"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #32
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Selama berada di Aula perusahaan Lee Rahardian, Erica sangat sangat menikmati acara. Tak jarang ia juga ikut tertawa meski terus menolak saat di minta bergabung sekalipun bersama Cita. Biasanya ia hanya mendengar keseruannya hanya dari cerita sang Kakak, itupun tak terlalu di gubris sebenarnya, tapi tidak kali ini yang justru ia bisa menyaksikan langsung.
Jika di tanya fokus atau tidak, jawabannya mungkin tidak karna jika Kai tak terlihat dimatanya ia akan sibuk mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru Aula.
"Er, sekarang pembagian Doorprize. Ayo kedepan. Kali aja kita pulang bawa mobil," ajak Cita sambil menarik tangan adiknya.
Erica hanya tersenyum sambil mengangguk, ia ikuti langkah Cita untuk menuju panggung pembagian Hadiah. Jangan tanya apa saja isinya karna Erica saja sampai tak percaya. Selain yang di katakan Cita barusan yaitu sebuah mobil sebagai Doorprize utama ada juga sepeda motor, barang elektronik, tiket jalan jalan, uang tunai dan banyak yang lainnya.
"Pulang yuk, Mbak" ajak Kai tiba-tiba yang sontak membuat Erica menoleh.
"Hah--, apa?" tanya Erica kaget dan memang tidak terlalu mendengar karna cukup bising, sorak sorai dari semua karyawan sangat membuktikan betapa bahagianya mereka hari ini.
"Pulang, Mbak. Acaranya udah mau selesai," jelas Kai lagi.
"Tapi Doorprizenya?"
Kai tertawa kecil, "Memang mbak Er mau hadiah apa?" tanya Kai, "Kan udah bisa dapetin aku," lanjutnya lagi yang langsung membuat dahi wanita di depannya itu mengernyitkan.
Erica langsung buang muka, tapi tangannya di tarik oleh Kai yang mau tak mau membawanya keluar dari Aula, ada cukup banyak pasang mata yang melihat mereka berjalan berdua dengan bergandengan tangan termasuk Mamih Rinjani.
"Aku belum bilang Kak Cita loh, Kai."
"Kak Cita pasti tahu kalau adeknya aku yang culik, Mbak, " jawab Kai yang lalu membuka pintu mobil mewahnya dan meminta Erica untuk cepat masuk.
Tak ada pilihan, wanita itu menurut saja karna untuk menghindar pun rasanya tak bisa sebab tubuh Kai jelas menghalanginya barusan.
"Tadi Mbak makan banyak gak di dalam?" tanya Kai setelah ia menyalakan mesin mobilnya yang kini perlahan melaju meninggalkan area parkiran VVIP.
"Lumayan kok, ada beberapa yang aku cicipi. Semuanya enak, Kai. Keluargamu hebat ya bisa membuat acara seseru dan sehangat ini layaknya acara keluarga." puji Erica jujur dari dalam hatinya, tidak berlebihan karna memang itulah yang ia rasakan.
"Makasih ya, Mbak. Tapi memang mereka semua layak mendapatkan itu semua. Mereka semua sudah bekerja keras demi kemajuan perusahaan," jawab Kai.
Erica tersenyum, baru ini pemuda itu seperti manusia saat bicara. Tak rasa jengkel yang di rasakan Erica malah ia bangga dengan apa yang di ucapkan Kai.
"Hem--, calon Bos muda nih," ledek Erica sambil terkekeh.
"Aamiin, Mbak. Do'ain aja."
Mobil terus melaju entah kemana, meski awalnya Kai mengajak pulang tapi Erica tahu ini bukan jalan menuju rumah orang tuanya.
"Aku mau ajak Mbak makan dulu, gak apa apa kan?"
"Hem, makan ya? boleh deh, aku juga lapar, Kai," sahut Erica, perlahan ia mencoba untuk menikmati kebersamaannya dengan Kai. Ia akan ikuti alur perasaannya tanpa berharap lebih banyak dulu.
"Mau makan apa? jangan bilang terserah, aku lagi males mikir nih, Mbak."
"Loh, kan kamu yang ajakin. Aku ngikut aja."
Kai menghela napas berat, ia memelankan laju mobilnya saat di rasa ponselnya bergetar di saku celana, " Nanti ya, Mbak, aku angkat telepon dulu."
"Iya, Kai," sahut Erica tak masalah, ia membuang pandangan ke luar kaca untuk pura-pura tak tahu, tak lihat dan tak mendengar.
"Iya, Gemma, ada apa?" tanya Kai saat wajah mantan Buaya betina nampak di layar ponselnya.
"Sudah pulang, Sayang?"
"Sudah, Gemma. Kai pulang bareng Mbak Er," jawabnya jujur.
Deg, jantung Erica sedikit mencelos saat namanya di sebut oleh pemuda di sampingnya.
"Boleh Gemma lihat, Sayang?" pinta wanita itu.
"Boleh, dong, Gemma. Tunggu sebentar."
Kai langsung mengalihkan layar ponselnya dari hadapannya ke arah Erica yang reflek menoleh dan tersenyum, ia juga sempat menyapa dengan melambai kan tangannya kehadapan Nyonya besar Lee Rahardian Wijaya.
.
.
.
.
.
Kok gak kelihatan, Kai? langsung aja bawa ke rumah yaaaa....
Tetep semangat 💪💪💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
akhirnya melipir ke sini setelah di paijo ndak muncul2.
kangen dengan rayuan luar biasanya 👏👏👏
Tetap semangat 💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰