NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Keluarga Winara telah berkumpul di ruang tamu rumah itu. Hari ini, sebuah keputusan besar akan diumumkan. Kania duduk di sebelah suaminya yang sejak tadi tak berhenti mengelus tangannya. Ia sedikit risih dengan kelakuan pria itu, apalagi di sana juga hadir ibu beserta kakak tirinya yang tak henti-hentinya menatap kagum ke arah suaminya. Edward Lamos sadar akan hal itu, namun ia lebih memilih mengabaikan mereka daripada suasana hatinya memburuk.

Winara menegakkan punggungnya penuh wibawa, berusaha bersikap bagai pria terhormat seperti yang melekat padanya bertahun-tahun silam. Pria paruh baya itu berdehem pelan, berusaha menghalau keheningan. "Baiklah"". Katanya memulai. "Karena semua orang sudah berkumpul di sini, aku ingin menyampaikan satu hal besar yang seharusnya tidak disimpan sendiri. Anita, kita sudah lama berdiskusi soal ini dan kita berdua telah sepakat untuk berpisah benar begitu, Anita?" Winara menatap istri yang sebentar lagi akan menjadi mantannya.

Yang ditatap hanya diam, tapi matanya menghunus tajam bak belati. Wanita itu terlihat tidak terima dengan ucapan suaminya.

"Ini bukan keputusan impulsif, Anita. Aku tau bagaimana kelakuanmu di belakangku. Selain menyalahgunakan uangku kau juga menyalahgunakan kepercayaanku". Winara berucap sinis.

Anita panik, kelakuan buruknya mulai tercium oleh sang suami. Diam-diam, ia menjalin hubungan dengan pria dari masa lalunya. Ia bahkan menafkahi pria itu seolah-olah ia yang paling berhak atas harta Winara. Dalam diam, wanita itu mulai menyusun dusta.

"Apa maksudmu? Kau menuduhku di depan anak dan menantumu? Kau yang benar saja, Winara". Anita berusaha terlihat tenang.

Kania yang bingung dengan apa yang terjadi di depannya hanya diam, sementara Edward tersenyum sinis ke arah ibu mertuanya. Sedikit tau kenapa ayah mertuanya mau menceraikan istrinya itu. Kania melirik suaminya yang seolah-olah paham dengan drama dadakan itu. "Kak, senyummu aneh sekali seperti dukun". Kania berbisik lirih di telinga kiri suaminya. Edward melotot kesal. Bisa-bisanya disamakan dengan dukun. Pria itu ingin sekali menjawab ucapan istrinya, namun melihat ekspresi serius ayah mertuanya, membuat ia menunda hal itu. Awas saja kau, batinnya sambil memberi tatapan mengancam pada Kania.

"Menuduhmu? Siapa yang menuduh, Anita? Ucapanmu seolah-olah kau adalah wanita tersuci abad ini". Winara berucap santai.

"Apa kau pikir karena selama ini aku diam, kau bebas melakukan apapun di luar sana, termasuk mempermainkanku?!" Winara melempar kasar sebuah kantong coklat ke arah istrinya. Anita berjengit kaget, ketakutan mulai menguasainya. Ia pikir selama ini ia aman, toh Winara tak pernah peduli dengan apa yang dilakukannya. Wanita itu bekerja sama dengan Rina putrinya dalam hal menyimpan pengkhianatan ini. Sepertinya kali ini keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Foto-foto kebersamaannya dengan seorang pria bertebaran di meja kaca itu, sebagian bahkan jatuh ke lantai.

"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Winara. Kau dengar dulu penjelasanku". Anita memohon.

"Tidak seperti yang aku pikirkan? Memangnya kau tau isi pikiranku. Sudahlah Anita, saat ini perpisahan memang jalan terbaik bagi kita".

"SETUJU"...

Semua orang menoleh ke arah sumber suara dengan berbagai macam tatapan. Edward Lamos tanpa sadar telah mengeluarkan isi hatinya. Yang ditatap hanya menggaruk-garuk tengkuknya asal, berusaha mengusir rasa malu. Kania menggelengkan kepalanya keheranan mendengar kalimat spontan suaminya.

Anita menatap tajam pria asing itu. Rahangnya mengetat, wanita itu terlihat sangat marah.

"Maaf, Tuan apakah ini adalah sikap sopan yang ditunjukkan pada mertuamu?" Sentak Anita kasar. Jika boleh, ia ingin sekali menendang kepala pria asal bicara itu.

"Mertua? Cih, sejak kapan aku menganggapmu mertua. Kau percaya diri sekali, Nyonya.Geli sekali jika aku punya mertua sepertimu apalagi harus berurusan dengan putri badutmu itu, hei apa yang kau kenakan kali ini. Astaga kau terlihat seperti kepiting alaska". Pungkas Edward tanpa pikir.

Mata Anita semakin melotot tajam mendengar ucapan tidak sopan pria itu, urat lehernya menegang tanda amarahnya sedang membumbung tinggi.

"Wah kau memang cocok dengan gadis sialan itu. Sama-sama tidak bisa bersikap sopan pada orang tua. Kutebak karena kalian sama-sama tidak mendapat didikan dari seorang ibu".

"TUTUP MULUTMU ANITA". Sentak Winara. Pria itu mendekat ke arah istrinya kemudian, PLAK PLAK PLAK. Tiga tamparan keras dilayangkan ke pipi keriput istrinya. Semua yang hadir di situ terhenyak melihat kemarahan Winara. Anita bahkan diam ketika diperlakukan sekasar itu, dalam hatinya ia memaki kasar Edward Lamos.

"Sekali lagi kau bicara begitu, kurobek paksa mulutmu". Winara menunjuk kasar istrinya.

Edward terlihat sangat serius menikmati ketegangan di depannya, memang pria penyuka keributan. Kania yang melihat keseriusan suaminya mencubit pelan pinggang pria itu.

"Sakit sayang". Bisik Edward kesal. Pria itu sedikit heran kenapa akhir-akhir ini ia sering sekali mendapat kekerasan. Ini tidak bisa dibiarkan, batin pria itu menuntut keadilan.

"Apa kakak bisa sedikit lebih tenang. Coba saja kalau Kakak diam sejak tadi. Mungkin saja ayah tidak semarah itu, mulutmu memang menyusahkan, Kak". Keluh Kania sambil berbisik.

"Ckkk kau selalu saja begitu. Aku hanya mengeluarkan isi hatiku kenapa kau melarangnya? Itu salah satu hak berbicara, Sayang. Dua wanita ular ini pantas mendapatkannya lagipula aku sudah tau bahwa ayah akan menceraikan wanita ini". Jelas Edward panjang lebar sambil mengelus pelan bekas cubitannya. Ia tebak pasti kulit pinggangnya memerah. Kalau bukan istri, kau sudah kulemparkan ke tengah hutan pinus, batin Edward kesal sambil melirik istrinya yang kembali fokus melihat pemandangan tak indah di depannya. Selalu saja begitu. Ia selalu diabaikan ketika sudah mendapatkan kekerasan. Coba kalau aku yang mencubitnya, dia akan menangis seolah-olah aku telah menyiksanya sampai puas, hati kecilnya berbisik tidak terima.

1
Lee Mbaa Young
Si suami mikir dan smp uring uringan si istri berdua dng laki lain smp lupa waktu. sesibuk apapun aku ttp ingat kok ngasih kbar orang rumah. walau cm satu sms, kl sdh gk ngasih kbar berarti orang rumah gk penting di hidupnya.
Lee Mbaa Young
🤣 seorang dng status istri tp saat dng laki lain smp lupa punya suami. lupa waktu dan mau di antar pulang semobil berdua. 👍
Lee Mbaa Young
Jmn Sekarang seorang istri mau ya di antar lelaki lain bukan muhrim, kn bisa naik taksi, ojek, angkutan. maaf krn status sdh punya suami lo.
mungkin memang zaman sdh Berubah jd Hal seperti itu lumrah. pdhl kn wanita bersuami tp mau berdua dng lelaki lain di antar pulang🤣🤣🤣. jd kyak murahan dong.
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!