepala Anna dengan lembut. Betapa ia sangat menyayangi menantunya meskipun baru beberapa hari kenal.

"Terima kasih ya mah."

"Iya sayang, kamu istirahat yah."

Tak lama mamah Mona pergi dari kamar anak dan menantunya. Deril tengah menyiapkan baju tidur untuk istrinya.

"Ini semua gara-gara kamu! Kenapa kamu ada di dalam sini?" Geram Anna, ia memukul-mukul perutnya.

"ANNA ! CUKUP ANNA CUKUP ! Jangan menyalahkan bayi kita. Salahkan aku! Tampar aku! Tolong, jangan sakiti anak kita aku mohon." Suara Deril semakin melemah, ia mengambil dua tangan Anna untuk menampar dirinya.

Anna berusaha menarik tangannya dari suaminya. "Lepasin yank, lepas. Nanti kamu sakit."

"Biarin! Lebih baik kamu pukul aku sepuasmu, daripada harus menyakiti anak kita." Lirih Deril dengan wajah sendunya.

Keduanya menangis bersama dalam pelukan. Anna belum siap menjadi seorang ibu, begitu banyak ketakutan dalam dirinya. Ia ingin menggugurkan saja bayi ini.

"Istighfar sayang! Lihat aku! Ada aku disini, kamu enggak sendiri. Cukup ya sayang! Kasihan anak kita, dia pasti sedih kalau mamahnya sedih." Kata Deril dengan meyakinkan istrinya.

"Ma-maafin aku yank... Aku takut enggak bisa jadi ibu yang baik buat anak kita!" Tangisan Anna semakin menyayat hati.

Perubahan ini terlalu besar bagi Anna. Ia masih tidak menyangka akan hamil di luar nikah bersama Deril. Meskipun Deril sangat bertanggung jawab. Tapi tetap saja dirinya belum siap.

Tangisan Anna membuatnya tertidur di pelukan suaminya. Setelah menidurkan istrinya, ia menyingkirkan benda benda tajam di kamarnya seperti p*sau buah, gunting dan yang lainnya. Setelah melihat Anna yang sangat kacau, Deril khawatir istrinya akan nekad pada kandungannya.

Deril bergegas turun ke bawah, dan memerintahkan bibi untuk menyembunyikan dengan rapih benda benda tajam di dapur dan di ruangan lainnya. Mamah Mona sampai heran melihat anaknya.

"Ada apa nak?"

"Anna, mah. Aku takut dia berbuat nekad. Sepertinya aku akan menunda kepindahan kami, mah."

"Ya Tuhan... Anna. Kasihan dia, pasti batinnya terpukul. Mamah hubungi tante Sania yah, dia kan psikolog mungkin bisa membantu Anna menghilangkan rasa sakitnya." Ucap mamah Mona, ia segera menelepon adik kandungnya itu.

Deril setuju dengan perkataan mamahnya. Ia kembali lagi ke dalam kamar dan ikut tidur bersama istrinya. "Sayang, aku mencintaimu. Aku akan selalu mengawasimu." Kata Deril ia mengecup bibir istrinya lembut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!