'Kegagalan adalah sukses yang tertunda.'
'Kegagalan bisa jadi pelajaran dan cambuk untuk terus maju menuju sukses.'
Dan masih banyak kalimat motivasi ditujukan kepada seseorang yang gagal, agar bisa bertahan dan terus berjuang.
Apakah kalimat motivasi itu berlaku dalam dunia asmara?
Nathania gagal menuju pertunangan setelah setahun pacaran serius penuh cinta. Dan Raymond gagal mempertahankan mahligai rumah tangga setelah tiga tahun menikah.
Mereka membuktikan, gagal bukan berarti akhir dari kisah. Melainkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru, lebih bernilai. Lahir dari karakter kuat, mandiri dan berani, setelah alami kegagalan.
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Ketika Hati Menyatu"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. KHM
...~•Happy Reading•~...
Di Bandung, di hari yang sama ; Nathania sudah pulang dari kantor notaris sambil membawa semua dokumen yang diurus bersama kakaknya. Dia bersyukur, semua yang dikerjakan hari itu lancar. Jalanan yang tidak terlalu macet, juga pengurusan pergantian nama warung.
Ketika tiba di rumah dan karyawan yang dimintai tolong untuk mengantar dengan mobil kakaknya sudah pulang, Nathania masuk ke dalam rumah dengan hati lega. "Non Thania mau makan sesuatu?" Tanya Bibi yang membuka pintu untuknya.
"Ngga, Bi. Makasih.... Tadi sudah makan di luar. Bibi siapkan buat nanti sore dan malam saja. Aku mau rapiin kamar dan istirahat sebentar." Nathania menjelaskan yang akan dikerjakan.
"Baik, Non. Kalau perlu bantuan untuk merapikan kamar, kasih tahu Bibi." Bibi menawarkan bantuan, karena mereka sudah lebih santai setelah kesibukkan acara pernikahan Nike.
"Iya, Bi. Sekarang kalau Bibi bisa istirahat, istirahat saja. Mumpung warung belum buka." Nathania berkata demikian, sebab tahu kedua Bibi bangun sangat pagi untuk menyiapkan keperluannya.
"Iya, Non. Terima kasih." Ucap Bibi, sopan dan hormat sebelum meninggalkan Nathania.
Sebelum istirahat, Nathania mengambil kunci pintu kamar kakaknya, untuk meletakan semua dokumen dalam brangkas.
Setelah berada dalam kamar Nike, Nathania mencari brankas seperti yang diminta kakaknya. Namun sekian lama mencari dalam kamar dan lemari pakaian Nike, Nathania tidak menemukan brankas.
Nathania jadi heran. Dia ingat-ingat lagi yang dikatakan kakaknya. Dia yakin, kakaknya punya brankas. Tapi dia lupa kakaknya bilang letakan di mana. 'Nanti sore saja baru aku telpon Kak Nike untuk tanya.' Nathania membatin sambil mengunci pintu kamar, lalu masuk ke kamarnya untuk istirahat.
Namun saat dia hendak meletakan dokumen di dalam lemari, dia melihat kotak brankas di dasar lemari pakaiannya. 'Oh, kakak letakan di sini? Kok, aku ngga tahu, ya.' Nathania membatin, lalu mengunci pintu kamarnya.
Dia duduk di lantai setelah membuka pintu lemari pakaian. Kemudian dia membuka brankas untuk periksa isinya sebelum memasukan dokumen rumah dan warung.
Nathania terkejut melihat isi brankas. Selain ada beberapa lembar surat berharga, ada buku tabungan dan deposito. Dia melihat sejumlah uang tunai 100 ribu dan 50 ribu dan kotak perhiasan Mamanya.
Nathania menghembuskan nafas kuat, tetapi dia tidak menghitung jumlah uang yang ada. Dia hanya merapikan dan memasukan ke dalam amplop, lalu letakan bersama dokumen yang dia bawa dari notaris.
'Terima kasih, Kak. Aku akan menjaga semua ini dengan sepenuh hati. Kiranya aku bisa mengikuti jejak kakak.' Nathania membatin dengan mata berembun, terharu.
Setelah memasukan kembali semua dokumen, dia menutup brankas lalu menyimpan dengan rapi. Agar tidak mudah terlihat oleh orang yang membuka lemarinya. Walau memakai kode rahasia yang dibuat kakaknya, Nathania tetap letakan di tempat tersembunyi.
Setelah mandi, Nathania melihat catatan yang diberikan kakaknya di atas meja rias. 'Mumpung masih ingat.' Nathania membatin sebelum istirahat. Dia mengambil kalender yang sudah ditandai dengan spidol hitam, lalu melihat catatan.
Waktu buka Warung: Pkl. 10.00 - 18.00 Wib.
Waktu masuk kerja pegawai Pkl. 09.00 - 19.00 Wib. (8 Jam kerja /sisanya lembur)
Warung buka: Selasa - Minggu. Senin, Libur.
Melihat itu, Nathania duduk dan menghitung. 'Sekarang hari kamis, berarti warung akan dibuka satu hari lagi. Kakak akan pulang hari senin, pas hari libur warung.' Nathania jadi bersemangat menanti warung dibuka kembali dan kepulangan kakaknya.
Kemudian dia mencatat apa saja yang harus dikerjakan sebelum membuka warung. Agar semua terlihat satu persatu dan tidak ada yang terlewatkan. Pengalaman bekerja di perusahaan tambang membuat dia bisa cepat mengatur cara kerjanya.
~*
Setelah istirahat, Nathania bangun dan menuju ruang makan. "Bi, tolong buatkan minuman dingin, ya. Saya mau ke warung, ada yang mau dikerjakan." Ucap Nathania kepada kedua Bibi yang sedang bekerja di dapur.
"Iya, Non. Nanti Bibi siapkan. Biar Rara antar ke warung." Bibi yang sudah lama bekerja sangat mengerti Nathania dan Nike.
"Iya, Bi. Makasih." Nathania segera ke luar rumah menuju warung.
Nathania membuka pintu warung bagian belakang lalu melihat barang yang akan dijual. Hampir semua barang yang dijual kakaknya adalah souvenir dan ole-ole buat orang yang sedang berwisata di Bandung dan sekitarnya. Oleh sebab itu, dia mulai mendata barang yang siap dijual saat warung dibuka.
Ketika melihat satu persatu, dia tahu yang dijual kakaknya adalah semua jenis ole-ole hasil produksi rumahan dan pabrik yang ada di Bandung dan wilayah terdekat, seperti dodol, tahu, tempe, kripik, dan ole-ole lainnya.
Nathania jadi mengerti, sebab jalan depan rumah mereka dilewati oleh kendaraan dari luar kota. Apa lagi tidak jauh dari tempat tinggal mereka ada banyak hotel berbintang. Jadi kalau ada yang berlibur di Bandung dan tinggal di hotel dan sekitarnya, akan datang membeli ole-ole dari warung mereka.
Dia mulai mengeluarkan barang yang akan dijual dari dalam kotak-kotak tempat penyimpanan. Nathania terkejut melihat ada banyak barang yang perlu disortir, agar tidak kadaluarsa. Melihat itu, dia menyadari, tidak bisa lakukan sendiri dengan cepat.
Dia segera menghubungi ketiga karyawan dan meminta mereka masuk kerja untuk membantunya. Dan jam kerja mereka akan dihitung sebagai lembur. Ini adalah keputusan pertama yang dia lakukan setelah menerima tanggung jawab dari kakaknya untuk mengelola warung.
~*
Tidak lama kemudian, karyawan mulai datang sesuai waktu yang mereka sepakati. Dia bersyukur, karyawan yang direkrut kakaknya masih muda, lulusan SMA dan tidak bisa lanjutkan kuliah. Sehingga dia tidak sungkan untuk minta tolong.
"Mbak Thania, apa semua barang ini, perlu dikelompokan?" Tanya salah seorang karyawan yang sudah datang lebih awal. Pertanyaannya membuat Nathania melihatnya dengan hati lega. Pertanda karyawan tersebut paham yang akan dikerjakan.
"Iya, Herni. Tolong catat sesuai jenis yang ada di lembar catatan itu, ya." Nathania menunjuk lembaran kertas yang dia letakan di atas etalase. "Itu saya sudah buat kelompoknya, jadi tinggal catat nama barang dan tanggal expired." Nathania berkata cepat kepada Herni, karyawan wanita yang lebih senior.
Nathania mengunakan pengalaman kerja untuk mencatat tanggal expired. Kalau di kantor sebelumnya, dia mencatat harga barang, sekarang dia mencatat tanggal expired. Agar bisa tahu barang mana saja yang harus dijual cepat dan barang mana yang tidak bisa dijual lagi.
Nathania merasa lega melihat kedua karyawan datang kemudian. "Nana, tolong urutkan barang yang hampir expired, lalu letakan di bagian depan, ya. Sedangkan yang tinggal seminggu, tolong letakan dalam kotak tersendiri dan berikan diskon." Nathania mulai memisahkan barang yang akan dijual.
Namun saat mereka sedang sibuk mengsortir dan memisahkan barang, tiba-tiba ada yang mengetok dari luar. Nathania langsung melihat ketiga karyawan, karena tulisan tutup masih tertempel dan rolling door tidak dibuka.
...~_~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
semangat Raymond❣️