NovelToon NovelToon
Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Di Kekaisaran Siu, Pangeran Siu Wang Ji berpura-pura bodoh demi membongkar kejahatan selir ayahnya.
Di Kekaisaran Bai, Putri Bai Xue Yi yang lemah berubah jadi sosok barbar setelah arwah agen modern masuk ke tubuhnya.
Takdir mempertemukan keduanya—pangeran licik yang pura-pura polos dan putri “baru” yang cerdas serta berani.
Dari pertemuan kocak lahirlah persahabatan, cinta, dan keberanian untuk melawan intrik istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Fajar menyingsing dengan warna keemasan di atas istana Bai. Dentingan lonceng perak terdengar dari menara, menandai hari besar yang telah lama dinanti hari pernikahan Putri Xue Yi dari Kerajaan Bai dengan Putra Mahkota Wang Ji dari Kerajaan Siu. Udara pagi membawa aroma dupa dan bunga peoni yang menghiasi seluruh istana, sementara para pelayan berlari kecil dengan wajah penuh semangat.

Di ruang dalam, Xue Yi duduk di depan cermin perunggu besar. Rambutnya disanggul tinggi, dihiasi mahkota giok putih dan permata merah yang berkilau lembut di bawah cahaya matahari. Permaisuri Bai berdiri di belakangnya, mengenakan pakaian resmi berwarna emas lembut. Senyum keibuan menghiasi wajahnya, meski matanya sedikit berkaca-kaca.

“Cantiknya anak ibu…” bisiknya sambil membenarkan tusuk rambut giok di kepala Xue Yi.

“Sepertinya baru kemarin kau belajar menulis huruf pertama, sekarang sudah duduk sebagai pengantin putri dari dua negeri.”

Xue Yi menatap ibunya di cermin, lalu menggenggam tangannya lembut. “Ibu, jika bukan karena doa dan kasih sayang Ibu, mungkin Yi’er takkan sekuat ini. Aku berjanji, akan membuat Kerajaan Bai dan Siu hidup dalam damai.”

Permaisuri menepuk tangannya pelan. “Ibu tahu kau akan menjadi jembatan di antara dua bangsa, bukan sekadar pengantin. Dan Wang Ji, dari apa yang Ibu dengar, pria itu bukan hanya tangguh di medan perang, tapi juga lembut di hati.”

“Benar,” ujar Xue Yi dengan senyum malu. “Ia selalu menatapku seolah dunia berhenti berputar.”

Mereka berdua tertawa kecil. Suara itu hangat, membuat pelayan yang berdiri di dekat pintu ikut tersenyum haru.

Tak lama kemudian, Bai Xiang masuk dengan pakaian pangeran berwarna biru safir, disulam benang perak bergambar naga awan. Ia berdiri di ambang pintu, menatap adiknya dengan mata lembut.

“Adikku,” katanya lirih, “aku hampir tak mengenalimu. Kau tampak seperti Dewi dari langit.”

Xue Yi bangkit perlahan, menatap kakaknya dengan mata berair. “Gege, aku ingin mengucapkan terima kasih… karena selama ini kau selalu melindungiku.”

Bai Xiang tersenyum kecil. “Kau tidak perlu berterima kasih. Tugas seorang kakak memang menjaga adiknya. Tapi hari ini, aku harus belajar melepaskanmu.”

Ia mengambil selendang sutra merah yang akan dipakaikan pada adiknya, lalu menutup wajah Xue Yi perlahan. “Mulai sekarang, kau bukan hanya putri Kerajaan Bai, tapi juga Putri Mahkota Siu.”

Permaisuri menatap mereka berdua dengan mata penuh cinta. “Pergilah, Xiang. Antar adikmu dengan bangga.”

---

Halaman utama istana Bai telah dipenuhi para tamu dari dua negeri. Spanduk merah membentang dari gerbang timur hingga aula utama. Di tengahnya, kuda putih berhias pita emas menunggu, membawa kereta berhias naga dan phoenix—simbol persatuan dua kerajaan.

Wang Ji turun dari kudanya. Ia mengenakan jubah merah darah dengan sabuk emas dan hiasan giok hitam di dada, tanda kebangsawanan tinggi. Wajahnya tenang namun sorot matanya tajam. Begitu langkahnya menyentuh batu marmer putih, semua bangsawan menunduk hormat.

Kaisar Bai menyambut di depan tangga, berdiri tegak dalam jubah kebesaran.

“Putra Mahkota Wang Ji,” ucapnya dengan suara berat tapi hangat. “Hari ini bukan hanya hari bahagiamu dan putriku, tapi juga hari di mana dua negeri bersatu.”

Wang Ji menunduk hormat. “Hamba akan menjaga Putri Bai seumur hidup hamba, seperti menjaga hidup hamba sendiri.”

Kaisar Bai menepuk pundaknya pelan. “Aku percaya padamu, Nak.”

Musik kecapi dan genderang pun mengalun. Pintu istana terbuka perlahan, memperlihatkan Xue Yi yang berjalan keluar dengan langkah anggun. Setiap gerakannya seperti tarian awan di langit. Bai Xiang berjalan di sampingnya, membawa pedang upacara.

Wang Ji menatapnya dan dalam tatapan itu, seluruh keramaian seolah lenyap.

Ketika Xue Yi berhenti di depan tangga, Wang Ji berlutut, lalu menundukkan kepala dalam salam penuh hormat. “Untukmu, calon permaisuriku.”

Xue Yi menunduk membalas. “Untukmu, suamiku dan pahlawan negeriku.”

Mereka berdua menaiki kereta phoenix diiringi taburan bunga dari para pelayan. Langit dipenuhi suara lonceng dan nyanyian. Dua negeri bersorak bersama.

Namun, di antara kerumunan yang bersorak itu, sepasang mata diam memandangi dengan perasaan campur aduk—Mei Lin. Ia berdiri di antara para undangan dari rakyat jelata yang diizinkan menonton dari luar gerbang. Wajahnya lembut, tapi hatinya bergetar ketika melihat Bai Xiang berdiri di sisi Wang Ji, gagah dan kharismatik.

Ia menunduk, menggenggam kedua tangannya erat. “Selamat, Putri Xue Yi…” bisiknya. “Semoga pernikahanmu membawa damai.”

Dan di tengah pesta besar itu, Bai Xiang tak sengaja melirik ke arah kerumunan. Sekilas saja, tapi cukup untuk membuat dadanya terasa bergetar. Ia mengenali sosok itu—Mei Lin—dengan pakaian sederhana dan senyum samar di wajahnya.

Hatinya menegang.

Namun saat ia hendak melangkah mendekat, suara musik menggelegar, tanda upacara berikutnya dimulai. Ia hanya bisa menatap dari jauh, menyimpan rasa yang tak bisa ia ungkapkan di tengah kebahagiaan adiknya.

Upacara pernikahan berlangsung megah. Di aula emas kerajaan, Xue Yi dan Wang Ji menyalakan dupa bersama, memanjatkan doa di depan altar leluhur. Mereka meneguk arak pernikahan dari cawan giok, dan dengan itu, secara resmi menjadi suami istri.

Sorak bergema di seluruh aula. Kaisar Bai berdiri dengan mata berkaca-kaca, sementara Permaisuri menahan tangis bahagia.

Setelah upacara selesai, jamuan besar digelar. Musik, tarian, dan gelak tawa memenuhi ruangan. Wang Ji duduk di samping Xue Yi, sesekali menatapnya dengan lembut.

“Sepertinya aku belum pernah melihatmu secantik ini,” bisiknya.

Xue Yi menunduk, tersenyum. “Dan aku belum pernah melihatmu setenang ini. Biasanya kau terlalu tegas.”

Wang Ji tertawa kecil. “Hari ini aku bukan panglima perang, melainkan pria yang beruntung karena bisa memilikimu.”

Sementara itu, di sisi aula, Bai Xiang duduk tenang, tapi matanya tak pernah lepas dari arah luar jendela. Ia tahu Mei Lin mungkin sudah pulang, tapi bayangan wanita itu terus melekat di kepalanya.

Permaisuri yang duduk di dekatnya berbisik lembut. “Kau mencarinya, bukan?”

Bai Xiang menoleh cepat. “Ibu…”

“Jangan menyangkal. Tatapanmu selalu menuju arah yang sama.”

Bai Xiang terdiam sesaat, lalu menghela napas. “Dia ada di luar, Ibu. Di antara rakyat yang menonton. Aku tak bisa menemuinya di tengah pesta seperti ini.”

Permaisuri tersenyum. “Maka temuilah nanti. Tapi ingat, jika kau sungguh menginginkannya, maka jadikan hatinya merasa aman, bukan takut.”

Bai Xiang menatap ibunya, lalu menunduk hormat. “Anakanda akan mengingat nasihat Ibu.”

Malam menjelang, pesta berakhir dengan ribuan lentera dilepaskan ke langit. Setiap lentera membawa doa dan harapan untuk masa depan kedua mempelai.

Xue Yi berdiri di balkon istana baru bersama Wang Ji. Angin malam berhembus lembut, membawa harum bunga malam.

“Lihat, Wang Ji,” bisiknya sambil menunjuk ke langit. “Itu lentera dari rakyat. Mereka percaya pada kita.”

Wang Ji menggenggam tangannya erat. “Dan aku percaya pada janji kita. Aku akan melindungimu, dan bersama, kita akan melindungi kedamaian antara Bai dan Siu.”

Sementara itu, di taman di sisi timur istana, Bai Xiang berdiri sendirian, menatap langit yang sama. Dari arah jalan, cahaya lentera kecil bergerak menjauh. Ia tahu, itu Mei Lin.

Tanpa pikir panjang, ia melangkah mengikuti cahaya itu, hingga akhirnya berhenti beberapa langkah di belakangnya.

“Mei Lin,” panggilnya pelan.

Wanita itu berbalik, terkejut. Lentera di tangannya bergetar sedikit. “Yang Mulia…”

“Jangan panggil aku begitu,” potong Bai Xiang dengan suara lembut. “Panggil aku Xiang saja… seperti dulu.”

Mei Lin menunduk, jantungnya berdegup cepat. “Mengapa Anda ke sini? Hari ini seharusnya Anda bersama keluarga kerajaan.”

Bai Xiang melangkah lebih dekat. “Karena hatiku tidak tenang kalau tidak melihatmu. Aku ingin kau tahu… bahkan di hari paling bahagia bagi keluargaku, wajahmu tetap muncul di pikiranku.”

Mei Lin menatapnya, mata berkilat karena emosi yang tertahan. “Tapi aku hanya rakyat biasa… dunia kita berbeda.”

“Jika aku bisa memilih,” ucap Bai Xiang lirih, “aku ingin menjembatani perbedaan itu. Seperti adikku dan Wang Ji hari ini. Mungkin cinta juga bisa menyatukan dua dunia.”

Angin malam meniup lentera di tangan Mei Lin hingga nyalanya bergetar lembut. Ia menatap cahaya itu lama, lalu berbisik, “Kalau begitu, biarkan waktu yang menguji kata-kata itu, Pangeran.”

Bai Xiang tersenyum samar. “Baik, biarlah waktu menjadi saksinya.”

Dan malam itu, di bawah ribuan lentera yang melayang di langit, dua pasangan dari dua takdir yang berbeda memulai kisah baru mereka satu dalam kemegahan kerajaan, satu dalam ketenangan hati. Namun keduanya diikat oleh satu hal yang sama: cinta yang berani melawan batas dunia.

Bersambung…

1
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa sebenerna mei lin ini
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Asiik udah ketemu jodoh 😅
Maria Lina
kok 1 sih thor biasa 2 kn kurang thor😩😩
Tiara Bella
wahhh jodohnya Bai Xiang ini mah...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ciee pangeran dah ada hilal jodoh nih /Chuckle/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Oohh lama juga sampe bulanan
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaaahh manis naa 😃🫠🤗
Tiara Bella
ceritanya bagus
kaylla salsabella
lanjut Thor
Maria Lina
lgi thor kok 1 kn kurang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kirain hukum mati, kalo dibuang doang nanti bikin pasukan baru ga tuh
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaah strategina kereen /Determined//Determined/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Keserakahan mengalahkan segalana 😏 hhmm dasar sipaman ga tau diri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Jebakan ga sih itu /Speechless/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
😂🤣 Nunggu wangji menyatakan cinta kelamaan ya, jadi nembak duluan
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagi tuh yg mau bunuh wang ji 🤔
Hendra Yana
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!