Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 : Pengalihan transfer uang pensiun
Alina tersenyum lega setelah membaca pesan yang di kirimkan oleh Elis, dia tak menyangka akan semudah itu mendapatkan tanda tangan suaminya.
“Ir, gue nanti setelah makan siang jadi ke perkebunan” Ucap Alina pada Irma.
“Udah izin sama pak Roby?” Tanya Irma.
Pak Roby adalah HRD di tempat mereka bekerja.
“Sudah dong, kamu tahu gak kalau Elis berhasil mendapatkan tanda tangan mas Rizal” Ucap Alina dengan antusias.
“Wah yang bener lo?” Tanya Irma.
“Yaps bener banget, semoga semuanya segera di perlancar deh biar gue bisa lepas dari dua pengkhianat itu” Jawab Alina.
“Amiin, gue selalu mendoakan yang terbaik buat lo Lin” Ucap Irma.
“Makasih banyak ya Ir, kalau gak ada kalian entah bagaimana aku selanjutnya” Ucap Alina.
“Kita sebagai sahabat selalu memberi dukungan dan akan menemani kamu melalui masa-masa sulit ini Lin” Jawab Irma dan memeluk Alina sekilas.
Untuk sesaat mereka larut dalam pelukan dan tangisan Alina.
“Udah jangan nangis lagi Lin, malu di lihat sama temen-temen” Bisik Irma.
“Eh iya haha, sory gue kelepasan mewek nih. Udah yuk lanjut kerja” Jawab Alina.
Akhirnya mereka berdua kembali berkutat pada pekerjaannya masing-masing, hingga saat jam makan siang tiba Alina langsung keluar dari kantor dan melajukan mobilnya ke perkebunan tempat mendiang ayahnya bekerja dulu.
“Permisi pak saya mau bertemu dengan HRD disini bisa?” Tanya Alina pada pak satpam yang berjaga di kantor perkebunan.
“Sudah ada janji sebelumnya bu?” Tanya satpam yang bernama Bambang.
“Hmm belum sih pak” Jawab Alina,
“Maaf kalau boleh tahu ada keperluan apa bu? Nanti saya sampaikan dulu pada beliau soalnya orangnya juga lagi istirahat ini” Ucap Bambang.
“Saya Alina pak, putri dari almarhum bapak Hamdan. Mau meminta perpindahan rekening untuk uang pensiunan ayah saya” Jawab Alina.
“Mbak tunggu dulu disini, saya coba sampaikan dulu pada pak Santo” Ucap Bambang.
“Iya pak, terimakasih sebelumnya” Jawab Alina dan duduk di depan pos satpam.
Sedangkan pak Bambang masuk ke dalam posnya dan terlihat berbicara di telfon yang disediakan di dalam pos.
Alina menunggu selama sepuluh menitan disana hingga pak Bambang menyuruhnya masuk ke dalam.
“Mbak masuk saja, nanti langsung ke loby saja biar di antarkan sama receptionisnya” Ucap Bambang.
“Iya pak, terimakasih banyak ya” Jawab Alina dan masuk ke dalam kantor.
Dia melihat-lihat kantor tempat ayahnya bekerja dulu, sangat luas bahkan lebih luas dari tempatnya bekerja.
Di perusahaan ini memang menyediakan hak pensiun bagi karyawan tetap dan sudah bekerja lebih dari dua puluh tahun.
“Permisi mbak saya mau bertemu dengan pak Santo” Ucap Alina pada receptionis.
“Mbak Alina ya? Mari saya antar ke ruangannya” Ucap Receptionis.
“Iya mbak makasih sebelumnya” Jawab Alina dan mengikuti langkah receptionis ke arah ruangan HRD.
Kini Alina sudah duduk di depan pak Santo yang sepertinya baru saja selesai makan siang.
“Mbak Alina ini anaknya pak Hamdan Pramono?” Tanya pak Santo.
“Iya pak benar, maaf kalau kedatangan saya kemari menganggu waktu bapak makan siang” Jawab Alina.
“Tidak masalah santai saja mbak, oh ya ada yang bisa saya bantu?” Tanya Santo.
“Begini pak, saya baru tahu jika selama ini ayah saya menerima uang pensiunan dari kantor ini dan uangnya di transfer ke rekening ibu tiri saya” Ucap Alina.
“Jadi selama ini mbak Alina tidak tahu?” Tanya Santo.
“Tidak pak, saya mau meminta kepada bapak agar mentransfer uang pensiunan ayah pada nomor rekening pribadi saya” Jawab Alina.
“Alasannya apa mbak? Bukannya istri ayah anda juga ada hak disana” Tanya Santo.
“Iya saya tahu pak, tapi bagaimana pun juga saya ini anak kandung dari pak Hamdan dan juga ibu tiri saya sudah menodai pernikahannya dengan almarhum ayah. Bukannya jika istrinya berselingkuh atau menikah kembali hak-haknya akan jatuh ke tangan anak kandung?” Jawab Alina.
“Maaf apa ibu Nurma disini menikah kembali?” Tanya Santo.
“Bukan pak, lebih tepatnya berselingkuh dengan suami saya. Saya membawa bukti yang cukup akurat” Jawab Alina dan membuka ponselnya serta menunjukkan video-video Nurma pada Santo.
Tapi bukan video lengkap hanyalah cuplikan-cuplikan saja.
“Astaghfirullah jadi lelakinya ini suami mbak Alina?” Tanya Santo.
“Iya benar sekali pak” Jawab Alina.
“Sebentar saya buatkan surat pengalihan hak pensiun dulu” Ucap Santo dan membuka laptopnya.
Tak berapa lama surat tersebut sudah selesai di buat dan Alina di minta untuk mengisi data-data disana.
“Ini pak sudah” Ucap Alina.
“Baik mbak ini di proses dulu, untuk uang pensiunan bulan ini masih tetap di transfer ke rekening yang lama karena pencairan besok. Bisa berubah ke rekening mbak Alina baru bulan depan, gak apa-apa ya mbak bulan ini amal dulu?" Ucap pak Santo.
“Oh gitu, yaudah gak apa-apa pak. Asalkan semua bisa di proses dengan cepat” Ucap Alina.
“Iya mbak, bulan depan langsung cair ke rekening mbak Alina” jawab pak Santo.
“Baik pak terimakasih banyak, kalau begitu saya permisi dulu” Ucap Alina dan keluar dari ruangan pak Santo.
Setelah dari kantor perkebunan dia langsung pulang ke rumah, karena tadi hanya bekerja setengah hari saja.
**
Di tempat berbeda kini Nurma sedang melakukan perawatan di salon, bahkan dia melakukan beberapa treathment disana mulai dari ratus miss V, spa seluruh badan, creambath dan juga meni pedi.
Dengan uang yang di berikan oleh Rizal dan juga pensiunan mantan suaminya dia bisa berfoya-foya seperti ini.
“Halo jeng, udah dari tadi?” Sapa Siska salah satu teman arisannya.
“Hai jeng Siska, lumayan ini tinggal perawatan menipedi ini aja. Udah hampir tiga jam disini aku” Jawab Nurma.
Kebetulan sekali saat Nurma masih sedang menipedi Siska juga melakukan perawatan yang sama jadilah mereka sedikit ngobrol disana.
“Wah banyak threatment ya jeng” Ucap Siska.
“Iya dong jeng, kan biar brondongnya makin klepek-klepek” Jawab Nurma dengan tertawa.
“Jeng Nurma ini bisa saja, oh ya bagaimana kabar Alina?” Tanya Siska.
“Baik kok jeng, tapi ya gitu belum hamil sampai sekarang” Jawab Nurma.
“Apa sudah di periksakan jeng?” Tanya Siska.
“Sudah sih jeng, tapi ya gitu entahlah kok lama mereka belum dapat momongan” Jawab Nurma.
“Tapi sehat dua-duanya kan jeng?” Tanya Siska.
“Kalau Rizal sih sehat dong jeng! Tapi Alina sih kayaknya yang bermasalah karena waktu pulang dari dokter dulu sempat aku tanyain katanya gak apa-apa cuma raut wajahnya menyimpan sesuatu” Jawab Nurma.
Memang benar Rizal dan Alina sudah periksa ke dokter, keduanya di nyatakan sehat hanya saja karena kondisi keduanya yang sama-sama sibuk menjadi penyebab hormon keduanya tak berkembang secara sempurna.
🙏🙏👍👍👍