Ketika Hati Menyatu

Ketika Hati Menyatu

Bab 01. KHM

...~•Happy Reading•~...

Suatu hari, menjelang siang di gedung bertingkat tinggi di Jakarta pusat, seorang gadis cantik, cerdas dan cekatan bernama Nathania sedang serius bekerja di sudut ruangan sebuah kantor perusahaan pertambangan.

Dia gadis muda ceria dan good looking. Kulitnya putih mulus, hidung mancung, bibir mungil, alis seperti semut berbaris dan lesung pipit sebelah juga rambut ikal melengkapi kecantikannya.

Semua itu menambah daya tarik bagi para pengusaha muda yang berkantor di gedung itu. Dikala bertemu, wajah dan penampilan Nathania sering mengusik dan membuat mereka terpesona. Sehingga tanpa malu-malu, mereka menatap dan menunjukan rasa tertarik padanya.

Namun Semua itu tidak mengganggu dan membuat Nathania tergoda. Karena selain sedang menata karier setelah menyelesaikan kuliah akutansi, ada satu nama pria yang sudah mengisi hatinya.

Sekarang Nathania bekerja sebagai karyawan di perusahaan tambang batu bara dan sedang menjalani masa training enam bulan sebagai karyawan baru dan ini adalah bulan kelima. Dia bersemangat, fokus, tekun dan hati-hati dalam menyelesaikan semua pekerjaan yang ditugaskan padanya.

Dia berusaha tidak melakukan kesalahan, supaya bisa mendapat penilaian bagus dari perusahaan. Sehingga masa kontrak kerjanya diperpanjang, atau bisa diangkat sebagai karyawan tetap.

Oleh sebab itu, selama menjalani masa training, dia mencurahkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan kemampuannya untuk mencatat nilai barang perusahaan menurut petunjuk pimpinan dan angka yang tertera pada barang.

Agar bagian keuangan mudah memisahkan barang yang perlu diganti atau masih bisa dipertahankan sesuai tahun pembelian dan nilainya. Jadi dia tidak boleh melakukan kesalahan.

Sepanjang pagi dia terus fokus melihat lembaran catatan barang inventaris di atas meja, sambil sesekali melihat layar komputer. Dia selalu berdoa, semoga tidak salah input nama barang atau ada angka yang terlewatkan. Sehingga terjadi kesalahan dan harus mengulang lagi dari awal.

"Thania, bisa selesai sebelum istirahat?" Teman satu ruangan, sesama training mendekatinya.

"Astaga... Amelia, kau bikin kaget. Nih, lagi ngebut. Semoga bisa selesai." Jawab Nathania sambil menunjuk layar komputer.

"Sorry..." Amelia mengangguk dan mengelus pelan bahu Nathania, sebagai tanda minta maaf.

"Ada apa, Amel?" Nathania meletakan lembaran di tangan dan berbalik melihat Amelia sebelum dia kembali ke meja kerjanya.

"Aku mau ajak makan Ramen Sopa yang sedang viral itu. Katanya baru buka cabang di Ampas. Hari ini ada promo." Amelia menjelaskan dan berharap Nathania tertarik dan lekas menyelesaikan tugasnya.

"Waaah... Benarkah? Uuuuuh..." Mata Nathania berbinar mendengar Ramen Sopa.

"Benar, tadi aku lihat infonya." Amelia menjawab serius untuk meyakinkan Nathania.

Tiba-tiba mata Nathania meredup melihat wajah cantik Amelia, setelah ingat sudah ada janji. "Yaaa, sayang banget. Aku mau, tapi udah janjian mau lunch dengan Mas Andy." Nathania jadi tidak enak, karena Amelia adalah teman baik yang selalu menemaninya sejak masuk kerja.

"Ngga pa'pa, Thania. Lain kali aja kita ke sana. Aku pingin makan berdua. Ngga seru kalau pergi makan sendiri." Amelia coba bersikap santai dan biasa, lalu berjalan lambat ke tempat duduk untuk meneruskan pekerjaan.

Walau merasa tidak enak terhadap Amelia, Nathania kembali fokus menyelesaikan tugas. Agar kalau Andy jemput, dia tidak buru-buru.

~*

Sebelum tiba waktu istirahat, Nathania berdiri dan menggerakan badannya untuk merenggangkan otot kaku dengan perasaan lega. Target pekerjaannya hari itu bisa selesai dikerjakan sebelum istirahat.

Hatinya lega saat merapikan tas dan melihat ponselnya bergetar di atas meja. Ketika melihat nama A'Andy di layar ponsel, dia tersenyum dan segera merespon dengan hati riang.

Dia membayangkan akan makan siang berdua sambil membicarakan langkah berikut setelah Andy mendapat promosi jabatan. Dia berharap, hari ini Andy bisa memberikan kepastian mau bertemu dengan kakaknya. Bukan untuk melamar, tapi bisa mengenal dan dikenal kakaknya.

"Hallo, Mas. Udah jalan?" Nathania langsung bertanya, sebab hampir tiba waktu istirahat siang. Jadi dia bisa langsung pergi saat jam istirahat tiba.

"Maaf, Yank. Aku meeting ama boss, tapi belum selesai. Lunchnya tunda dulu, ya." Ucap Andy pelan, tapi nadanya tidak enak didengar Nathania.

Semangat dan nada riangnya jadi surut. "Oh, iya. Ngga pa'pa, Mas. Fokus aja ama kerjaannya." Nathania berusaha bicara santai dan tenang.

"Ok, Yank. Aku janji, nanti sore aku jemput setelah pulang kantor." Ucap Andy yang merasa bersalah.

"Mas, ngga usah janji. Pasti lupa.... Tadi pagi kan, sudah bilang. Nanti sore ngga bisa jemput, makanya sekarang mau lunch." Nathania mengingatkan yang dikatakan Andy dengan nada suara mulai berubah.

"Oh, iya, Yank. Untung, ingatin. Akhir-akhir ini lagi banyak kerjaan, jadi kadang lupa. Thanks, udah mau ngerti aku." Ucap Andy dengan nada pelan dan manis.

"Iya, Mas. Udahan dulu. Nanti ditungguin bossnya." Nathania mengingatkan lagi, sebab Andy mengatakan sedang meeting dengan bossnya.

"Ok, Yank. See you." Andy mengakhiri pembicaraan setelah Nathania membalas salamnya.

Nathania terhenyak, menghembuskan nafas kuat dan menyandarkan punggung. 'Sabar, Thania, sabar.' Nathania coba menurunkan tensi rasa kecewanya, agar bisa memahami kesibukan Andy.

Hampir satu tahun bersama menjalin hubungan serius, bukan waktu yang singkat untuk membuatnya tidak mengerti. Andy sedang konsentrasi bekerja untuk membangun masa depan, masa depan mereka. Karier Andy sebagai sales manager di sebuah perusahaan properti sedang menanjak.

Nathania lakukan itu, agar Andy juga bisa mendukung kariernya. Oleh sebab itu, kalau Andy lupa atau lalai menepati janji karena terlalu sibuk, dia terima dengan tingkat pengertian yang dimiliki, walau setipis tissu.

Apa lagi jika Andy sudah menatap matanya dan mengatakan. 'Yank, aku bekerja keras sekarang untuk masa depan kita.' 'Maafin, ya, yank.' 'Thanks, yank, udah ngerti aku.' Dan banyak lagi kalimat manis yang diucapkan untuk meluluhkan hatinya. Dan itu ampuh setiap kali Andy membatalkan janji atau menunda waktu untuk bertemu.

Dia berusaha mengerti dan terima, walau kadang hati kecilnya curiga dan bertanya tentang alasan pembatalan atau penundaan waktu yang kadang menyentil hati.

Nathania menarik nafas panjang untuk melonggarkan rongga dada dan menenangkan hati yang mulai bergelut dengan pikiran negatif.

Ketika melihat berkas di atas meja, dia teringat pada Amelia. 'Mengapa aku kecewa dan bersedih untuk sesuatu yang ngga bisa dimengerti? Semangat Thania... Nikmati hasil kerja kerasmu.' Nathania membatin dan menyemangati dirinya.

Rasa kecewa, pegal dan penatnya berangsur surut. Dia berdiri dan berjalan mendekati Amelia yang serius bekerja, menginventaris barang-barang milik perusahaan.

"Amel, kita ke Ampas untuk makan ramen, yuuukkk..." Nathania mengajak dengan nada suara yang dibuat riang.

Sontak Amelia berbalik melihatnya. Nathania mengangkat dua jari sebagai tanda peace sambil tersenyum manis memperlihatkan lesung pipit sebelah miliknya.

"Kau ngga jadi lunch sama Ayankmu?" Amelia bertanya dengan wajah heran. Walau dia senang bisa makan ramen dengan Nathania, tapi ada yang mengganggu pikirannya.

...~_~...

...~▪︎○♡○~▪︎~...

Terpopuler

Comments

🍁Hermina💃🅱🆁🅰🅼❣️

🍁Hermina💃🅱🆁🅰🅼❣️

asyek ada karya baru. semangat thor. colek Kak Yuli @⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱 🙊🙈

2025-09-01

14

Purnama Pasedu

Purnama Pasedu

ketahuannya di tempat ramen ya

2025-09-01

8

🍁🧡⃟ᴍᴜᷟғᷰᴀᷟɴᷴᴅʏ𝓐𝔂⃝❥❣️

🍁🧡⃟ᴍᴜᷟғᷰᴀᷟɴᷴᴅʏ𝓐𝔂⃝❥❣️

wah anak muda skrng emang harus rajin kerja biar masa depan terjamin, mslah percintaan gampang nathalia ❣️

2025-09-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. KHM
2 Bab 02. KHM
3 Bab 03. KHM
4 Bab 04. KHM
5 Bab 05. KHM
6 Bab 06. KHM
7 Bab 07. KHM
8 Bab 08. KHM
9 Bab 09. KHM
10 Bab 10. KHM
11 Bab 11. KHM
12 Bab 12. KHM
13 Bab 13. KHM
14 Bab 14. KHM
15 Bab 15. KHM
16 Bab 16. KHM
17 Bab 17. KHM
18 Bab 18. KHM
19 Bab 19. KHM
20 Bab 20. KHM
21 Bab 21. KHM
22 Bab 22. KHM
23 Bab 23. KHM
24 Bab 24. KHM
25 Bab 25. KHM
26 Bab 26. KHM
27 Bab 27. KHM
28 Bab 28. KHM
29 Bab 29. KHM
30 Bab 30. KHM
31 Bab 31. KHM
32 Bab 32. KHM
33 Bab 33. KHM
34 Bab 34. KHM
35 Bab 35. KHM
36 Bab 36. KHM
37 Bab 37. KHM
38 Bab 38. KHM
39 Bab 39. KHM
40 Bab 40. KHM
41 Bab 41. KHM
42 Bab 42. KHM
43 Bab 43. KHM
44 Bab 44. KHM
45 Bab 45. KHM
46 Bab 46. KHM
47 Bab 47. KHM
48 Bab 48. KHM
49 Bab 49. KHM
50 Bab 50. KHM
51 Bab 51. KHM
52 Bab 52. KHM
53 Bab 53. KHM
54 Bab 54. KHM
55 Bab 55. KHM
56 Bab 56. KHM
57 Bab 57. KHM
58 Bab 58. KHM
59 Bab 59. KHM
60 Bab 60. KHM
61 Bab 61. KM
62 Bab 62. KHM
63 Bab 63. KHM
64 Bab 64. KHM
65 Bab 65. KHM
66 Bab 66. KHM
67 Bab 67. KHM
68 Bab 68. KHM
69 Bab 69. KHM
70 Bab 70. KHM
71 Bab 71. KHM
72 Bab 72. KHM
73 Bab 73. KHM
74 Bab 74. KHM
75 Bab 75. KHM
76 Bab 76. KHM
77 Bab 77. KHM
78 Bab 78. KHM
79 Bab 79. KHM
80 Bab 80. KHM
81 Bab 81. KHM
82 Bab 82. KHM
83 Bab 83. KHM
84 Bab 84. KHM
85 Bab 85. KHM
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 01. KHM
2
Bab 02. KHM
3
Bab 03. KHM
4
Bab 04. KHM
5
Bab 05. KHM
6
Bab 06. KHM
7
Bab 07. KHM
8
Bab 08. KHM
9
Bab 09. KHM
10
Bab 10. KHM
11
Bab 11. KHM
12
Bab 12. KHM
13
Bab 13. KHM
14
Bab 14. KHM
15
Bab 15. KHM
16
Bab 16. KHM
17
Bab 17. KHM
18
Bab 18. KHM
19
Bab 19. KHM
20
Bab 20. KHM
21
Bab 21. KHM
22
Bab 22. KHM
23
Bab 23. KHM
24
Bab 24. KHM
25
Bab 25. KHM
26
Bab 26. KHM
27
Bab 27. KHM
28
Bab 28. KHM
29
Bab 29. KHM
30
Bab 30. KHM
31
Bab 31. KHM
32
Bab 32. KHM
33
Bab 33. KHM
34
Bab 34. KHM
35
Bab 35. KHM
36
Bab 36. KHM
37
Bab 37. KHM
38
Bab 38. KHM
39
Bab 39. KHM
40
Bab 40. KHM
41
Bab 41. KHM
42
Bab 42. KHM
43
Bab 43. KHM
44
Bab 44. KHM
45
Bab 45. KHM
46
Bab 46. KHM
47
Bab 47. KHM
48
Bab 48. KHM
49
Bab 49. KHM
50
Bab 50. KHM
51
Bab 51. KHM
52
Bab 52. KHM
53
Bab 53. KHM
54
Bab 54. KHM
55
Bab 55. KHM
56
Bab 56. KHM
57
Bab 57. KHM
58
Bab 58. KHM
59
Bab 59. KHM
60
Bab 60. KHM
61
Bab 61. KM
62
Bab 62. KHM
63
Bab 63. KHM
64
Bab 64. KHM
65
Bab 65. KHM
66
Bab 66. KHM
67
Bab 67. KHM
68
Bab 68. KHM
69
Bab 69. KHM
70
Bab 70. KHM
71
Bab 71. KHM
72
Bab 72. KHM
73
Bab 73. KHM
74
Bab 74. KHM
75
Bab 75. KHM
76
Bab 76. KHM
77
Bab 77. KHM
78
Bab 78. KHM
79
Bab 79. KHM
80
Bab 80. KHM
81
Bab 81. KHM
82
Bab 82. KHM
83
Bab 83. KHM
84
Bab 84. KHM
85
Bab 85. KHM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!