Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 Sangat Membutuhkan
Karena kejadian yang baru saja menimpa Cilla membuatnya tidak nyaman tidur meski di ruang perawatan ada Rasyid yang menemaninya, sejak tadi suaminya itu sibuk membaca buku dengan satu kakinya diletakkan di atas pahanya.
Mata Cilla terus melihat ke arah sofa, ada rasa kegelisahan dan takut jika laki-laki itu tiba-tiba saja pergi.
Rasyid tiba-tiba menghela nafas dan kemudian menutup bukunya berdiri dari tempat duduknya menghampiri Cilla.
"Aku tidak akan kemana-mana," ucap Rasyid seolah tahu apa yang dikhawatirkan oleh istrinya.
Cilla tidak merespon dan memperlihatkan ekspresi wajah penuh dengan kepanikan.
Rasyid tiba-tiba saja duduk di atas tempat tidur di bagian kepala Cilla dan mengangkat kepala Cilla dengan lembut untuk mengambil bantal tersebut dan kemudian meletakkan kepala Cilla di atas pahanya, dengan posisi Rasyid bersandar di kepala ranjang.
Cilla ternyata tidak menjauh dan justru menerima posisi seperti itu, walau terlihat jelas kegugupan di wajahnya.
"Masih tidak percaya bahwa aku tidak akan kemana-mana?" tanya Rasyid menatapnya begitu dalam.
"Aku percaya," jawab Cilla.
"Kalau begitu kamu istirahat, jangan memikirkan apapun lagi!" ucap Rasyid. Cilla menganggukkan kepala.
Cilla perlahan memejamkan mata, Cilla dalam tidurnya yang belum sempurna merasakan lucu kepalanya diusap-usap begitu lembut. Cilla memang tidak memakai hijabnya karena berada di dalam ruang rawat.
Tidak sembarangan orang juga bisa masuk ke ruangan itu kadang di depan ada yang menjaga. Mereka harus melapor dulu kepada Rasyid jika ingin masuk.
Jika mendapat perhatian dan perlakuan manis dari suaminya, bisa-bisa Cilla akan jatuh hati pada Rasyid.
****
Kondisi Cilla sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya dan dia juga akhirnya diizinkan Dokter untuk pulang. Cilla menemui Kakeknya pertama kali karena sudah beberapa hari tidak bertemu.
"Kakek bisa melihat sendiri jika Allah sampai saat ini masih melindungi Cilla. Artinya Cilla baik-baik saja," ucap Cilla menggenggam tangan pria tua itu dengan meyakinkan kepada Kakeknya bahwa dia sudah sembuh.
"Ini pasti menjadi hal berat untuk kamu," ucap Mizwar.
"Belum sampai 2 bulan Cilla berada dalam situasi ini dan bagaimana dengan Kakek yang sudah belasan tahun dan puluhan tahun dan Kakek tidak pernah menyerah. Semakin banyak orang yang tidak menyukai Cilla dan berusaha menjatuhkan, semakin banyak bahaya di depan, tidak akan membuat Cilla gentar dan Cilla akan semakin kuat melawan mereka," ucapnya tidak menyerah dan tidak takut apapun.
"Kakek selalu bangga kepada semua pencapaian kamu, tetapi mendengar jawaban kamu hari ini. Kakek lebih bangga," ucap Mizwar.
Cilla tersenyum dan memeluk Mizwar dengan perasaannya begitu haru. Mizwar melihat ke arah Rasyid yang sejak tadi menemani istrinya.
"Rasyid terima kasih kamu selalu melindungi cucu saya. Jika Cilla masih ada di sekitar kamu dan saya tidak akan pernah mencemaskan apapun," ucap Mizwar.
"Saya hanya berusaha melakukan apa yang terbaik, menjalankan perintah dari Pak Mizwar," ucap Rasyid.
"Kalian berdua jangan terlalu serius dengan urusan persaingan bisnis dan lain sebagainya dengan masalah ini. Ingat kalian berdua juga sudah menikah, pernikahan kalian sah di mata Allah, gunakan waktu untuk kalian berdua juga, saling mengenal satu sama lain perasaan itu muncul dengan sendirinya," ucap Kakek memberi saran kepada pasangan suami istri itu.
Cilla menjadi canggung dalam situasi itu, keduanya kerap kali terjadi ketegangan satu sama lain, jika tidak dikejar musuh, melihat darah berceceran dan lari sana lari sini, berdebat, jadi keduanya tidak memiliki waktu untuk saling dekat satu sama lain.
"Kakek sudahlah jangan bicarakan itu," sahut Cilla tidak ingin ada pembicaraan lain.
Mizwar tidak berbicara terlalu banyak lagi dan pasti menyerahkan semuanya kepada cucunya apa yang terbaik.
***
Di temani suaminya Cilla menemui Om dan Tante bersama dengan anak-anak mereka.
"Ada apa Cilla mengumpulkan kami di sini?" tanya Ramos.
Cilla tidak menjawab dan kemudian duduk sementara Rasyid masih berdiri di sampingnya.
"Kamu duduklah!" titah Cilla menepuk tempat duduk di sebelahnya.
"Cilla jangan mengotori sofa ini untuk seorang Bodyguard harus duduk di sana. Apa kamu tidak bisa membedakan mana bawahan dan atasan," protes Robby.
"Pria yang berada di sebelahku bukanlah orang lain atau bawahan, melainkan dia adalah suamiku," jawab Cilla dengan tegas.
Walau dia dan Rasyid kerap kali sering berdebat. Cilla sangat kesal dengan pria itu dan tidak mempercayainya sepenuhnya, tetapi Cilla selalu mengangkat nama suaminya di depan keluarganya dan tidak membiarkan direndahkan.
Tidak pernah Cilla diam kalau keluarganya menghina Rasyid karena hanya seorang pengawal.
"Oke, kalau begitu duduklah kalian berdua dengan bersanding. Aku tidak sudi duduk berhadapan dengan pengawal bawahan seperti dia," ucap Robby berdiri dari tempat duduknya. Miska bahkan tidak bisa mencegah Roby.
"Pergi saja dan juga jangan duduk di bangku Manajer kepala gudang," sahut Cilla membuat langkah Robby terhenti.
Robby membalikan tubuhnya melihat serius ke arah Cilla dan begitu juga dengan Ramos saat putranya diberi ancaman.
"Kau mengatakan mengatakan apa barusan?" tanya Robby.
"Lupa jika Perusahaan saat ini dialihkan kepadaku dan itu artinya semua aturan dan keputusan ada di tanganku. Jika tidak bisa menghargaiku, maka aku juga tidak akan menghargai orang-orang yang berada di Perusahaan termasuk Kakak!" tegas Cilla.
"Cilla..." tegur Ramos.
"Ini juga tidak terkecuali untuk Om," lanjut Cilla tidak pandang bulu.
"Apa-apaan kau? Kau pulang-pulang dari Luar Negeri dan sekarang mengambil alih Perusahaan dan mengancam Papa. Kau hanya anak kemarin sore dan sudah sok-sokan menjadi bos," protes Lulu.
"Lulu sudah!" tegur Miska.
"Sebenarnya dalam pertemuan ini yang seharusnya pergi adalah kamu, karena kamu tidak ada hubungannya, kamu hanya anak manja yang menghabiskan uang dan tidak berkaitan dengan Perusahaan. Jadi komentar tidak akan diterima di sini!" tegas Cilla memberi jawaban menohok kepada sepupunya itu.
"Kau..."
"Lulu sudah hentikan dan sekarang kamu ke kamar!" sahut Miska menegaskan.
"Tapi...."
"Lulu jangan membuat masalah semakin banyak!" tegas Arbil membuat Lulu menggertakkan kedua kakinya dan kemudian meninggalkan ruang tamu tersebut.
"Saya tidak basa-basi dan langsung saja. Saya sudah membicarakan apa yang terjadi kepada Kakek. Maaf Kak Arbil selagi dalam penyelidikan apa yang terjadi di dalam pabrik, penggelapan dana dan lain sebagainya termasuk insiden yang terjadi pada Cilla dan sebelum hasilnya dapat ditemui untuk sementara Kakak jangan melakukan aktivitas atau apapun di pabrik," ucap Cilla dengan tegas memberi sanksi kepada Arbil.
Arbil menghela nafas, mungkin sangat berat dia menerima konsekuensi atas apa yang terjadi.
"Tetapi masih ada kesempatan untuk membuktikan bahwa tidak terlibat atau bersalah dalam hal ini," ucap Cilla.
"Baiklah Cilla, terima kasih atas kesempatannya dan aku akan membuktikannya," ucap Arbil menerima sanksi itu dengan lapang dada.
"Om Ramos, untuk ke depannya Cilla tidak bisa lagi memberikan amanah kepada Om. Om sudah mengecewakan Cilla saat bertemu dengan pengusaha lain. Jadi jangan mengatakan bahwa Cilla terlalu sombong dan tidak melibatkan Om dalam hal apapun,"
"Ini juga merupakan keputusan yang sudah dilibatkan dengan Kakek!" tegas Cilla membuat Ramos tampak marah tetapi tidak mampu mengungkapkan dan hanya mengepal tangan.
"Dan Kak Robby, sore ini ruangan Kakak akan diperiksa. Karena ada sesuatu yang ditemukan sekretaris Kakek," sahut Cilla.
"Apah!" Robby terlihat kaget.
"Cilla hanya ingin membicarakan semua itu dan semoga kalian bisa menerimanya. Permisi!" ucap Cilla berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi diikuti oleh Rasyid.
Bersambung.....
penuh rahasia