Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Keponakan Big Bos
Candramaya memoles bibirnya dengan lipstik warna nude. Karena acara diadakan di rumah dan berkesan santai, dia memilih riasan tipis saja di wajahnya.
"Kamu pergi sama siapa, Yank?" tanya Krisna yang sejak tadi memperhatikan istrinya itu berdandan.
"Sama Diana, Mas. Nanti dia mau jemput kemari." Candramaya menutup tas make up nya setelah ia selesai berhias.
"Sampai jam berapa kira-kira acaranya, Yank?" Sebenarnya Krisna selalu merasa khawatir jika Candramaya berada di luar rumah pada waktu malam hari. Seandainya dia sehat, dia ingin mengantar Candramaya pergi dan menunggunya sampai acara selesai, walaupun dia harus menunggu di luar rumah bos dari istrinya itu. Sayangnya saat ini dia tidak bisa melakukan itu, karena kondisi fisiknya yang tak memungkinkan.
"Nggak tahu, Mas. Kalau dimulai abis Isya, mungkin jam sepuluhan kelarnya." Candramaya bangkit dan menyampirkan sling bag di pundaknya.
"Kalau sudah selesai langsung pulang aja, Yank. Biar kamu bisa cepat istirahat." Krisna selalu tak tega kalau Candramaya mesti beraktivitas di malam hari, di waktu orang beristirahat.
"Iya," sahut Candramaya singkat, sebab ia pun butuh istirahat dan ingin secepatnya berada di tempat tidur.
"Mama, ada Tante Diana!" Dari luar kamar, suara Rangga terdengar berteriak, memberitahu kedatangan Diana.
"Suruh tunggu dulu, Dek!" balas Candramaya. "Mas, aku berangkat dulu, ya. Kalau Mas mau istirahat dan sudah ngantuk, Mas tidur aja duluan, nggak usah nungguin aku pulang. Assalamualaikum ..." Candramaya mencium tangan suaminya dan berpamitan.
"Waalaikumsalam, hati-hati, Yank." Krisna ikut mengantar Candramaya keluar menggunakan kursi rodanya.
"Mbak Maya udah cantik mau ke mana?" tanya Ayuning ketika melihat Candramaya keluar dari kamar.
"Mbak ada tugas dari kantor. Pintunya nanti dikunci dan dilepas aja kuncinya ya, Yu! Mbak bawa kunci sendiri," ujar Candramaya tanpa menghentikan langkahnya hingga sampai di ruang tamu.
"Kita berangkat sekarang, May?" Diana bangkit dari duduk saat melihat kehadiran Candramaya di ruang tamu.
"Oke, yuk!" Candramaya setuju.
"Hati-hati bawa motornya, Dy. Jangan ngebut-ngebut!" Krisna yang sampai juga di ruang tamu berpesan pada Diana agar hati-hati dalam berkendaraan.
"Oh iya, Mas. Gimana kabarnya, Mas? Udah ada hasil dari terapinya?" Diana lalu menghampiri dan menyalami Krisna saat melihat suami temannya itu muncul dari dalam rumah.
"Ya, seperti inilah, Dy. Masih bergantung dengan kursi roda," jawab Krisna memelas.
"Nggak apa-apa, Mas. Yang penting tetap berusaha dan tetap semangat untuk cepat sembuh." Diana mencoba membesarkan hati Krisna agar tidak patah semangat dan terus melakukan terapi pengobatan agar bisa beraktivitas layaknya orang normal.
"Iya, Dy. Memang harus banyak sabar," sahut Krisna.
*Udah yuk, Dy. Kita berangkat!" Candramaya mengajak Diana pergi, agar Diana tidak terus berbincang dengan suaminya dan memperlambat mereka sampai di rumah Pak Thomas.
"Mas aku pamit dulu. Nanti pulang Maya aku antar lagi ke sini. Assalamualaikum ..." Diana lalu berpamitan kepada Krisna dan berjanji akan mengantar Candramaya karena ia yang menjemputnya.
"Waalaikumsalam, makasih ya, Dy." Krisna mengucapkan terima kasih karena Diana sudah berbaik hati menjemput dan berjanji mengantarkan Candramaya pulang ke rumah.
Candramaya dan Diana pun akhirnya meninggalkan rumah menggunakan motor Diana. Sementara dari pintu rumah, Krisna memperhatikan kepergian istrinya itu dengan perasaan tak tenang.
***
Acara ulang tahun Pak Thomas yang ke lima puluh tahun dirayakan dengan sederhana, namun, syarat akan kebersamaan dan kekeluargaan antara Pak Thomas dengan anak buahnya di divisi marketing.
Sikap Pak Thomas yang bijaksana membuat karyawannya merasa bersedih karena harus berpisah dengan sang bos. Mereka khawatir pengganti Pak Thomas tidak bisa bersikap seperti Pak Thomas selama ini kepada mereka.
Mereka kini sedang berbincang santai setelah menikmati makanan yang disajikan keluarga Pak Thomas untuk mereka.
"Pak, kenapa nggak diperpanjang saja masa kerja di sana? Tambah lima tahun lagi gitu. Biarpun sudah hampir enam puluh tahun, tapi Bapak masih kelihatan segar dan cukup produktif dengan pekerjaan Bapak." Andi, supervisor di departemen marketing bahkan meminta agar Pak Thomas tetap beraktivitas di kantor.
Pak Thomas terkekeh mendengar permintaan anak buahnya.
"Itu 'kan bukan perusahaan saya, An. Kalau punya saya sendiri sih, nggak masalah. Tapi perusahaan 'kan perlu regenerasi kepemimpinan. Kalau sampai diperpanjang lima tahun lagi, saya takut pikun duluan dan salah dalam menentukan kebijakan." Pak Thomas menjelaskan alasannya, kenapa dia tetap memilih untuk resign.
"Jujur aja sih, Pak. Kita khawatir pengganti Bapak nanti orangnya nggak asyik dan terlalu kaku sama karyawan." Diana menambahkan alasan, kenapa mereka terasa berat melepas Pak Thomas yang akan resign tahun depan.
"Bapak udah dapat info, siapa yang akan menggantikan Bapak nanti, Pak?" iseng Candramaya menanyakan orang yang akan menggantikan posisi Pak Thomas.
"Dengar-dengar sih, katanya masih keponakan Pak William. Tapi, saya juga belum tahu pasti, benar atau tidaknya soal itu." Pak William adalah owner juga CEO di perusahaan retail tersebut. "Sejauh ini kalian bisa menilai bagaimana Pak William dalam memimpin perusahaan, kan? Jadi saya rasa mungkin nggak akan beda jauh dengan kepemimpinan Pak William," Jawaban Pak Thomas, memberi sedikit bocoran, siapa yang akan menggantikannya sebagai pimpinan divisi marketing.
"Waduh, keponakan Big Bos? Berasa kita dimata-mata dong, nanti." Candramaya langsung bereaksi saat mengetahui calon bosnya ternyata masih kerabat bos besar mereka.
"Eh, benar juga, ya!? Kita mesti waspada kalau memang benar yang gantiin Pak Thomas itu masih keponakannya big boss." Diana mempunyai pikiran yang sama dengan Candramaya. Mungkin suasana di divisi marketing tidak akan senyaman sebelumnya.
Pak Thomas kembali terkekeh dengan menggelengkan kepalanya menanggapi sikap insecure anak buahnya terhadap calon penggantinya di kantor itu.
"Kalian ini belum apa-apa sudah ketakutan gitu," ucapnya kemudian.
"Bukannya bermaksud suudzon, Pak. Tapi, kita harus tetap waspada, jangan sampai apa yang kita lakukan akan tembus ke Big Boss," sahut Diana, merasa ketakutan mereka wajar.
"Kalau kalian memang tidak melakukan kesalahan, untuk apa takut? Santai saja dan jalani tugas sebaik mungkin agar kalian tetap baik di mata bos baru kalian nanti." Pak Thomas memberikan saran dan nasehatnya kepada anak buahnya yang hadir di acara ulang tahunnya itu. Selama ini kinerja timnya termasuk baik dan dia ingin mereka tetap solid siapapun pemimpin mereka di kemudian hari.
*
*
*
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪