NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31

"Jadi kakak ipar." Tino meralat ucapan nya setelah mendapatkan tatapan tajam dari Ryszard.

"Euh, maksud ku istrimu ini sepertinya sedang berbadan dua."

"Alhamdulillah..." Ucap bi Lastri refleks. "Selamat ya tuan." ucap nya seraya menyalami Ryszard dan Nea.

Ryszard yang semakin kebingungan pun kembali bertanya kepada Tino. "Maksudmu apa? Istri ku masih satu, apa kau buta?" Ucap Ryszard dengan suara meninggi. Sedangkan Nea yang paham akan ucapan Tino barusan mematung, ia tak tahu harus senang atau sedih. Karena hamil di usia muda seperti ini jelas bukan termasuk dalam daftar masa depan nya, ia masih memiliki dua adik yang belum tamat sekolah tapi ia juga lupa jika suaminya ini sudah mencintainya dan akan memberikan semua yang ia butuhkan dan mungkin untuk keluarganya juga.

Berbeda dengan Tino yang geram dengan teman nya ini, karena terlalu bodoh untuk memahami perkataan nya tapi ia harus banyak-banyak bersabar.

"Bangsat..." umpat Tino pelan sambil mengelus dada nya sabar.

"ISTRIMU HAMIL BODOH!" Teriak Tino yang sudah kehabisan stok kesabaran.

"Kau!" Hampir saja Ryszard melayangkan bogemnya kepada Tino karena mengatasinya bodoh, namun terhenti di udara saat ia mencerna perkataan tino.

"Apa kau bilang?"

"Ya. Istrimu. Hamil!" Ucap Tino dengan menekan kata per kata.

"A apa?" Suara Ryszard yang tadinya meninggi tiba-tiba menjadi sangat pelan dan bergetar.

Ryszard yang merasa bahagia pun langsung memeluk tubuh Nea dan menghujani kecupan di setiap inci wajah nya, dari mulai kening, kedua matanya, pipi kanan, pipi kiri, hidung,bibir dan dagunya. Bi Lastri dan Tino yang peka terhadap suasana pun diam-diam pergi dari sana meninggalkan mereka berdua.

Nea yang mendapatkan perilaku seperti itu hanya diam mematung karena ia tidak tahu harus senang ataupun sedih, semua terasa mimpi baginya. Ia memang mencintai suami nya ini tapi untuk hamil saat ini rasanya ia masih belum siap, apalagi di kondisi pernikahan nya yang masih belum mendapatkan restu dari ibu mertuanya, dan jangan di lupakan juga kalau keluarga Nea masih belum mengetahui sama sekali tentang pernikahan nya ini. Entah bagaimana nanti reaksi ibu dan adik nya jika tahu Nea sekarang tengah mengandung, pasti mereka akan berpikir yang tidak-tidak tentang nya.

Ryszard merasa tidak mendapatkan respon sama sekali pun, melepaskan pelukan nya dan menatap wajah istrinya yang tanpa ia sadari meneteskan air mata, ia tak tahu gadis di hadapan nya itu sedang senang atau sedih dari raut wajah nya saat ini sangat sulit untuk ditebak.

"Apa kau tidak senang dia akan hadir?" Nea tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ryszard barusan, ia hanya diam seribu bahasa dengan berderai air mata.

Ryszard yang mengerti kondisi Nea saat ini pun langsung merengkuh tubuh mungil Nea dalam dekapan nya, ia menanggalkan kan Nea di dadanya dan dibiarkan menangis sampai ia puas.

"Sttss.. tenang lah." Suara Ryszard begitu lebut hingga berhasil menenang kan Nea yang menangis sesegukan di dada nya.

Setelah dirasa Nea cukup tenang, ia kembali bertanya. "Kenapa kau menangis? Apa kau tidak suka dengan kehadiran nya?" Tanya Ryszard dengan sangat berhati hati.

"Aku tidak tau... hiks..." jawab Nea yang masih menangis.

"Maafkan saya."

Mendengar ucapan Ryszard Nea pun yang tadinya berada di dada Ryszard sekarang menjauh dan menatap Ryszard dalam.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Nea.

"Ini semua karena saya jika-" perkataan Ryszard terhenti saat jari telunjuk Nea mendarat di bibirnya.

"Kamu nggak perlu minta maaf ini semua bukan salah mas, itu sudah menjadi hak mu. Tapi disini-" Nea menjeda ucapan nya dan menghela napasnya. "Sepertinya bukan waktu yang tepat jika dia hadir sekarang." ucap Nea sambil mengelus perut nya yang masih rata, ia masih tidak percaya jika di perut nya ini ada kehidupan lain selain dirinya.

"Jangan salah paham dulu. Aku akui aku egois, karena hamil diusia muda seperti ini memang bukan masuk dalam rencanaku, tapi tuhan sudah menitipkan dia kepada kita. Dan mau tidak mau kita harus menjaga dan menyayanginya tangan baik, tapi yang aku pikirkan saat ini adalah-"

"Apa yang mengganggu pikiran mu? Jika kau menerima dia kenapa kau menangis? Apa kau takut melahirkan? Tenang saja aku akan mencari dokter terbaik agar kau tidak merasakan sakit sedikit pun saat nanti kau melahirkan." Sela Ryszard.

Bugh!

Nea memukul dada Ryszard pelan.

"Bukan itu."

"Lalu?"

"Mama. Mama kamu masih belum merestui hubungan kita." yah, Nea sangat mencemaskan hal ini. Ia takut jika nanti mama Ryszard tidak akan suka dengan kehadiran cucunya karena sangat membenci Nea. "Dan keluargaku. Mereka belum mengetahui pernikahan kita." seketika air mata Nea turun lagi dan membasahi pipi nya.

Ryszard kembali merengkuh tubuh Nea "Kau tidak perlu memikirkan mama. Aku yang akan mengurusnya, jika perlu kita akan pindah dari sini jika mama belum bisa menerima mu. Untuk keluargamu, secepatnya kita akan menemui mereka dan berbicara mengenai kita".

"Aku janji akan memperbaiki semua ini, aku tahu jika pernikahan kita tidak dimulai dengan baik. Tapi aku akan mencoba membuat semua menjadi baik-baik saja" ucapnya memeluk hangat tubuh istrinya dan sesekalimengecup pucuk kepalanya.

"Kau percaya padaku kan?"

Anggukan adalah jawaban dari Nea atas pertanyaan Ryszard barusan.

******

Ditempat lain.

"Huwaww bagus bagett

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huwaww bagus bagett..." pekik Sania takjub saat mulai memasuki area dalam pesawat pribadi.

"Dasar norak!" cibir Emrik.

"Bodo amat." ujar Sania tak peduli dengan cibiran Emrik, ia malah terus berjalan dan meninggalkan Emrik. Rasa ingin tahu tentang pesawat ini sangat lah besar, jadi sebelum lepas landas Sania ingin mengetahui seluk beluk pesawat ini.

"Wow ada kamar nya juga!" pekik nya saat menjumpai ruangan khusus untuk tidur.

"Wow ada kamar nya juga!" pekik nya saat menjumpai ruangan khusus untuk tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sania langsung melompat kegirangan ke kasur itu. "Hum.. empuk nya."

"Dasar monkey!" cibir Emrik tiba-tiba yang datang menyusul ny" ucap Sania tak terima dikatakan monyet.

"Itu kenyataan. Lihatlah, kelakuan mu sama seperti monyet liar."

Bugh!

Sania melemparkan bantal ke wajah Emrik.

"Sembarang kalau ngomong."

"Sungguh menyesal tadi mengajakmu ikut dengan ku."

Yah! Emrik sangat-sangat menyesal tadi menyetujui saran Ryszard untuk mengajak Sania ke kampung halaman nya, yang berada di Thailand. Emrik mendadak pulang kampung karena ia baru mendapatkan kabar bahwa ibu nya sakit. Dan karena keadaan genting ini ia menggunakan jet pribadi milik Ryszard untuk transportasinya kesana.

Flasback on

"Aku mau ijin untuk pulang ke negara ku sekarang." ucap Emrik.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu yang belum selesai?"

"Tenang saja tadi sebagian sudah ku kerjakan dan sebagian nya lagi akan ku bawa kesana."

"Ada masalah apa sehingga kau tiba-tiba mau kembali ke negara asalmu?" Tanya Ryszard yang heran dengan keputusan Emrik untuk pulang ke negaranya semudah ini, padahal bertahun-tahun ia tidak pernah mau pulang ke negaranya dengan alasan sibuk.

"Ibu ku tiba-tiba masuk rumah sakit." Jelasnya.

"Aku turut prihatin dengan keadaan ibu mu, semoga beliau cepat sembuh."

"Thanks."

"Oh ya. Jika kau buru-buru bawalah jet pribadi ku."

"Sekali lagi terima kasih, aku pergi dulu."

Saat Emrik keluar dan hendak menutup pintu, Ryszard memanggilnya lagi.

"Tunggu!"

Emrik berbalik mendengar itu, "Ada apa?" Tanyanya.

"Aku memiliki saran untukmu."

"Apa itu?"

"Bawalah gadis itu ikut dengan mu."

"Hah? Siapa maksudmu."

"Gadis cleaning service itu."

"What? Gadis liar itu?" Emrik menggelengkan kepalanya. "Tidak-tidak dia pasti akan menyusahkan ku disana".

"Tunggu dulu. Lihat sisi positifnya, aku tahu ibu mu sakit karena memikirkan mu yang tak kunjung menikah, dan jika kau membawa nya ikut dengan mu kau bisa bilang kepada ibu mu jika dia kekasihmu."

Emrik memang sempat bercerita kepada Ryszard tentang ibunya yang selalu menyuruhnya agar cepat menikah, dan alasan itu juga yang membuat Emrik enggan kembali pulang ke negara asalnya.

Flasback off

"Maaf pak Emrik pesawat akan segera lepas landas, saya persilahkan ada untuk menuju kokpit kemudi." ucap pramugari cantik yang tiba-tiba datang.

Emrik mengangguk. "Yah saya akan segera kesana."

"Hei mau kemana?" Tanya Sania kepada Emrik yang akan meninggalkan nya.

"Aku mau ke kokpit."

"Apa itu?" Tanya sania yang tak mengerti.

"ruang kemudi."

"Mau apa?"

"Apa masih perlu ku jelaskan? Ya mau mengemudikan pesawat ini lah." jawab Emrik dengan malas.

"Jangan bercanda ya pak".

"Aku nggak mau mati muda."

"Siapa yang mau membawa mu keneraka secepat ini? Aku hanya mau mengemudikan pesawat ini".

Sania menggeleng. "Tidak-tidak aku tidak percaya kalau kamu bisa mengemudikan pesawat ini"

"Terserah mu mau percaya atau tidak."

Sebelum baca jangan lupa 🎯 "Target kita: banyak like, view, dan komentar kece dari kamu! 😉"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!