NovelToon NovelToon
Jalan Yang Terkurung

Jalan Yang Terkurung

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."

Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Keseleo

"Arkan ngapain sih bawa-bawa bola basket deket aku,aku takut kena" Arina sambil mengelak.

"Jadi kamu takut sama bola ini? Ini cuma benda mati kenapa harus takut?"Arkan masih saja melakukan gerakan dribble dekat Arina yang menyipitkan mata,takut.

"Uh ...kamu menyebalkan"Arina berlari kecil masuk kelas.Arkan tertawa kecil melihat Arina yang kabur karna terlalu takut dengan permainan bola nya

"Belajar Mulu,apa tidak bosan hidupnya?"

"Tapi,dia manis sekali saat ketakutan begitu"

Arkan menunduk dan tersenyum tipis

Disisi lain Evan menatap tajam ke arah Arkan,tatapannya dingin tanpa ekspresi.

***

Vivian dan Dita menghampiri Arina,

"Sepertinya ada yang mulai naksir kamu Rin"

Vivian menaruh lengannya di bahu Arina

"Hah!!!...ngga usah aneh-aneh deh"Arina mencerucutkan bibir mungilnya

"Biasanya,cowok yang biasanya kaku akan menunjukkan rasa sukanya dengan mengganggu"Kata Dita sambil menaikkan alisnya dan tersenyum

"Kalian ini ngomongin apa sih?"

"Ngomongin kamu dan Arkan lah"Vivian tertawa

"Omong kosong apa lagi yang kalian bicarakan"

Arina menenggelamkan wajah di kedua tangannya di meja.

Evan masuk kelas,tatapannya langsung ke Arina.Tapi tatapannya hanya sebentar langsung ia alihkan ke bangku yang biasa ia duduki.

Dita menyenggol siku Vivian,setengah berbisik

"Evan kelihatan bete banget tuh"

"Iya,kaya orang yang lagi kebakar cemburu"

Vivian dan Dita tertawa sambil menutup mulutnya

Jam pelajaran berikutnya adalah Olahraga,setelah bel istirahat selesai berbunyi semua siswa menuju ruang khusus untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga dan bersiap menuju lapangan

Priiiiit!!!

Suara peluit dari Pak Bagas guru Olahraga berbunyi nyaring,tanda semua siswa harus sudah ada di lapangan.

"Hari ini,saya ingin kalian mempelajari tekhnik Basket.

Arkan silahkan maju"

Arkan maju dengan semangat,tidak seperti pas pelajaran di kelas...ketika pelajaran olahraga dia selalu berbeda,lebih unggul dari siswa lainnya.

"Arkan,sebagai tim Basket kamu contohkan tekhnik-tekhnik nya kepada teman-teman"

"Baik Pak"

Arkan mulai mendribble bola basket,menggiring bola ke kanan dan kekiri dengan kaki yang lincah dan tenang.Bola memantul-mantul di lantai yang kasar,semua mata fokus pada permainan Arkan.Beberapa siswa berbisik-bisik

"Wah ..Arkan jago ya"

"Arkan udah kayak pemain pro"

"Arkan keren"

Arkan mendengar pujian itu semua,tapi ia tetap fokus...seolah kata-kata tadi bukan apa-apa baginya

"Perhatikan kontrol bola Arkan,ngga cuma memantulkan bola saja tapi posisi tangan dan badan harus seimbang.Bungkukkan badan mu dan mata tetap fokus ke depan" Pak Bagas memberi arahan pada Arkan.

Arkan tetap fokus dengan arahan Pak Bagas,permainannya sangat memukau.Membuat para siswa berdecak kagum

Disisi lain,Arina tidak begitu tertarik dengan permainan basket yang di contohkan Arkan.Tangannya menyilang di dada,tatapan nya kosong ke ujung sepatu miliknya.Di hatinya...

"Bola nya saja sudah menakutkan,bagaimana bisa aku menangkapnya seperti itu"

"Oke cukup Arkan,silahkan kembali ke tempat"

Arkan kembali ke barisan,peluh menetes di dahinya. Nafasnya sedikit memburu

"Selanjutnya,kalian praktek di awali dengan penangkapan bola...Maju satu persatu sesuai berisan"

Pak Bagas memegang bola basket,bersiap mengoper pada siswa.Di barisan belakang Arina meremas jemarinya,"Aduh gimana ini,aku takut...bagaiman bisa aku menangkapnya.Boleh tidak kalau aku izin untuk tidak ikut..tapi nanti nilai Olahragaku gimana? Duh...gimana ya?"

Satu persatu siswa bergiliran menangkap operan bola dari Pak Bagas,tiba saat giliran Arina

"Arkan ,tolong kamu lanjutkan mengoper bola..Bapak akan menyiapkan Ring untuk permainan Basket kalian"

Arkan mengangguk,menerima operan Bola dari Pak Bagas.Di depannya Arina gugup meremas-remas jemarinya sendiri. Matanya terpejam...

Arkan tersenyum melihat ekspresi Arina.Dalam hatinya...

"Apa-apaan,kenapa dia malah tidur begitu"

Arkan memantulkan bola,menatap ke Arina

"Heh!..Kalau mau tidur jangan di lapangan"

Arina membuka mata,wajahnya cemberut

"Siapa yang tidur?"

"Kamu!, ngapain kamu pejam kan mata?"

"Suka-suka aku lah,memangnya kenapa?"

"Bola akan mengenaimu kalau kamu sambil pejam mata begitu"

Arina membenarkan posisinya,matanya membulat..tapi gerakannya bergetar

Arkan tak tahan menahan tawa, ekspresi Arina sangat lucu baginya.

"Cepatlah lempar bolanya,malah tertawa...Kamu pikir aku sedang melucu?"

Arkan menghentikan tawanya,berganti dengan senyum yang nampak mengejek bagi Arina.

Arkan melempar bola ke arah Arina,bola itu melesat sangat cepat.

"Eh ...nanti dulu aku..aku belum siap,aaaw....."

Arina berusaha menangkap bola itu namun gerakannya gugup,jarinya hanya menyentuh ujung bola.Bola memantul ke dadanya,bersamaan dengan...

"Brugg!!"

Bukannya menangkap,Arina malah jatuh terjengkang. Satu tangannya refleks menahan tubuhnya.

Bunyi "Krekk!",membuat Arina meringis.Nafasnya tertahan. Sakitnya menjalar cepat.Matanya panas,ia menggigit bibir bawahnya,mencoba menahan air mata.

"Arina kamu tidak apa-apa?"Arkan mengulurkan tangannya hendak membantu Arina berdiri

"Jangan banyak bergerak" berjongkok di depan Arina,menatap pergelangan tangan Arina yang mulai memerah

"Arina,aku bantu kamu berdiri"

Arkan mencoba memapah Arina,yang kepayahan untuk berdiri.Rasa nyeri di tangan membuat Arina memejamkan mata

Vivian dan Dita menghampiri,wajah mereka panik

"Arina,apanya yang sakit?"

"Sini aku yang bantu Arina" Vivian dan Dita sigap mengambil alih tubuh Arina dari Arkan

Evan melihat Arina tertatih di papah oleh Dita dan Vivian langsung berlari menghampiri

"Arina kenapa? Bawa cepat ke UKS"

"Arina jatuh pas nangkap bola tadi" Jawab Dita

Miss Aida sedang mencatat sesuatu di buku piket,ketika mereka sampai di ruangan UKS

"Ada apa ini?"

"Arina terjatuh saat menangkap bola tadi Miss" Arkan menjawab cepat,ada rasa bersalah di wajahnya.Di hatinya..." Gara-gara aku tidak mastikan dulu Arina siap atau tidak,dia jadi jatuh begini...Arina semoga kamu tidak apa-apa"

Vivian dan Dita berdiri di samping ranjang UKS tempat Arina di baringkan,sedang Evan menunggu cemas di luar ruangan.

"Terimakasih kalian sudah mengantar Arina,sekarang kalian tunggu di luar ya..biar Miss yang tangani Arina"

Mereka mengangguk lalu berjalan keluar

"Arina,bagian mana yang terasa sakit?"

"Tangan ku yang kiri sakit sekali Miss,di bagian pergelangannya"

Miss Aida memeriksa pergelangan tangan Arina yang memerah

"Coba kamu gerakkan pelan-pelan"

Arina memutar pelan pergelangan tangannya,

"Awww...sakit sekali Miss"

"Sepertinya tanganmu keseleo Arina,kamu tenang dulu.Miss akan ambilkan obat oles untukmu"

Arina meringis kesakitan,tangannya yang kanan memegang pergelangan tangan kiri yang memerah.Menggigit bibir bawahnya menahan perih.

Cekatan Miss Aida mengoleskan obat di pergelangan tangan Arina,gerakannya halus dengan wajah yang tersenyum lembut

"Sabar ya,nanti sakitnya akan hilang"

Arina mengangguk pelan,rasa dingin dari obat yang di oleskan tadi menjalar di sekitar pergelangan.Ada sedikit rasa nyaman,dan nyeri yang berkurang.Miss Aida melingkarkan perban menutup pergelangannya.

"Nah ..selesai,sekarang kamu istirahat saja di sini,sampai nyerinya hilang"

"Jangan terlalu banyak bergerak,beberapa hari ini kamu sedang penyembuhan"

"Iya Miss,terimakasih"

"Miss tinggal dulu ya"

"Iya"

Arina duduk di ranjang UKS,matanya menatap lantai

"Aduh ...kalau tanganku begini bagaimana aku bantuin Mamak besok membuat adonan Mie, Kasihan Mamak kalau harus bekerja sendiri. Bapak juga masih kerja kuli di tempat Pak Rohadi,mana bisa bantuin.Kalo Mas Raka,ah ..dia itu susah di mintai tolong"

Arina menghela nafas,lalu menyentuh perban yang menutupi pergelangan tangannya pelan

1
pilay
Lanjutin Thor🙏
Tulisan_nic: Terimakasih pilay,atas dukungannya🤍
total 1 replies
miu@
karya yang luar biasa untuk orang yang posisinya sama
Tulisan_nic: Terimakasih dukungannya Zahara🤍
total 3 replies
miu@
Thor,😥 lanjutin
Tulisan_nic: oke,dukung aku terus buat lanjutin ceritanya ya🤍
total 1 replies
OBELISKC
Aku bahkan rela membayar untuk kelanjutan cerita ini!
Tulisan_nic: Hai,kamu suka alur cerita nya? oke aku akan lanjutkan
dukung aku terus ya🤍
total 1 replies
Eira
Wajib dibaca semua orang!
Tulisan_nic: berasa realate ya,oke aku lanjutin
trimakasih support nya🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!