NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ratu Mandul

Transmigrasi Ratu Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Obsesi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Mengubah sejarah / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rica Ricu

Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanda lahir

"Eric dan yang mulia raja banyak memiliki kesamaan ketika mereka masih bayi, aku sampai kesulitan untuk membedakannya" Kekeh nenek ros.

Anya menatap Eric dengan senyumannya, ketika dewasa pun Eric dan alaric masih terlihat memiliki kemiripan.

"Mereka sama sama gemuk dan Lucu yang mulia ratu" Tambah nenek ros.

"Begitu ya nenek, nenek pasti sangat kesulitan mengenalinya" Canda Anya.

"Benar , tapi yang ku ingat yang mulia raja memiliki tanda lahir di belakang telinganya" Ungkap nenek ros.

"Sudahlah nenek, apa yang menarik dari cerita masalalu" Canda Eric.

"Tak masalah pangeran ,aku suka mendengarnya" Kata Anya.

Ketiganya tertawa kecil dengan obrolan mereka kali ini, hingga saat Eric tak sengaja menoleh Anya menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya, Anya mendekati Eric yang masih ditempatnya.

"Kenapa yang mulia ratu?"

"Pangeran juga memiliki tandanya"

"Tanda apa yang mulia?" Tanya nenek ros.

"Tanda lahir dibelakang telinga"

Wanita tua itu tampak mencerna sesuatu, seingatnya yang memiliki tanda lahir adalah Alaric putra ratu Sofya, ia tak ingat Eric juga memiliknya.

"Aku tidak ingat Eric memiliki tandanya" Kekeh nenek ros.

"Apa mungkin mereka bayi yang tertukar?" Celetuk Anya.

Ucapan Anya hanyalah sekedar ucapan yang tak mengandung maksud apapun, walaupun begitu Anya tak bercanda ketika mengatakannya, namun respon nenek ros dan juga Eric tampak sangat santai, kedua orang itu tertawa riang seolah apa yang di ucapkan Anya adalah lelucon.

"Kau lucu sekali yang mulia" Eric tertawa kecil.

Anya menggaruk pelipisnya yang tak gatal dan tersenyum canggung untuk menanggapinya.

Saat Eric dan nenek ros berhenti tertawa suasana berubah menjadi hening kemudian

"Kalau aku tertukar dengan Alaric itu berati aku adalah rajanya, bukankah seharusnya kau menjadi istriku?" Canda Eric.

Anya tersenyum malu dengan ucapan Eric , benar juga katanya, namun berbeda dengan nenek ros, wanita tua itu menatap Eric Lamat seperti tengah memperhatikan sesuatu.

Menurut nenek ros Eric memang lebih memiliki kesamaan dengan ratu Sofya dibanding dengan amber keponakannya, ada sedikit rasa takut mengingat hal ini, bagaimana jika apa yang di katakan Anya ada benarnya? Dan jika semua ini benar nenek ros meyakini ini adalah ulah keponakannya, amber.

"Amber adalah keponakanku yang mulia" Ucap nenek ros tiba tiba.

"Ahh jadi ibu suri amber adalah keponakan nenek ya? Kalau begitu pangeran Eric adalah cucumu?" Tanya Anya.

"Ya begitulah, aku bangga cucuku ini jadi seorang pangeran kerajaan" Ucap nenek ros menatap Eric.

"Ibu suri sangat baik, tapi dia selalu bersikap lebih baik ke Alaric di banding pangeran Eric, itu pasti menyebalkan, benar kan pangeran?"

Eric tersenyum getir dengan pengakuan Anya, hatinya berdenyut ngilu mengingat perlakuan kurang menyenangkan sang ibu.

"Aku sudah terbiasa yang mulia, aku tak masalah"

"Amber? Apa yang dia lakukan Eric?" Tanya nenek ros khawatir, Eric memang tak pernah mengeluhkan perlakuan ibunya pada siapapun, pastilah neneknya merasa heran dan kaget.

"Nenek aku tak apa, ibu hanya menghormati Alaric sebagai seorang raja" Katanya.

"Dia anak yang hebat nek" Puji Anya.

"Terimakasih yang mulia"

Nenek ros mencoba mengangguk mengerti, walau sebenarnya hatinya ingin bertanya lebih, mungkin lain hari ia harus berbicara pada keponakannya itu.

"Kita harus segera kembali yang mulia" Kata Eric.

"Oh baiklah, Eumm nenek ros terimakasih banyak telah memeriksaku, dan ini untukmu" Anya mengulurkan sekantung koin.

"Terimakasih yang mulia" Nenek Ros mengambilnya dengan sopan.

"Baiklah, ayo pangeran!"

Keduanya berjalan keluar rumah setelah berpamitan meninggalkan wanita tua itu dengan rasa bimbang dan ketakutan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Eric dan Anya berjalan beriringan dengan Mia Levi dan juga josh yang juga berada di belakang mereka, tak terasa waktu berlalu begitu cepat hingga mereka memutuskan kembali ke istana sore ini.

"Boleh aku bertanya sesuatu pangeran?"

"Silahkan yang mulia"

"Seperti apa hubunganmu dengan yang mulia raja?"

Eric tampak tersenyum tipis mendengar pertanyaan Anya.

"Tentang itu seharusnya kaulah yang paling tau jawabannya, kami tidak akur dan sering bertengkar karenamu dulu" Ungkap eric.

"Aku?"

Eric mengangguk mengiyakan.

"Kami tidak akur dan pernah saling melukai satu sama lain, hingga ibuku sangat marah dan memintaku untuk menghormati Alaric sebagai penerus raja, aku mengalah dan aku melakukan sesuai kemauan ibuku, aku menghormatinya dan sejak saat itulah aku mengorbankan perasaanku" Kata Eric.

"Ooh begitu, apa kau membencinya?"

"Alaric?" Tanya Eric memastikan.

"Ya, mungkin kau membencinya sekarang"

"Ya kau benar, aku membencinya" Kekeh Eric.

"Tak masalah, lagipula menjadi raja pasti sangat merepotkan pangeran, lihatlah dia selalu keluar masuk istana tanpa henti" Canda Anya.

"Aku tidak membencinya karena dia yang jadi raja"

"Lalu?"

"Aku membencinya karena dia berhasil memilikimu Anya" Ucap Eric dalam hati.

"Aku membencinya karena ibuku sangat suka padanya" Eric tertawa kecil ketika mengatakannya, Anya menangkap itu hanya sebagai candaan semata.

"Kau benar, para ibu selalu menghormati orang yang berkuasa" Balas Anya.

"Kurasa begitu yang mulia"

Sore ini perjalanan kembali ke istana di isi dengan berbagai macam obrolan, dan dari sini juga Anya semakin memahami karakter Eric yang menurutnya baik dan penyabar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Dimana istriku?" Alaric menatap nyalang penjaga istana.

"M-maafkan kami yang mulia, k-kami tidak tahu" Dua orang pria berujar ketakutan sembari berlutut di hadapan sang raja.

Alaric menggeram marah dan memegang senjata pedangnya erat erat, kemana Anya Pergi? dengan siapa ia pergi? bahkan kedua pelayannya pun tak ada di dalam istana.

"Yang mulia raja?" Sebuah panggilan lembut Alaric dapatkan, pria itu menoleh pada si pemanggil.

"Viviene?"

"Ya ini aku, apa kau sedang marah?" Tanya Viviene.

"Anya menghilang" Ungkapnya, nada rendah yang terkesan frustasi Alaric suarakan.

Didepan sana Viviene tampak menahan kesal melihat bagaimana Alaric sangat mengkhawatirkan Anya.

"Yang mulia ratu pergi dengan pangeran eric" Ungkapnya.

"Apa?!" Kaget Alaric.

"Mereka pergi melalui pintu belakang karena itulah penjaga tak tahu" Kata Viviene.

Alaric tampak menggeram semakin marah dan kesal, Anya pergi tanpa meminta izin padanya, apalagi Eric lah yang membawanya.

"Yang mulia maaf aku tidak bermaksud membuat kau khawatir atau marah pada ratu, tapi aku merasa sangat sedih melihat kau terlihat sangat stress" Sesal Viviene.

"Ini bukan salahmu, justru aku berterimakasih kau mau bicara Viviene"

"Tentu yang mulia, aku akan selalu jujur padamu, bukankah itu yang seharusnya seorang istri lakukan?"

"Kau benar"

Alaric mencoba berfikir keras untuk memberikan Anya rasa jera, wanita itu semakin menantangnya dari hari ke hari, kenapa Anya tak memiliki rasa takut lagi padanya.

Viviene yang melihat raut wajah Alaric yang tampak sedang marah tersenyum menyeringai, puas rasanya berhasil menimbulkan persitegangan antara Alaric dan Anya.

1
youmeeand
Plot twist
Forta Wahyuni
diberi kesempatan kedua koq makin bodoh n alur cerita sep apa ini. hidup lg hnya makin bodoh dan tolol..
iqbal nasution
oke
youmeeand: Terimakasih atas kunjungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!